Hasil MGMP TIK SMP KLU tahun 2012
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN
PENDEKATAN INDIVIDUAL MATA PELAJARAN TIK PADA SISWA
KELAS IX-D DI SMPN 2 TANJUNG SEMESTER GANJIL TAHUN
PELAJARAN 2012/2013
ABSTRAK
Penelitian
ini dilatarbelakangi oleh kurangnya minat belajar siswa pada saat menerima
materi dari guru di dalam kelas yang dapat dilihat dari: tidak memperhatikan,
sering keluar masuk ruangan kelas, tidak aktif bertanya baik pada teman
sebangku ataupun kepada guru. Rumusan
masalah dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: “Dapatkah pendekatan secara
individual kepada siswa bisa meningkatkan minat belajar siswa di dalam kelas?”
Adapun tujuan kegiatan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode
pendekatan secara individual bisa meningkatkan minat belajar siswa Kelas IX D
SMPN 2 Tanjung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013.
Hasil
pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam 2 siklus disimpulkan sebagai berikut:
1) Selama PTK penerapan metode pendekatan secara individual
telah dikelola dengan baik; 2) Kegiatan pembelajaran dengan metode pendekatan
secara individual yang dikelola dengan baik ternyata cukup efektif terhadap
peningkatan minat belajar siswa ; 3) Media pembelajaran dengan menggunakan LCD
Proyektor yang divariasikan dengan tanya jawab secara langsung guru dengan
siswa ternyata cukup efektif untuk menyampaikan materi; 4) Hipotesis
yang menyatakan bahwa “dengan pendekatan secara individual dapat meningkatkan
minat belajar siswa” dapat diterima.
Kata
Kunci : Pendekatan Secara Individual, Minat Belajar, Siswa
Guru merupakan motor penggerak
dalam pendidikan sehingga dalam penyampaian materi diharapkan guru dapat
memberikan materi dengan baik, ringkas dan padat, terutama dalam penyampaian
materi siswa nantinya dapat menyimak dan menerima materi dengan gembira
sehingga daya serap siswa lebih tinggi dan diharapkan dapat menaikkan nilai
siswa itu sendiri.
Tugas seorang guru dalam
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa tidaklah mudah. Guru harus memiliki
berbagai kemampuan yang dapat menunjang tugasnya agar tujuan pendidikan dapat
dicapai. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam
meningkatkan kompetensi profesinya ialah kemampuan mengembangkan model
pembelajaran.
Dalam mengembangkan model
pembelajaran seorang guru harus dapat menyesuaikan antara model yang dipilihnya
dengan kondisi siswa, materi pelajaran, dan sarana yang ada. Oleh karena itu,
guru harus menguasai beberapa jenis model pembelajaran agar proses belajar
mengajar berjalan lancar dan tujuan yang ingin dicapai dapat
terwujud.
Sebagai pengatur sekaligus
pelaku dalam proses belajar mengajar, guru harus mengarahkan bagaimana proses
belajar mengajar itu dilaksanakan. Karenanya guru harus dapat membuat suatu
pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang
akan disampaikan bisa membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk
mempelajari bahan pelajaran tersebut.
Kendala utama dalam penyampaian
materi adalah siswa terkadang tidak memperhatikan saat guru menjelaskan dan
menyampaikan materi yang dibahas.
Dengan pendekatan secara
individual kepada siswa pada saat proses belajar mengajar diharapkan motivasi
siswa dalam mengikuti pembelajaran lebih tinggi dan lebih fokus dalam belajar
dan menyimak materi yang disampaikan oleh guru
Dari uraian di atas dapat
dirumuskan permasalahan “Dapatkah pendekatan secara individual kepada siswa
bisa meningkatkan minat belajar siswa di dalam kelas?”
Sesuai dengan permasalahan di
atas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pendekatan
secara individual bisa meningkatkan minat belajar siswa Kelas IX D SMPN 2
Tanjung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013.
Penelitian dilakukan pada kelas
IX MTS Tarbiyatul Islam NW Kopang pada semester ganjil Tahun Pelajaran
2012/2013 mata pelajaran TIK dengan Kompetensi Dasar Mengenal Jaringan
Komputer.
A.
Kajian Pustaka
Pengertian Minat Belajar
Minat belajar terdiri dari dua kata yakni minat dan belajar,
dua kata ini beda arti. Definisi dari minat dan belajar, sebagai berikut : [1]
a.
Minat menurut kamus besar bahasa
Indonesia adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap suatu gairah
keinginan.
b.
Minat menurut Mahfudz Shalahuddin
adalah perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan.
c.
Minat menurut Crow dan Crow, minat atau
interest bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita cenderung atau
merasa tertarik pada orang, benda dan kegiatan.
d.
Minat adalah kecenderungan yang tetap
untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati
seseorang akan diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.
e.
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan
rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Berdasarkan beberapa definisi di
atas, bisa disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan jiwa pada diri
seseorang yang biasanya disertai dengan perasaan senang.
Menurut Berhard
"minat" timbul atau muncul tidaksecara tiba-tiba, melainkan timbul
akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja,
dengan kata lain, minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan penyebab
partisipasi dalam kegiatan.
Pengertian
belajar adalah sebagai berikut :
a.
Belajar menurut Ernest R Hicgard adalah
proses pembuatan yang dengan sengaja bisa menimbulkan perubahan, yang
keadaannya berbeda dari perubahanyang ditumbulkan sebelumnya.
b.
Menurut Gagne, belajar merupakan
perubahan yang diperlihatkan dalam bentuk tingkah laku, yang keadaannya berbeda
dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan
tindakan yang sempurna itu.
c.
Menurut para ahli psikologi, belajar
merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup.
d.
Menurut Sardiman, belajar merupakan
usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan
menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.
Dari definisi-definisi di atas,
dapat disimpulankan bahwa belajar itu menimbulkan suatu perubahan tingkah laku
yang relatif tetap dan perubahan itu dilakukan lewat kegiatan, atau usaha yang
disengaja.
Disimpulkan bahwa yang dimaksud
dari minat belajar adalah aspek psikologi seseorang yang menampakkan diri dalam
beberapa gejala, seperti : gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakukan
proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari
pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain, minat belajar itu adalah
perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap belajar yang
ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar.
Minat muncul karena adanya
pengaruh dari luar, maka minat seseorang bisa saja berubah karena adanya
pengaruh dari luar, seperti : lingkungan, orang tuanya, dan bisa saja gurunya.
Minat yang timbul karena adanya pengaruh dari guru di dapat dengan menggunakan
variasi gaya mengajar.
Salah satu bentuk dari minat
siswa terhadap materi saat proses belajar mengajar berlangsung siswa selalu
aktif dalam bertanya dan pertanyaan tersebut sesuai dengan materi yang
diajarkan itu bertanda bahwa siswa tersebut memiliki minat yang besar terhadap
pelajaran tersebut.
Dengan adanya indikator di atas,
seorang guru bisa mengetahui, apakah siswa yang diajarnya itu berminat untuk
mempelajari suatu pelajarannya dalam artian belajar atau tidak berminat untuk
belajar, jika siswa tidak berminat maka gurunya hendaknya memberi motivasi atau
membangkitkan minat siswa tersebut, diantaranya dengan menggunakan variasi gaya
mengajar.
Pendekatan Pembelajaran Individual
Dalam kegiatan belajar mengajar
baik di sekolah sangat diperlukannya interaksi antara guru dan murid yang
memiliki tujuan. Agar tujuan ini dapat tercapai sesuai maka sangatlah perlu
terjadi interaksi positif yang terjadi antara guru dan murid yang menyenangkan
dan tidak membosankan serta siswa merasa lebih bersahabat dengan guru yang
mengajar.
Pendekatan pembelajaran dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan,
dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Pendekatan individual merupakan
pendekatan langsung dilakukan guru terhadap anak didiknya untuk memecahkan
kasus anak didiknya tersebut. Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat
penting bagi kepentingan pengajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan
pendekatan individual ini. Pemilihan metode tidak bisa begitu saja mengabaikan
kegunaan pendekatan individual, sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya
selalu saja melakukan pendekatan individual terhadap anak didik di kelas.
Persoalan kesulitan belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan
pendekatan individual, walaupun suatu saat pendekatan kelompok diperlukan.
Pengertian TIK
Terdapat
banyak pengertian mengenai TIK atau Teknologi informasi dan komunikasi,
diantaranya dipaparkan sebagai berikut :
1.
Menurut Eric Deeson, Harper
Collins Publishers, Dictionary of Information Technology, Glasgow,UK,1991
“Information
Technology (IT) the handling of information by electric and electronic (and
microelectronic) means.”Here handling includes transfer. Processing, storage
and access, IT special concern being the use of hardware and software for these
tasks for the benefit of individual people and society as a whole”
Dari penjelasan di
atas dapat diartikan bahwa teknologi informasi adalah kebutuhan manusia didalam
mengambil dan memindahkan, mengolah dan memproses informasi dalam konteks
sosial yang menguntungkan diri sendiri dan masyarakat secara keseluruhan.
2.
Menurut Puskur Diknas
Indonesia, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup
dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi.
a.
Teknologi Informasi adalah
meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat
bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.
b.
Teknologi Komunikasi adalah
segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan
mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.
Dari penjelasan
diatas dapat disimpulkan bahwa Teknologi Informasi dan Teknologi
Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung
pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan
pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar
media
3.
Menurut Susanto (2002)
informasi merupakan hasil dari pengolahan data namun tidak semua hasil dari
pengolahan tersebut dapat menjadi informasi.
Jadi
pengertian TIK adalah sebuah media atau alat bantu yang digunakan untuk
transfer data baik itu untuk memperoleh suatu data / informasi maupun
memberikan informasi kepada orang lain serta dapat digunakan untuk alat
berkomunikasi baik satu arah ataupun dua arah.
Sebagai
salah satu mata pelajaran di MTs dan SMP, mata pelajaran TIK memiliki peranan
penting guna meningkatkan keterampilan siswa dalam bidang teknologi terutama
dalam memahami dan meningkatkan kemampuan siswa dalam penguasaan bidang
teknologi komputer sebagai alat komunikasi dan informasi.
Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, mengatakan bahwa perkembangan
teknologi saat ini sangat pesat. Untuk itu, mulai jenjang SMP, Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) akan dijadikan sarana pembelajaran pada semua
mata pelajaran. “Jadi TIK menjadi media semua mata pelajaran untuk jenjang SMP
ini sehingga anak-anak juga bisa mengenal teknologi dengan baik,” kata Nuh saat
jumpa pers di Kantor Kemdikbud, Jakarta, Selasa (13/11/2012). Mencermati
penjelasan Mendiknas di atas, maka peran TIK menjadi sangat strategis dan
dominan dalam proses pembelajaran, karena TIK menjadi media semua mata
pelajaran.
Menurut Yaumil Achir, dalam Reni Akbar-Hawadi (2001 : 39), menguraikan
bahwa fokus perkembangan anak pada usia 5-7 tahun ada pada dunia akademis dan
intelektual. Untuk periode ini, yang menonjol adalah banyaknya kata-kata,
gagasan-gagasan, konsep-konsep yang merupakan representasi dari hal-hal yang
telah dialami dan disimpan secara mental, baik melalui pengalaman atau yang
diterima secara tidak langsung.
Menurut Syaiful bahri Djamarah (2005:51), anak didik adalah setiap
orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau kelompok orang yang
menjalankan kegiatan pendidikan.
Menurut Sutari Imam Barnadib, dkk (dalam Syaiful bahri Djamarah,
(2005:52), bahwa anak didik mempunyai karakteristik tertentu, yakni :
1.
Belum mempunyai pribadi dewasa susila sehingga
masih menjadi tanggung jawab pendidik (guru).
2.
Masih menyempurnakan aspek tertentu dari
kedewasaannya.
3.
Memiliki sifat-sifat dasar manusia yang sedang
berkembang secara terpadu yaitu kebutuhan biologis, rohani, sosial,
intelegensi, emosi, kemampuan berbicara, anggota tubuh untuk bekerja, latar
belakang sosial, latar belakang biologis serta perbedaan individual.
METODELOGI
PENELITIAN
Setting penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
berikut:
1) Lokasi Penelitian : SMPN 2 TANJUNG
2) Subyek Penelitian (sample) : Siswa Kelas IX D
3) Materi Pelajaran : Teknologi Informasi dan Komunikasi
4) Media yang digunakan
a.
Lembar
observasi siswa dan guru model
b.
Lembar
kuisioner
c.
LCD
proyektor
5) Semester/Tahun
Pelajaran
: 2012/2013 Semester Ganjil
6) Jadwal/waktu
kegiatan
: Terlampir
Jenis
Data : Kwantitatif, yang dimaksud
dengan data kwantitatif adalah : data dikumpulkan
dari hasil quisioner, lembar observasi, hasil evaluasi siswa (test), dan
refleksi. Quisioner disebar kepada siswa tentang bagaimana tanggapan siswa
terhadap metode pembelajaran yang telah dilaksanakan yaitu dengan metode
pendekatan individual kepada siswa di dalam kelas. Lembar observasi diisi oleh
guru pemantau dan hasil evaluasi siswa didapat dari hasil evaluasi per siklus
pembelajaran.
Untuk dapat mengetahui hasil
dari pada metode pembelajaran di dalam kelas dengan pendekatan individual dapat
dilihat pada hasil quisiner yang disebar kepada siswa dan lembar observasi
untuk guru pengamat juga hasil evaluasi/ kuisioner siswa.
A. Prosedur
Penelitian
Siklus I
1) Perencanaan
pada Pada tahap ini menyusun Rencana Pembelajaran (RP) dan
menyiapkan materi untuk siklus I (Lampiran 1).
2) Pelaksanaan
Proses tindakan dalam siklus I adalah:
a) Sebelum
pembelajaran siswa diharapkan sudah membaca/ mempelajari materi “dasar-dasar sistem jaringan”
b) Menayangkan/
menampilkan gambar tentang jaringan dan perangkat jaringan di depan kelas, guru
menanyakan tentang gambar yang ditampilkan untuk menggali potensi siswa.
c) Guru
menjelaskan secara detail tentang jaringan dan perangkat jaringan dengan
melibatkan siswa secara langsung.
d) Guru
dan siswa bertanyajawab tentang materi.
e) Siswa
diberi tugas berupa soal evaluasi untuk mengetahui daya serap siswa.
3) Pengamatan
Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Aspek-aspek yang diamati adalah perilaku siswa dan guru selama proses
pembelajaran berlangsung
4) Perenungan/
Hasil
Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta
dianalisis sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan.
Untuk memperkuat hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan digunakan data
yang berasal dari data observasi. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam
tahap ini akan digunakan
sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.
Siklus II
1) Perencanaan
Pada tahap ini menyusun Rencana Pembelajaran (RP) dan menyiapkan
materi untuk siklus II berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
2)
Pelaksanaan
Proses tindakan dalam siklus II adalah:
a) Siswa
diberi tugas untuk mengungkapkan pengalamannya mengenai “macam-macam jaringan komputer dan topologi jaringan” yang telah dijelaskan
oleh guru.
b) Siswa
dengan didampingi oleh guru melakukan sebuah perencanaan pembuatan bentuk
jaringan sesuai dengan ide bersama teman semeja sebagai hasil pengamatan dan
penjelasan dari guru tentang dasar-dasar sistem
jaringan.
c) Guru
menjelaskan dan memberi penguatan tentang materi pembelajaran yang telah dibuat
oleh guru.
3)
Pengamatan
Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Aspek-aspek yang diamati adalah perilaku siswa dan guru selama proses
pembelajaran berlangsung
4)
Perenungan Hasil
Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta
dianalisis, sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan.
Untuk memperkuat hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan digunakan data
yang berasal dari data observasi. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam
tahap ini akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya
jika memungkinkan.
Analisis yang digunakan untuk
memahami keadaan kelas setelah adanya penelitian tindakan kelas. Dalam
penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah dengan melihat
quisioner dan lembar observasi mulai dari Siklus I sampai Siklus II yang
diperoleh dari siswa dan guru pengamat setelah pembelajaran dan juga hasil
evaluasi siswa yang dapat memenuhi kriteria kelulusan (KKM) dari total jumlah
siswa.
Indikator keberhasilan dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah semua siswa memahami dasar-dasar jaringan internet
atau dengan nilai 85% dari seluruh siswa kelas IX memperoleh nilai ≥ 7,0 atau
jumlah siswa yang belajar tuntas meningkat. Hal tersebut berdasarkan Standar
Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) yang ditetapkan di SMPN 2 Tanjung, Kabupaten
Lombok Utara.
HASIL
PENELITIAN
Pada ini disajikan data hasil penelitian
dan hasil analisis data yang diuraikan persiklus penelitian. Adapun jumlah
siklus penelitian ini adalah 2 siklus. Hal ini disebakan perolehan data dari
dua siklus telah memberikan gambaran yang cukup untuk tujuan penelitian.
Artinya, data yang diperoleh pada siklus 1dan
siklus 2 menunjukkan minat belajar siswa yang menjadi topik utama dalam
penelitian ini.
Siklus I
Pada siklus ini, pembelajaran
materi Dasar-Dasar Sisem Jaringan Komputer mengenai Sistem Koneksi Jaringan Dan
Perangkat Yang Digunakan Dalam Jaringan. Perangkat pembelajaran yang digunakan
pada siklus ini adalah RPP hasil refleksi pada tahap perencanaan pada Lampiran
1
Berikut
diuraikan langkah pokok kegiatan pembelajaran pada tahap ini, yakni sebagai
berikut:
1. Guru
menampilkan gambar perangkat jaringan dan model jaringan dengan menggunakan LCD
Proyektor.
2. Guru
meminta siswa menyebutkan/ menunjuk gambar yang dikenal dan menyebutkan nama
perangkat/ identitas dari gambar.
3. Guru
memberikan motivasi dan penghargaan kepada siswa yang mau menjawab walaupun
jawaban salah.
4. Guru
menjelaskan materi pembelajaran, siswa memperhatikan, mencatat yang dirasa
perlu dan bertanya.
5. Jika
ada pertanyaan dari siswa maka siswa yang lain boleh memberikan tanggapan dan
guru memberikan penguatan atau membetulkan jawaban.
6. Setelah
semua materi disampaikan, guru memberikan soal evaluasi untuk melihat sejauh
mana daya serap siswa.
Adapun
hasil analisis data dari Siklus I adalah
sebagai berikut:
a. Hasil
Observasi Siswa
Mencari dan memberikan informasi ( Cukup Baik ), Bertanya kepada guru atau siswa lain ( Cukup Baik ), Mengajukan pendapat atau komentar
kepada guru atau kepada siswa ( Cukup Baik ), Mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru ( Baik ), Dapat menjawab
pertanyaan guru dengan tepat saat berlangsung KBM ( Cukup
Baik ), Dapat memecahkan masalah dengan tepat ( Cukup Baik ), Ada usaha dan motivasi untuk
mempelajari bahan pelajaran atau stimulus yang diberikan oleh guru ( Cukup Baik ), Dapat bekerja sama dan berhubungan
dengan siswa lain ( Cukup Baik ), Menyenangkan
dalam KBM, ( Cukup Baik ), Dapat menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru pada akhir pelajaran ( Cukup Baik )
b. Hasil
Observasi Guru
Skenario pembelajaran ( baik ), Penyiapan
alat/media pembelajaran ( Baik ), Pemeriksaan
kehadiran siswa ( Kurang ), Pelaksanaan apersepsi ( Cukup Baik ), Pengungkapan tujuan pembelajaran ( Baik ), Pemberian motivasi pembelajaran ( Cukup Baik ), Pemanduan materi pembelajaran ( Cukup Baik ), Penggunaan alat/media ( Baik ), Kegiatan Tanya Jawab ( Cukup Baik ), Pembahasan hasil kerja dan keaktifan siswa ( Cukup Baik ), Kegiatan Evaluasi ( Baik ), Pemberian
tindak lanjut (perbaikan/ pengayaan) ( Cukup Baik )
Kesimpulan
sementara yang diperoleh adalah :
1. Dari
segi siswa, minat cukup karena metode ini baru pertama kali dijumpai siswa.
2. Motivasi
siswa dalam belajar cukup baik karena adanya motivasi kepada siswa itu sendiri
tentang manfaat dari materi dalam kehidupan sehari-hari.
3. Aktifitas
belajar mengajar sudah optimal hanya saja pendampingan individual tidak dapat
dilakukan secara maksimal karena jumlah siswa yang banyak dan waktu pembelajaran
yang sedikit.
4. Untuk
lebih meningkatkan minat belajar siswa maka perlu ada beberapa perbaikan
diantaranya:
a. Menyiapkan
materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
b. Untuk
lebih memudahkan dalam bimbingan belajar individual karena jumlah siswa yang
banyak baiknya dibentuk kelompok kecil yaitu 3 siswa perkelompok.
Berdasarkan
hasil tersebut diatas, maka disusunlah rencana pelaksanaan pembelajaran untuk
Siklus II dengan memperhatikan penemuan-penemuan tersebut diatas.
Siklus II
Pada
Siklus 2 ini, pembelajaran materi TIK membahas mengenai macam-macam
jaringan berdasarkan luas area dan topologi jaringan.
Pelaksanaan
proses pembelajaran pada siklus ini mengunakan RPP yang telah dibuat
berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1 (RPP Siklus-2 dapt lihat pada lampiran
4). Langkah-langkah pokok pembelajaran pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1. Menampilkan
gambar macam-macam jaringan dan topologi
jaringan dengan menggunakan LCD Proyektor.
2. Meminta
siswa menyebutkan/ menunjuk gambar yang dikenal dan menyebutkan nama perangkat/
identitas dari gambar.
3. Memberikan
motivasi dan penghargaan kepada siswa yang mau menjawab walaupun jawaban salah.
4. Membagi
siswa dalam kelompk kecil (3 orang) dan membagikan materi pembelajaran yang
sudah disiapkan sebelumnya.
5. Siswa
membaca dan menelaah isi dari materi yang sudah dibagikan
6. Menjelaskan
materi pembelajaran, siswa memperhatikan, mencatat yang dirasa perlu dan
bertanya.
7. Memberikan
waktu kepada siswa untuk bertanya dan siswa yang lain boleh memberikan
tanggapan, guru memberikan penguatan atas jawaban yang diberikan atau
membetulkan jawaban.
8. Mengadakan
pendekatan secara individual kepada siswa (kelompok) yang bertanya dan siswa
yang memberi jawaban.
9. Setelah
semua materi disampaikan, guru memberikan soal evaluasi untuk melihat sejauh
mana daya serap siswa.
Sedangkan data observasi pada siklus kedua adalah
sebagai berikut :
a. Hasil
Observasi Siswa
Mencari dan memberikan informasi ( Baik ), Bertanya kepada
guru atau siswa lain ( Cukup Baik ), Mengajukan
pendapat atau komentar kepada guru atau kepada siswa ( Cukup Baik ), Mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru ( Baik ), Dapat menjawab pertanyaan guru dengan
tepat saat berlangsung KBM (
Baik ), Dapat memecahkan masalah dengan tepat ( Baik ), Ada usaha dan
motivasi untuk mempelajari bahan pelajaran atau stimulus yang diberikan oleh
guru ( Cukup Baik ), Dapat bekerja
sama dan berhubungan dengan siswa lain ( Baik ), Menyenangkan
dalam KBM, ( Baik ), Dapat
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru pada akhir pelajaran ( Cukup Baik )
b. Hasil
Observasi Siswa
Skenario
pembelajaran ( baik ), Penyiapan alat/media pembelajaran ( Baik ), Pemeriksaan
kehadiran siswa ( Cukup Baik ), Pelaksanaan apersepsi ( Baik ), Pengungkapan
tujuan pembelajaran ( Baik ), Pemberian motivasi pembelajaran ( Cukup Baik ),
Pemanduan materi pembelajaran ( Baik ), Penggunaan alat/media ( Baik ),
Kegiatan Tanya Jawab ( Baik ), Pembahasan hasil kerja dan keaktifan siswa ( Cukup Baik ), Kegiatan
Evaluasi ( Baik ), Pemberian tindak lanjut (perbaikan/ pengayaan) ( Cukup Baik
)
Simpulan
yang dapat diperoleh dari hasil analisis data tersebut adalah bahwa kegiatan
pembelajaran dengan metode Pendekatan Individual cukup efektif terhadap
peningkatan hasil belajar siswa dan minat belajar siswa
Dari
kesimpulan sementara pada siklus 1 dan 2 dapat disimpulkan bahwa hipotesis
tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini yakni “apabila pendekatan
individual dapat berjalan efektif, maka minat belajar siswa akan meningkat”
dapat diterima.
A. PEMBAHASAN
Hasil Evaluasi
Pada Siklus I, hasil belajar
yang diperoleh adalah masih jauh dibawah KKM yang ditetapkan oleh sekolah.
Didapatkan hanya sebanyak 7,14% (2 siswa) yang mencapai nilai KKM dan 92,86% (
26 siswa) yang dibawah KKM
Dari hasil tersebut dapat
dikatakan bahwa hasil dari pembelajaran belum maksimal. Pendekatan individual
sulit diterapkan sebab jumlah siswa banyak dan belum terkondisi dengan baik
sehingga kegiatan siswa menjadi tidak maksimal juga kegiatan pembelajaran tidak
maksimal dengan waktu yang terbatas. Siswa belum siap dalam menerima
pembelajaran. Ketidak siapan siswa dapat dilihat dari tidak adanya buku paket
maupun buku TIK lain yang relevan.
Pada siklus II, hasil belajar
yang diperoleh cukup baik walaupun tidak mencapai indikator keberhasilan yaitu
85% siswa mencapai nilai KKM. Didapatkan hanya 42,86% siswa (12 orang) yang
mencapai nilai KKM dan sisanya dibawah KKM sebanyak 57,14% siswa (16 orang).
Dari hasil Siklus II ini
didapatkan bahwa ada perubahan/ naiknya nilai evaluasi dari siswa karena materi
yang sudah disiapkan sebelumnya oleh guru model, siswa berani bertanya baik
kepada sesama siswa dalam kelompok kecil ataupun kepada guru secara langsung.
Hasil Quisioner
Disamping menggunakan evaluasi
setelah pembelajaran, untuk mengetahui minat siswa terhadap pembelajaran TIK
pada kelas IX-D SMPN 2 Tanjung dapat dilihat pada hasil quisioner sebagai
berikut.
Penilaian guru model terdapat
pada pertanyaan nomor 9 dan 10 dengan hasil 89,29% (25 orang) setuju bahwa
dengan cara pembelajaran pendekatan individual guru bisa menjelaskan dengan
lebih baik dan siswa bisa lebih mengerti, 10,71% (3 orang) siswa menjawab
kurang.
Untuk media pembelajaran 19
orang siswa (67,87%) siswa menyatakan bahwa guru mengajar dengan metode yang
kreatif dan menarik. 21,43% (6 orang) siswa menyatakan kurang menarik dan
10,71% (3 orang) menyatakan tidak menarik dan kreatif.
Pertanyaan inti untuk mengetahui
minat belajar siswa terdapat pada pertanyaan nomor 3 dengan hasil 67,86% (19
orang) siswa menyimak pelajaran dengan baik dan 32,14% (9 orang) siswa menjawab
kurang menyimak pelajaran.
Dengan metode pendekatan
individual didapat 82,14% (23 orang) siswa suka dengan metode yang digunakan
dan 17,86% (5 orang) siswa menyatakan kurang suka.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang didapat
selama melakukan tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
menerapkan pendekatan individual pada saat pembelajaran cukup menarik minat
belajar siswa dan dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran.
Hasil evaluasi pada Siklus I
diperoleh 7,14% siswa mencapai KKM dan pada Siklus II mencapai 42,86%. Pada
Silus I pendekatan individual sulit diterapkan karena jumlah siswa banyak dan
belum terkondisi dengan baik sehingga kegiatan siswa dan kegiatan pembelajaran
kurang maksimal sedangkan pada Siklus II siswa sudah dapat di kondisikan dengan
membentuk kelompok kecil yang akhirnya memacu minat siswa itu sediri dalam
mendalami materi pembelajaran juga secara tidak langsung aka ada persaingan
antar kelompok.
Dari quisioner yang diberikan
kepada siswa dapat disimpulkan dari 28 orang siswa 82,14% siswa menyatakan
sangat menyukai metode pendekatan individual dan hanya 17,86% siswa yang kurang
menyukai.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas
dapat disarankan :
1. Guru
hendaknya dapat melaksanakan pendekatan secara individual ataupun secara
individual kelompok sehingga siswa dalam pembelajaran dapat diperhatikan dan
diberikan bimbingan yang nantinya dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap
materi yang diberikan.
2. Pada
proses pembelajaran guru harus melibatkan siswa secara aktif agar siswa merasa
dihargai dan diperhatikan sehingga nantinya dapat meningkatkan prilaku siswa
yang positif dalam pembelajaran
3. Dalam
pembelajaran guru berperan sebagai fasilitator dan motifator yang dapat
menyiapkan dan menyediakan pengalaman belajar yang membuat siswa bertanggung
jawab dalam proses pembelajaran.
4. Dalam
pembelajaran siswa diarahkan dan dimotivasi kepada kehidupan sehari-hari yang
berkaitan dengan materi yang diajarkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://zanikhan.multiply.com/journal/item/1206
http://catarts.wordpress.com/2012/04/15/pendekatan-dalam-belajar-mengajar/
http://zaenalkhayat.wordpress.com/2012/11/18/apa-kabar-guru-tik-mtssmp-pada-kurikulum-2013/#more-963
http://smp1-lamongan.blogspot.com/2011/01/pengertian-tik-teknologi-informasi-dan.html
0 komentar:
Posting Komentar