Minggu, 04 Januari 2015

Dishubparkominfo Setuju Dipisah

Dishubparkominfo Setuju Dipisah
* Penyeberangan Barang dan Wisatawan
TANJUNG – Rencana
pemisahan penyeberangan barang dan wisatawan dari Pelabuhan bangsal
menuju tiga gili, disambut positif Dinas Perhubungan Pariwisata
Komunikasi dan Informatika (Dishubparkominfo) KLU. ”Kami setuju dengan
usulan pemisahan tersebut,” ujar Kepala Dishubparkominfo KLU Sinar
Wugiyarno pada wartawan.
Sebelumnya diberitakan, Syahbandar
Pemenang berencana memisahkan penyeberangan antara wisatawan dan barang
yang saat ini terpusat di Bangsal. Pihak Syahbandar berencana menjadikan
Pelabuhan Bangsal sebagai pelabuhan khusus wisatawan. Sementara dermaga
Teluk Nare yang merupakan proyek Pemda KLU bisa dijadikan pelabuhan
barang.
Untuk diketahui, saat ini dermaga Teluk
Nare memang masih dalam proses pengerjaan. Jika pemda menyediakan lahan
yang bisa digunakan untuk bongkar muat barang, Syahbandar optimis
rencana pemisahan tersebut bisa direalisasikan
Namun usulan pemisahan penyeberangan
tersebut rupanya berbeda dengan konsep yang sudah dipikirkan
Dishubparkominfo. Menurut Sinar, memang pemisahan penyeberangan akan
dilakukan tetapi bukan terpisah pelabuhannya. Tetapi, di Bangsal dan
Teluk Nare masing-masing akan ada penyeberangan khusus barang dan
wisatawan. ”Itu memang sudah kita rencanakan. Namun pemisahannya bukan
antara Bangsal dan Teluk Nare, melainkan di masing-masing lokasi akan
ada dua jenis penyeberangan yakni barang dan wisatawan,” jelasnya.
Ditambahkan, rencana pemisahan
penyeberangan ini masih belum diterapkan. Namun dalam waktu dekat akan
segera digunakan. ”Ini kita lakukan agar wisatawan yang akan menyeberang
ke tiga gili merasa nyaman dan tidak bercampur dengan barang,”
pungkasnya.

Antisipasi Banjir Susulan, Buat Tanggul Sementara






Antisipasi Banjir Susulan, Buat Tanggul Sementara
TANJUNG
– Pasca bencana banjir yang menerjang sejumlah dusun di Kecamatan
Pemenang, Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Pertambangan Energi (Tamben)
segera membuat tanggul sementara menggunakan karung. Selain itu Dinas PU
dan Tamben akan menormalisasi saluran air berskala kecil. ”Ini untuk
mengurangi risiko jika ada banjir susulan,” ujar Kepala Dinas PU dan
Tamben KLU Raden Nurjati di ruang kerjanya Selasa (30/12).
Selanjutnya, pihaknya akan memperbaiki tanggul yang jebol di saluran irigasi Buruan sepanjang 15 meter.
Nurjati mengatakan banjir yang terjadi
Sabtu (27/12) lalu di sejumlah dusun yang ada di Desa Pemenang Timur
disebabkan tersumbatnya saluran air yang melewati permukiman warga.
”Saat itu saluran tersumbat sampah dan batang pohon yang terbawa aliran
air akibat hujan deras, sehingga air meluap dan merendam rumah warga,”
katanya.
Ditambahkan, pihaknya sudah membersihkan
saluran air dari sampah dan batang pohon, sehingga sekarang aliran air
sudah normal. Meski demikian, normalisasi sungai perlu dilakukan.
Untuk jangka panjang, pihaknya berencana
melakukan normalisasi sungai yang berada di Terengan. Karena
berdasarkan pengamatan di dekat permukiman warga terdapat dua sungai
yakni satu sungai besar dan satu sungai kecil. Namun sungai kecil berada
lebih rendah daripada sungai yang besar sehingga aliran air dari sungai
kecil tidak bisa masuk ke sungai yang besar dan mengakibatkan meluapnya
sungai dan menggenangi permukiman warga. ”Kami juga akan membangun
tanggul permanen,” paparnya.
Rencana jangka panjang ini tentu
membutuhkan dana yang tidak sedikit. Sehingga masih belum bisa
direalisasikan dalam waktu dekat. ”Kita tidak memiliki dana tidak
terduga sehingga kita baru bisa melakukan tindakan darurat saja,”
cetusnya.
Rencana ini akan diprogramkan terlebih
dulu. Melalui prosedur normal, pihaknya akan melihat di mana
permasalahan secara menyeluruh. Jika sudah dibuat desain dan RAB 
kemudian akan diajukan ke Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk
dianggarkan di APBDP 2015. ”Normalisasi sungai membutuhkan dana yang
sangat besar sehingga perlu kita rencanakan dulu,” pungkasnya. (puj)

Bayan Akan Buka jalur Ke Air Terjun

26 November 14 | 11:28


Lombok Utara, SK -
Ketua umum Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Bayan, Raden
Sutrakusuma mengatakan, dalam waktu dekat ini akan membuka jalur wisata
ke Air Terjun.
“Obyek
wisata Air Terjun yang pintu masuknya melalui jalur Senaru tersebut,
sumber airnya berada di wilayah Desa Bayan, sehingga kita merencanakan
untuk membuka jalur melalui Desa Bayan guna meningkatkan Penghasilan
Asli Desa (PAD)”, kata Raden Sutrakusuma, ketika ditemui di aula kantor
Desa Bayan, 26/11.
Menurut R. Sutrakusuma, selama ini hasil
pengelolaan Air Terjun belum dibagi secara professional, padahal sumber
airnya sendiri berasal dari wilayah Desa Bayan. “Seharusnya ada
pembagian hasil secara jelas antar Pemda, Desa Senaru sebagai pintu
masuk dengan desa Bayan sebagai tempat sumber mata airnya”, tegasnya.
Selama ini, lanjut R. Sutrakusuma,
banyak warga masyarakat mengusulkan, agar sumber mata air terjun ditutup
dan dialihkan untuk irigasi, namun usulan tersebut masih
dipertimbangkan. Dan belakangan ini ada wacana untuk membangun pintu
masuk ke Air Terjun melalui Desa Bayan.
“Dan bila aturan retribusi dari
penghasilan Air Terjun untuk Desa Bayan ini tidak jelas, maka dalam
waktu dekat lebih baik kita membuka jalan masuk dari Desa Bayan untuk
meningkatkan PAD”, jelasnya.
Sementara puluhan masyarakat Desa Bayan
yang dimintai pendapatnya mengaku mendukung rencana LPM. “Retribusi itu
menyangkut PAD dan paling tidak ada aturan pembagian secara
professional. Kalau tidak ada aturan jelas, maka kami akan mendukung
rencana tersebut”, ungkap puluhan warga Desa Bayan. (sk-22/0001)

Bupati Ajak Masyarakat KLU Sambut Tahun Baru Dengan Penuh Optimisme

Bupati Ajak Masyarakat KLU Sambut Tahun Baru Dengan Penuh Optimisme

Tanjung,(SK),--
Perayaan detik-detik pergantian tahun baru dari tahun 2014 ke tahun
2015 di bumi Tioq Tata Tunaq yang di pusatkan di lapangan Supersemar
Tanjung, Rabu malam, (31/12) di lakukan Bupati KLU, H.Djohan Sjamsu,SH.
Dengan
didampingi Wakil Bupati DR. H.Najmul Akhyar, MH, Unsur FKPD, Penghubung
(Pabung) TNI AD untuk KLU dan seluruh Pimpinan SKPD lingkup Kabupaten
Lombok Utara, Bupati H.Djohan Sjamsu,SH menyulut kembang api dengan
diikuti oleh pejabat lainnya secara bersama-sama sebagai pertanda
pergantian tahun 2014 ke tahun 2015 telah dimulai. Setelah itu, baru
kemudian diikuti oleh seluruh masyarakat lainnya. Sehingga tidak heran
suasana kota Tanjung pada malam pergantian tahun baru tersebut
diselimuti dengan perang kembang api.
Bupati H.Djohan Sjamsu,SH sesaat sebelum
detik-detik pergantian tahun baru dimulai dalam sambutannya mengatakan,
mengakhiri pergantian tahun 2014 dan akan menyongsong tahun baru 2015,
atas nama Pemerintah Daerah menyampaikan selamat memasuki tahun baru
kepada seluruh lapisan masyarakat yang ada di daerah ini.



“Mudah-mudahan dengan kita memasuki tahun baru 2015 ini, kondisi, serta
kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat KLU akan lebih baik lagi dimasa
mendatang,”harapnya.
Dihadapan ribuan masyarakat KLU yang
hadir tumpah ruah memadati lapangan Supesemar Tanjung sejak pukul 19,00
wita sambil membawa kembang api ditangan masing-masing, guna menyaksikan
dari dekat detik-detik terakhir pergantian tahun baru tersebut, Bupati
Djohan Sjamsu mengajak seluruh lapisan masyarakat KLU untuk menyongsong
dengan hadirnya tahun baru 2015 itu agar menghadapinya dengan penuh rasa
optimisme. Hal tersebut dikatakan Bupati, karena selama ini telah
banyak yang sudah dilakukan dalam rangka membangun KLU, terutama dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat di daerah ini.
Atas nama Pemerintah Daerah Kabupaten
Lombok Utara, Bupati H.Djohan Sjamsu,SH menyampaikan selamat kepada
seluruh warga masyarakat di daerah Tioq Tata Tunaq, khususnya bagi
masyarakat yang ada di Kota Tanjung untuk memasuki tahun baru 2015.
“Mudah-mudahan dengan kita memasuki tahun 2015 ini, kondisi keamanan,
kesatuan dan persatuan serta kesejahteraan seluruh masyarakat di daerah
ini akan lebih baik lagi dari tahun-tahun sebelumnya,”asa Bupati.
Pada momen pergantian tahun baru di
daerah yang terkenal dengan jargon Dayan Gunung ini, Bupati juga
mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menyongsong hadirnya tahun
baru 2015 dengan penuh optimisme. Hal itu dikatakan Bupati, karena
selama kepemimpinannya bersama Wakil Bupati DR H.Najmul Akhyar,MH telah
berhasil membangun dan meingkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah
ini. “Mudah-mudahan keberhasilan ditahun 2014 ini akan memacu semangat
kita, akan meningkatkan harkat dan martabat kita dalam memasuki tahun
baru 2015,”katanya.
Untuk itu, Bupati meminta kepada seluruh
seluruh lapisan masyarakat di daerah ini untuk tetap utuh bersatu,
tetap utuh bersaudara dan tetap utuh memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat, sehingga progress ketercapaian pembangunan di tahun-tahun
mendatang akan lebih baik lagi. (eko)

GITA SWARA FM:













Pemda KLU Apresiasi Prosesi Awal Maulid Adat Sesait

4 Januari 15 | 14:24


Tanjung,(SK)---
Seperti biasa, ditahun-tahun sebelumnya, datangnya bulan maulid tahun
ini juga di ikuti oleh digelarnya prosesi Maulid Adat di beberapa wet
adat yang terdapat di Kabupaten Lombok Utara, seperti pembukaan prosesi
Maulid Adat yang digelar di Wet Sesait.
Kegiatan
pembukaan prosesi Maulid Adat wet Sesait ini, dihadiri oleh Pemerintah
Daerah KLU yang diwakili Kabag Kesra Muhammad, S.Pd. Acara awalnya yakni
Memajang di Mesjid Kuno Sesait dimulai tepat pukul 16,00 wita, yang di
dahului sholat Asar berjamaah di Musholla Kampu Sesait. Memajang itu
sendiri dilakukan oleh Tau Lokak Empat (Mangkubumi, Pemusungan, Penghulu
dan Jintaka). Para tamu undangan dengan didampingi Tau Lokak Empat pun
beriringan menuju tempat acara dilaksanakan (Mesjid Kuno) dan prosesi
ini berjalan sakral dan meriah, Sabtu (03/01).
Pada hari yang sama, sebelum acara
Memajang dilakukan, nampak rombongan iring-iringan pemuda-pemudi dari
berbagai dusun di wilayah wet Sesait, berjalan menuju pusat lokasi
digelarnya perayaan awal prosesi maulid adat yang terletak di dalam
Dusun Sesait.
Dengan membawa berbagai macam hasil
pertanian, yang dihajatkan sebagai bahan untuk masakan dalam pelaksanaan
hari puncak yang jatuh pada hari Minggu (04/01), para muda-mudi ini
perlahan memasuki area penyimpanan berbagai barang bawaan, ke sebuah
tempat yang disebut kampu.



Kepala Desa Sesait Aerman dalam sekapur sirihnya mengatakan, tradisi
maulid adat yang di gelar oleh masyarakat adat Sesait ini adalah
merupakan tradisi yang dilakukan secara turun-temurun sejak Islam masuk
di bumi Sesait pertengahan abad ke 14 M. “Mudah-mudahan tradisi leluhur
Sesait ini tetap lestari sepanjang zaman
Sementara Muhammad dalam sambutannya
mengatakan, perayaan Maulid Adat ini adalah salah satu tradisi budaya
yang patut dilestarikan. Sehingga kalau adat dan agama dijadikan
bersinergi dalam kehidupan sehari-hari dari setiap manusia, maka inilah
yang dikatakan adat luwir gama.
“Agama dan adat tidak bisa dipisahkan
dan harus sejalan dan saling beriringan,” ungkapnya di hadapan para
tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat wet Sesait.
Dikatakan, prosesi Maulid Adat ini,
diharapkan dapat memberikan transpormasi nilai-nilai agama agar dapat
diimplementasikan di dalam kehidupan sehari-hari.
Terpisah, tokoh adat Sesait, Djekat
mengatakan, hari ini, Sabtu (03/01). adalah prosesi awal yang dilakukan
masyarakat adat wet sesait, dimana masyarakat berbondong - bondong
datang ke Kampu membawa berbagai macam barang berupa kayu uyunan, beras,
puntik, lekok-buak, tembakau secukupnya serta hasil bumi lainnya, yang
oleh masyarakat Sesait dinamakan merembun (mengumpulkan).
“Merembun adalah prosesi awal maulid
adat, dimana masyarakat datang dengan membawa berbagai barang bawaan,
baik yang bersipat material ataupun hasil bumi,”ungkap Djekat.
Rangkaian prosesi Maulid Adat ini akan
terus berlangsung hingga hari Minggu,(04/01). Adapun rangkaian prosesi
lanjutan yang akan dilakukan hingga hari ini adalah peresean dan bisoq
menik (cuci beras) di sebuah sungai yang memang di sakralkan dari jaman
dahulu hingga saat ini. Selanjutnya disusul dengan penyembelihan hewan
kurban berupa ratusan kambing didepan pintu Mesjid Kuno Sesait. Dan
prosesi ritual Maulid Adat Sesait akan berakhir setelah dulang Nasi Aji
diturunkan dari Mesjid Kuno.(eko).

Minggu, 07 September 2014

GITA SWARA FM:

Tugas dan Fungsi Amak Lokaq Karang Bajo (bagian 3)

Pranata adat yang ada di
kepembelan Karang Bajo yaitu, Amak Lokak Gantungan Rombong, Kyai Lebe,
Kyai Santri, Amak Lokak Penguban, Amak Lokak Pande, Amak Lokak Singgan
Dalem, Pembekel, Amak Lokak Walin Gumi, Perumbak Daya, Perumbak Lauk,
Penjeleng, Penyunat, Amak Lokak Dasan Anacak, dan Amak Lokak Pelabupati.
1. Amak Lokak Gantungan Rombong
Amak
Lokak Gantungan Rombong tinggal di rumah yang ada dalam areal Kampu
Karang Bajo, Rumah tersebut hanya untuk Pemangku atau pejabat yang sudah
diangkat sebagai Amak Lokak Gantungan Rombong. Rumah ini akan menjadi
tempat tinggal selama menjabat sabagai pemangku.
Pada setiap pergantian Pemangku atau pejabat adat maka rumah ini direhab atau direnovasi.

Pengangkatan Amak Lokak Gantungan Rombong berdasarkan garis keturunan
dan kesepakatan tokoh-tokoh adat Bayan. Sementara Proses
pengangkatannya diawali dengan musyawarah (gundem) yang dilaksanakan di
berugak Agung yang terletak didalam kampu. Gundem dihadari para tokoh
masyarakat adat dari 4 kepembekelan yatu Bayan Barat, Bayan Timur,
Loloan dan Karang Bajo. Gundem untuk penentuan Amak Lokak Gantungan
Rombong dilakukan 3 kali yaitu pada hari senin, dengan rincian:
Gundem pertama, mencari calon Amaq Lokak Gantungan Rombong

Gundem yang kedua, penetapan calon, dan

Gundem ketiga adalah pengangkatan Amak Lokak Gantungan Rombong
Tugas Amak Lokak Gantungan Rombong
selain sebagai penunggu kampu, juga sebagai penyilak atau tuan rumah
pada setiap acara ritual adat di kampu Karang Bajo. menampung setiap
nazar masyarakat adat dengan media sirih dan pinang dan menjaga
kelestarian adat.
Untuk pemangku yang menjabat sebagai
Amak Lokak Gantungan Rombong diberikan lahan tanah sawah (pecatu)yang
letaknya di Bangket Uban. Hasil dari lahan tersebut adalah sebagai
sumber penghasilan dari Amak Lokak Gantungan Rombong. Dalam pengolahan
lahan tidak langsung dikelola oleh Pemangku atau pejabat, tetapi yang
mengelola adalah keluarga Pemangku yang dibantu oleh masyarakat adat.
2. Kyai Lebe
Kyai Lebe adalah tokoh pemimpin dalam
bidang keagamaan yang dibantu oleh Kyai Santri. Kyai Lebe ini memiliki
rumah dinas yang letaknya disebelah utara Kampu Karang Bajo. Rumah Kyai
Lebe memiliki kampu / pagar tersendiri yang dibangun oleh masyarakat
Adat.
Pengangkatan Kyai Lebe diambil dari
Kyai Santri yang memiliki kemampuan lebih disbanding Kyai Santri
lainnya, berdasarkan persetujuan atau pemilihan oleh para Kyai adat
melalui musyawarah besar atau gundem di Berugak Agung. Gundem
dilaksanakan sama seperti saat pengangkatan Amak Lokak Gantungan
Rombong.
Kyai Lebe bertugas sebagai pemimpin do,a
pada setiap ritual Adat keagamaan yang digelar di kampu kampu Karang
Bajo atau yang dihelat oleh komunitas secara adat. Selain itu Kiyai Lebe
juga sebagai suri tauladan bagi para santrinya, serta memberikan tugas
kepada Kyai Santri diwilayahnya masing-masing.
Pada setiap acara yang dipimpin oleh
Kyai Lebe akan diberikan imbalan seiklasnya yang disebut dengan “Batun
Dupa” dan diberikan lahan tanah sawah atau dalam bahasa adatnya disebut
Pecatu yang letaknya juga di Bangket Uban, yaitu disebelah timur Kampu
Karang Bajo sebagai sumber penghasilan untuk menghidupi keluarganya.
3. Kyai Santri
Kyai Santri adalah tokoh agama yang
tugasnya untuk membantu Kyai Lebe. Kyai Santri ini diangkat berdasarkan
garis keturunan yang ditempatkan pada setiap perkampungan atau dusun.
Kyai Santri tidak memiliki rumah dinas, mereka tinggal di rumahnya
masing-masing.
Pendapatan Kyai Santri ini juga akan
diberikan imbalan pada saat dia memimpin setiap ritual Adat atau acara
yang digelar oleh komunitas adat, sesuai dengan kemampuan dan keikhlasan
dari si empunya hajat. Kyai santri tidak mendapatkan pecatu seperti
Kyai Lebe, karena Kyai Santri hanya bertugas sebagai pembantu dari Kyai
Lebe.
4. Amak Lokak Penguban
Tempat tinggal Amak Lokak Penguban yaitu
di rumah dinas yang letaknya di sebelan barat laut Kampu Karang Bajo.
Tempat tinggal untuk setiap pranata ini dibangun oleh Masyarakat adat
dan termasuk perbaikannya bila terjadi ada bahan bangunannya yang rusak.

Amak Lokak Penguban juga dipilih berdasarkan garis keturunan (prusa).
Pemilihan pranata ini tidak melalui gundem, karena ia diangkat
berdasarkan garis turun wali, artinya siapa saja yang mau dan mampu
mengemban tugas sebagai Amak Lokak Penguban maka dialah yang akan
bertugas dan menghuni rumah dinas yang sudah disiapkan.
Tugas dan fungsi Amak Lokak Penguban
adalah sebagai Pembawa Payung Agung pada acara ritual Adat dan sebagai
pemimpin dalam penebangan Bambu Tutul pada saat acara Maulid Adat. Untuk
menghidupi keluarganya, Amak Lokaq Penguban diberikan mengelola tanah
pecatu di Bangket Uban dan tanah matak (lahan kering) di Sinjang Borot
Dusun Ancak Timur.
Tetapi karena adanya kepentingan pribadi
dari para pejabat pemerintah pada masa lalu sehingga tanah pecatu
tersebut menjadi hak milik pribadi saat ini. Amak Lokak Penguban tidak
mendapat kontribusi dari tugasnya sebagai Pranata Adat,hanya menjalankan
tugas dengan keyakinan untuk melanjutkan tugas dan fungsi dari garis
keturunan.
5. Amak Lokak Pande
Amak Lokak Pande tinggal di rumah dinas
yang ada di sebelah utara Kampu Karang Bajo atau sebelah barat laut
rumah dinas Kyai Lebe. Diangkat sama seperti Amak Lokak Penguban yaitu
tidak melalui Gundem tetapi hanya melalui garis keturunan dan kemampuan
saja.
Tugas dan fungsi dari Amak Lokak Pande
adalah mengatur dan bertanggung jawab atas perkembangan adat dan
jalannnya setiap ritual adat. Dari garis keturunan Pande ini akan selalu
menjadi pejabat sementara jika terdapat kekosongan dari pranata adat
yang tinggal di Kampu Karang Bajo terkecuali Kyai Adat.
Tanah sawah yang menjadi kontribusi
untuk Amak Lokak Pande terletak di Bangket Bayan, Desa Bayan, tetapi
status kepemilikan berbeda dengan pranata adat lainnya, dimana pada Amak
Lokak Pande ini tanah sawahnya bukan milik dari Masyarakat adat umum
tetapi milik pribadi dari garis keturunan Amak Lokak Pande yang
dinamakan pecatu mider, sehingga yang menggarap atau mengelola tanah
sawah tersebut adalah yang menjabat sebagai Amak Lokak Pande.
6. Amak Lokak Singgan Dalem
Rumah dinas Amak Lokak Singgan Dalem ini
adalah di sebelah barat Kampu Karang Bajo atau sebelah selatan rumah
dinas Pembekel. Pengangkatan Amak Lokak Singgan Dalem ini juga sama
seperti Amak Lokak Pande dan Penguban.
Tugas dan fungsinya adalah sebagai
penyilak kebeberapa pranata adat yang ada di luar kepembekelan Karang
Bajo pada saat ada rirual atau kegiatan adat, seperti pada saat
pengangkatan pranata adat, acara maulid adat dan pada saat Gundem di
berugak Agung.
Amak Lokak Singgan Dalem ini mendapat
kontribusi dari tugasnya yaitu berupa tanah matak (lahan kering yang ada
di sebelah utara Dusun Magling,dan di dusun Pelabupati, Desa Karang
Bajo. Lahan ini hanya bisa ditanami pada musim hujan.
7. Pembekel Adat
Pembekel adat memiliki rumah dinas di
sebelah Barat Kampu Karang Bajo, atau sebelah utara rumah dinas Amak
Lokak Singgan Dalem. Pembekel diangkat melalui Gundem juga di Berugak
Agung selama tiga kali yaitu pada hari senin. Gundem pertama, untuk
mencari calon pembekel, gundem kedua penetapan calon pembekel dan gundem
ketiga adalah untuk pengangkatan pembekel.
Tugas dari pembekel hampir sama dengan
tugas Kepala Dusun pada sistem kepemerintahan sekarang, yang berbeda
adalah pembekel kontribusinya dapat dari pecatu, dan jumlah
masyarakatnya tidak terdata serta batas wilayahnya luas. Pembekel hanya
mengurus kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan hubungan adat.
Pecatu atau lahan sawah untuk Pembekel terletak di Koq Abang yang ada di
Dusun Sembulan, Desa Bayan. Dari hasil pecatu inilah Pembekel bisa
mengidupi atau menafkahi keluarganya.
8. Amak Lokak Walin Gumi
Amak Lokak Walin Gumi adalah pranata
Karang Bajo yang memiliki rumah dinas diluar Kampung Karang Bajo, yaitu
di Trantapan, Dusun Lokok Aur. Proses pengangkatannya tidak melalui
Gundem tetapi hanya dilihat dari garis keturunan atau prusa.
Tugas dan fungsinya adalah sebagai
penunggu dari Gubuk Trantapan, penerima aspirasi dari masyarakat yang
ada di Trantapan untuk kemudian disampaikan pada pranata Adat yang ada
di Karang Bajo yaitu Pembekel.
Amak Lokak Walin Gumi juga memiliki
pecatu untuk digarap, yang terletak di Batu Pulek, Dusun Pelabupati.
Tetapi karena ada kepentingan pribadi oleh pejabat pemerintah sebelumnya
sehingga lahan yang dijadikan sebagai pecatu tersebut sekarang menjadi
milik pribadi.
9. Perumbak Daya
Rumah dinas Perumbak Daya ini berada di
sebelah hutan Adat Bangket Bayan yang terletak di Desa Bayan. Tempat
tinggal dari Perumbak Daya ini sangat sepi, karena jauh dari tempat
tinggal penduduk. Proses pengangkatannya dilakukan dengan Gundem di
Berugak Agung Kampu Karang Bajo, yang dihadiri oleh tokoh masyarakat
dari Bayan Barat, Bayan Timur, dan Loloan. Dalam Gundem tersebut
dilaksanakan selama 3 kali pada setiap hari senin, yang cara gundemnya
sama dengan pengangkatan Amaq Lokak lainnya.
Tugas Perumbak daya adalah menjaga
kelestarian hutan dari tangan orang yang tidak bertanggung jawab,
menjaga mata air sebagai sumber penghidupan petani dan untuk kebutuhan
rumah tangga. Jika terdapat orang yang menebang kayu di Hutan adat,
maka Perumbak Daya yang akan menangkap untuk diserahkan ke Pembekel
Karang Bajo yang nantinya disidang melalui Gundem di Berugak Agung.
10. Perumbak Lauk
Perumbak Lauk adalah pranata adat Karang
Bajo yang memiliki rumah dinas di Loang Godek, Desa Loloan Kec. Bayan.
Tempat tinggal Perumbak Lauk ini tidak sama sepinya dengan tempat
tinggal Perumbak Daya, karena berada disebelah perkampungan masyarakat
Loang Godek.
Proses pengakatan Perumbak Lauk sama
seperti pengangkatan Perumbak Daya dan pranata adat lainnya yaitu
melalui Gundem di Berugak Agung yang prosesnya sama dengan pengangkatan
pranata adat lainnya.
Perumbak Lauk mengawasi orang-orang yang
menangkap ikan dengan cara yang tidak baik seperti dengan menggunakan
Bom. Dan bila ada yang ketahuan melakukan pelanggaran di Laut Jawa akan
disidang di Berugak Agung untuk diberikan Sanksi Adat.
11. Penjeleng
Penjelang merupakan salah satu pranata
Adat yang memiliki rumah dinas di sebelah barat daya rumah dinas
Penguban. Tugasnya adalah sebagai pembuat Minyak Blonyo pada saat ritual
adat Gawe Alip. Penjeleng memiliki pecatu atau lahan tanah sawah yang
terletak di Dusun Pelabupati berupa tanah matak atau lahan kering.
12. Penyunat
Penyunat memiliki rumah dinas yang ada
di sebelah timur rumah dinas Kyai Lebe. Tugasnya adalah sebagai
pemotong ujung loloq laki-laki pada saat kitan. Penyunat memiliki pecatu
atau lahan tanah sawah yang terletak di Dusun Sembulan, Pok Lendong,
Desa Bayan.
13. Amak Lokak Dasan Ancak
Amak Lokak Dasan Ancak ini memiliki
rumah dinas di Dasan Ancak, Dusun Karang Bajo. Tugasnya adalah menerima
aspirasi dari setiap masyarkat adat yang ada di kawasan Dasan Ancak
untuk di sampaikan kepada pranata adat yang ada di Kampu Karang Bajo
yaitu Pembekel. Amak Lokak Dasan Ancak di angkat tidak melalui Gundem,
tetapi hanya melalui garis keturunan saja. Lahan yang digarap adalah
lahan tanah matak (lahan kering) yang terletak di Dusun Pelabupati.
14. Amak Lokak Pelabupati
Amak Lokak Pelabupati memiliki rumah
dinas diluar Kampung Karang Bajo, yaitu di Dusun Pelabupati. Tugasnya
adalah menerima aspirasi dari Masyarakat adat yang ada di Pelabupati
untuk disampaikan kepada Pembekel yang ada di Karang Bajo. Proses
pengangkatannya juga sama seperti Amak Lokak Lokak Dasan Ancak, tidak
melalui Gundem, hanya berdasarkan garis keturunan. Lahan yang dikelola
adalah lahan tanak matak yang terletak di Dusun Pelabupati. (Sumber: Renadi, Kertamalip dan Rianom)

GITA SWARA FM:

Paket Djohan-Mariadi Klaim Didukung NW Anjani

Lombok Utara,  SK 
- Eskalasi politik di KLU jelang Pilkada kian menghangat. Saling klaim
dukungan mulai dicuatkan, tidak hanya pada tataran koalisi partai
politik, namun di tataran organisasi besar seperti Organisasi Nahdatul
Wathan (NW). Paket H. Djohan Sjamsu, SH., – Mariadi, S.Ag., (JADI) malah
mengklaim mendapat dukungan dari PB NW Anjani, Lombok Timur.
Bakal calon pendamping paket JADI,
Mariadi,S.Ag, saat dikonfirmasi wartawan kemarin, mengatakan paket JADI
sudah bertemu langsung serta didukung penuh oleh NW Anjani.
“Saya sudah bertemu langsung dengan Ummi
(Ummi Hj. Sitti Raihanun ZAM), jadi Ummi mendukung penuh,” kata
Mariadi. Mendapat dukungan penuh itu, Mariadi yang juga alumni NW Anjani
itu mengatakan secepatnya akan menyiapkan formalitas ke Pengurus Daerah
(Pengda) NW. Melalui Pengda, berkas selanjutnya akan di serahkan ke
Pengurus Wilayah NW Anjani dan dikirim ke PB NW Anjani.
“Ketika sudah terbit Surat Keputusan,
maka PB NW akan terlibat penuh untuk mengerahkan para tokoh-tokonhnya
(tuan guru) turun tangan saat kampanye pemenangan,” beber Wakil Ketua
DPRD KLU dari partai Golkar itu. Dukungan terhadap Paket JADI sudah di
tangan.
“SK DPP Golkar dan DPP Demokrat itu
menjadi tanggung jawab DPD I dan DPD NTB. Kemungkinan besar, SK ini
keluarnya bersamaan,” kata Mariadi tanpa menyebut tanggal tepatnya.
Mariadi mengaku masih menggodok
kemungkinan koalisi tambahan pendukung Demokrat – Golkar. Sebab,
walaupun menurut ketentuan perolehan kursi DPRD (5 kursi Demokrat dan 4
Kursi Golkar) paket JADI sudah memenuhi syarat pengajuan calon, dua
partai pemenang Pemilu di KLU ini masih menunggu sikap politik parpol
lain. Hanya saja, keberpihakan Parpol lain dinilai oleh Mariadi
memerlukan ongkos politik yang cukup mahal.
Senada H. Djohan Sjamsu, dukungan paket
JADI ini tinggal menunggu formalitas penetapan dari masing-masing
partai. Ketua DPP Partai Demokrat NTB, diakui Djohan, sudah mendukung
penuh pencalonan dirinya. Hanya saja, penetapan calon secara tertulis
belum dilakukan.
“Dukungan sudah mulai berdatangan saat
ini, NW Anjani pun juga sudah bertemu langsung dengan Mariadi dan jelas
arah dukungan itu ke kami. Selain sebagai alumni Mariadi juga memiliki
tanggungjawab besar yakni membesarkan kepengurusan NW Anjani di KLU,”
tandasnya.  (ari)

GITA SWARA FM:

     
TGKH. M. Zainuddin Abdul Majid

                       TGKH M. Zainuddin Abdul Majid

                                             
TGKH. M. Zainuddin Abdul Majid merupakan tokoh ulama paling terkenal
di NTB. Di masyarakat, umumnya di kenal dengan sebutan Bapak Tuan Guru
Kiyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid dan biasanya di depan namanya
ditaruhkan gelar Maulana al-Syaikh Tuan Guru Kyai Hajji Muhammad
Zainuddin Abdul Madjid.


Dilahirkan  di Kampung Bermi, Pancor Lombok Timur Nusa Tenggara Barat
pada tanggal 17 Rabiul Awwal 1316 Hijriah atau pada tanggal 5 Agustus
1898 Masehi. Ayahnya bernama  Tuan Guru Haji Abdul Madjid dan ibundanya 
bernama Hajjah Halimah al-Sa’diyah.


Pengembaraan TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid menuntut ilmu
pengetahuan berawal dari pendidikan dalam keluarga, yakni dengan belajar
mengaji dan berbagai ilmu agama  lainnya, yang diajarkan langsung oleh
ayahnya,  sejak berusia 5 tahun.


Setelah berusia 9 tahun, ia memasuki pendidikan formal  Sekolah
Rakyat Negara, hingga tahun 1919 M. Setelah menamatkan pendidikan
formalnya, kemudian  menuntut ilmu agama yang lebih luas dari beberapa
Tuan Guru lokal, antara lain TGH. Syarafudin dan TGH. Muhammad Sa’id
dari Pancor serta Tuan Guru Abdullah bin Amaq Dulaji dari desa Kelayu,
Lombok Timur.


Untuk lebih memperdalam ilmu agama, Muhammad Zainuddin berangkat
menuntut ilmu ke Mekah diantar kedua orang tuanya, tiga orang, kemenakan
dan beberapa orang keluarga, termasuk pula TGH. Syarafuddin.


Pada saat itu beliau berusia 15 tahun, yaitu menjelang musim Haji
tahun 1341 H/1923 M. Sesampai di Tanah Suci, TGKH. Muhammad Zainuddin
Abdul Madjid langsung mencari rumah kontrakan di Suqullail, Mekah.


Setelah musim Haji usai, TGH. Abd. Madjid mulai sibuk mencarikan guru
buat anaknya. Sampailah pencarian TGH. Abd. Madjid pada sebuah halaqah.
Syaikh yang mengajar di lingkaran tersebut bernama Syaikh Marzuki,
seorang keturunan Arab kelahiran Palembang yang sudah lama mengajar
mengaji di Masjid Haram, yang saat itu berusia sekitar 50 tahun.
Disanalah TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid diserahkan untuk
belajar.


Selain itu juga sempat belajar ilmu sastra pada ahli syair terkenal
di Mekah, yakni Syaikh Muhammad Amin al-Kutbi dan pada saat itu
berkenalan dengan Sayyid Muhsin Al-Palembani, seorang keturunan Arab
kelahiran Palembang yang kemudian menjadi guru beliau di Madrasah
al-Shaulatiyah.


Ketika ayah TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid pulang ke Lombok,
ia langsung berhenti belajar mengaji pada Syaikh Marzuki, karena ia
merasa tidak banyak mengalami perkembangan yang berarti dalam menuntut
ilmu selama ini. Namun, ia belum sempat mencari guru, terjadi perang
saudara antara kekuasaan Syarif Husein dengan golongan Wahabi.


Dua tahun setelah terjadinya huru hara tersebut, Muhammad Zainuddin
Abdul Madjid muda berkenalan dengan seseorang yang bernama Haji Mawardi
dari Jakarta. Dari perkenalannya itu ia diajak masuk belajar di madrasah
al-Shaulatiyah, yang saat itu dipimpin oleh Syaikh Salim Rahmatullah.
Pada hari pertama masuknya ia bertemu dengan Syaikh Hasan Muhammad
al-Masysyath.


Madrasah al-Shaulatiyah adalah madrasah pertama sebagai permulaan
sejarah baru dalam pendidikan di Arab Saudi. Madrasah ini sangat
legendaris, gaungnya telah menggema di seluruh dunia dan telah
menghasilkan banyak ulama-ulama besar dunia. TGKH. Muhammad Zainuddin
masuk Madrasah al-Shaulatiyah pada tahun 1345 H (1927 M) yang waktu
dipimpin (Mudir/Direktur), Syaikh Salim Rahmatullah yang merupakan cucu
pendiri Madrasah al-Shaulatiyah.


Sudah menjadi tradisi bahwa setiap thullab yang masuk di Madrasah
Al-Shaulatiyah harus mengikuti tes masuk untuk menentukan kelas yang
cocok bagi thullab. Demikian pula dengan TGKH. Muhammad Zainuddin, juga
ditest terlebih dahulu. Secara kebetulan diuji langsung oleh Direktur
al-Shaulatiyah sendiri, Syaikh Salim Rahmatullah dan Syaikh Hasan
Muhammad al-Masysyath.


Hasil test menentukan di kelas 3. mendengar keputusan itu, TGKH.
Muhammad Zainuddin minta diperkenankan masuk kelas 2 dengan alasan ingin
mendalam mata pelajaran ilmu Nahwu dan Sharaf. Semula Syaikh Hasan
bersikeras agar TGKH. Muhammad Zainuddin masuk kelas 3, tetapi pada
akhirnya melunak dan mengabulkan permohonan untuk masuk kelas 2 dan
sejak itu TGKH. Muhammad Zainuddin secara resmi masuk Madrasah
al-Shaulatiyah mulai dari kelas 2.


Prestasi akademiknya sangat istimewa. Beliau berhasil meraih
peringkat pertama dan juara umum. Dengan kecerdasan yang luar biasa,
TGKH. Muhammad Zainuddin berhasil menyelesaikan studi dalam waktu hanya 6
tahun, padahal normalnya adalah 9 tahun. Dari kelas 2, diloncatkan ke
kelas 4, kemudian loncat kelas lagi dari kelas 4 ke kelas 6, kemudian
pada tahun-tahun berikutnya naik kelas 7, 8 dan 9.


Predikat istimewa ini disertai pula dengan perlakuan istimewa dari
Madrasah Al-Shaulatiyah. Ijazahnya ditulis langsung oleh ahli khat
terkenal di Mekah, yaitu Al-Khathath al-Syaikh Dawud al-Rumani atas usul
dari direktur Madrasah al-Shaulatiyah. Prestasi istimewa itu memerlukan
pengorbanan, ibu yang selalu mendampingi selama belajar di Madrasah
al-Shaulatiyah berpulang ke rahmatullah di Mekah. Maulana al-Syaikh
TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid menyelesaikan studi di Madrasah
al-Shaulatiyah pada tanggal 22 Dzulhijjah 1353 H dengan predikat
“mumtaz” (Summa Cumlaude).


Setelah tamat dari Madrasah al-Shaulatiyah, tidak langsung pulang ke
Lombok, tetapi bermukim lagi di Mekah selama dua tahun sambil menunggu
adiknya yang masih belajar, yaitu Haji Muhammad Faisal. Waktu dua tahun
itu dimanfaatkan untuk belajar antara lain belajar ilmu fiqh kepada
Syaikh Abdul Hamid Abdullah al-Yamani. Dengan demikian, waktu belajar
yang ditempuh selama di Tanah Suci Mekah adalah 13 kali musim haji atau
kurang lebih 12 tahun. Ini berarti selama di Mekah sempat mengerjakan
ibadah haji sebanyak 13 kali.


Setelah selesai menuntut ilmu di Mekah dan kembali ke tanah air,
TGKH. Muhammad Zainuddin langsung melakukan safari dakwah ke berbagai
lokasi di pulau Lombok, sehingga dikenal secara luas oleh masyarakat.
Pada waktu itu masyarakat menyebutnya ‘Tuan Guru Bajang’. Semula,
pada tahun 1934 mendirikan pesantren al-Mujahidin sebagai tempat
pemuda-pemuda Sasak mempelajari agama dan selanjutnya pada tanggal 15
Jumadil Akhir 1356 H/22 Agustus 1937 mendirikan Nahdlatul Wathan Diniyah
Islamiyah (NWDI) dan menamatkan santri (murid) pertama kali pada tahun
ajaran 1940/1941.


TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid belajar di Tanah Suci Mekah
selama 13 tahun kemudian kembali ke Indonesia atas perintah dari guru
beliau yang paling di kagumi, yakni Syaikh Hasan Muhammad al-Masysyath,
pada tahun 1934. Setiba di Pulau Lombok beliau mendirikan Sekembali dari
Tanah Suci Mekah ke Indonesia mula-mula beliau mendirikan pesantren
al-Mujahidin pada tahun 1934 M.


kemudian pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1356 H/22 Agustus 1937 M.
beliau mendirikan Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI).
Madrasah ini khusus untuk mendidik kaum pria. Kemudian pada tanggal 15
Rabiul Akhir 1362 H/21 April 1943 M. beliau mendirikan madrasah
Nahdlatul Banat Diniah Islamiyah (NBDI) khusus untuk kaum wanita.


Kedua madrasah ini merupakan madrasah pertama di Pulau Lombok yang
terus berkembang dan merupakan cikal bakal dari semua madrasah yang
bernaung di bawah organisasi Nahdlatul Wathan. Dan secara khusus nama
madrasah tersebut diabadikan menjadi nama pondok pesantren ‘Dar al-Nahdlatain Nahdlatul Wathan’. Istilah ‘Nahdlatain’ diambil dari kedua madrasah tersebut. Beliau aktif berdakwah keliling desa di Pulau Lombok dan mengajar.


Pada tahun 1952, madrasah-madrasah cabang NWDI-NBDI yang didirikan
oleh para alumni di berbagai daerah telah berjumlah 66 buah. Maka untuk
mengkoordinir, membina dan mengembangkan madrasah-madrasah cabang
tersebut beserta seluruh amal usahanya, al-Mukarram Maulana al-Syaikh
TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid mendirikan organisasi Nahdlatul
Wathan yang bergerak di dalam bidang pendidikan, sosial dan dakwah
islamiyah pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1372 H/1 Maret 1953 M.


sampai dengan tahun 1997 ini lembaga-lembaga pendidikan yang dikelola
oleh Organisasi Nahdlatul Wathan telah berjumlah 747 buah dari tingkat
taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi, begitu juga lembaga
sosial dan dakwah islamiyah Nahdlatul Wathan berkembang dengan pesat
bukan hanya di NTB melainkan juga diberbagai daerah di Indonesia seperti
NTT, Bali, Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Riau, Sulawesi,
Kalimantan, bahkan sampai ke mancanegara seperti Malaysia, Singapura,
Brunei Darussalam, dan lain sebagainya.


Pada zaman penjajahan, al-Mukarram Maulana al-Syaikh TGKH. Muhammad
Zainuddin Abdul Madjid juga menjadikan madrasah NWDI dan NBDI sebagai
pusat pergerakan kemerdekaan, tempat menggembleng patriot-patriot bangsa
yang siap bertempur melawan dan mengusir penjajah. Bahkan secara khusus
al-Mukarram Maulana al-Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid
bersama guru-guru Madrasah NWDI-NBDI membentuk suatu gerakan yang diberi
nama “Gerakan al-Mujahidin”.


Gerakan al-Mujahidin ini bergabung dengan gerakan-gerakan rakyat
lainnya di Pulau Lombok untuk bersama-sama membela dan mempertahankan
kemerdekaan dan keutuhan Bangsa Indonesia. Dan pada tanggal 7 Juli 1946,
TGH. Muhammad Faizal Abdul Majid adik kandung Maulana al-Syaikh TGKH.
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid memimpin penyerbuan tanksi militer NICA
di Selong. Namun, dalam penyerbuan ini gugurlah TGH. Muhammad Faisal
Abdul Madjid bersama dua orang santri NWDI sebagai Syuhada’ sekaligus
sebagai pencipta dan penghias Taman Makam Pahlawan Rinjani Selong,
Lombok Timur.


Al Mukkarram Maulana al-Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid
sebagai ulama’ pemimpin umat, dalam kehidupan bermasyarakt dan berbangsa
telah mengemban berbagai jabatan dan menanamkan berbagai jasa
pengabdian, di antaranya :


  • Pada tahun 1934 mendirikan pesantren al-Mujahidin
  • Pada tahun 1937 mendirikan Madrasah NWDI
  • Pada tahun 1943 mendirikan madrasah NBDI
  • Pada tahun 1945 pelopor kemerdekaan RI untuk daerah Lombok
  • Pada tahun 1946 pelopor penggempuran NICA di Selong Lombok Timur
  • Pada tahun 1947/1948 menjadi Amirul Haji dari Negara Indonesia Timur
  • Pada tahun 1948/1949 menjadi anggota Delegasi Negara Indonesia Timur ke Arab Saudi
  • Pada tahun 1950 Konsulat NU Sunda Kecil
  • Pada tahun 1952 Ketua Badan Penaseha Masyumi Daerah Lombok
  • Pada tahun 1953 mendirikan Organisasi Nahdlatul Wathan
  • Pada tahun1953 Ketua Umum PBNW Pertama
  • Pada tahun 1953 merestui terbentuknya parti NU dan PSII di Lombok
  • Pada tahun 1954 merestui terbentuknya PERTI Cang Lombok
  • Pada tahun 1955 menjadi anggota Konstituante RI hasil Pemilu I (1955)
  • Pada tahun 1964 mendiriakn Akademi Paedagogik NW
  • Pada tahun 1964 menjadi peserta KIAA (Konferensi Islam Asia Afrika) di Bandung
  • Pada Tahun 1965 mendirikan Ma’had Dar al-Qu’an wa al-Hadits al-Majidiyah Asy-Syafi’iyah Nahdlatul Wathan
  • Pada tahun 1972-1982 sebagai anggota MPR RI hasil pemilu II dan III
  • Pada tahun 1971-1982 sebagai penasihat Majlis Ulama’ Indonesia (MUI) Pusat
  • Pada tahun 1974 mendirikan Ma’had li al-Banat
  • Pada Tahun 1975 Ketua Penasihat Bidang Syara’ Rumah Sakit Islam Siti Hajar Mataram (sampai 1997)
  • Pada tahun 1977 mendirikan Universitas Hamzanwadi
  • Pada tahun 1977 menjadi Rektor Universitas Hamzanwadi
  • Pada tahun 1977 mendirikan Fakultas Tarbiyah Universitas Hamzanwadi
  • Pada tahun 1978 mendirikan STKIP Hamzanwadi
  • Pada tahun 1978 mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah Hamzanwadi
  • Pada tahun 1982 mendirikan Yayasan Pendidikan Hamzanwadi
  • Pada tahun 1987 mendirikan Universitas Nahdlatul Wathan Mataram
  • Pada tahun 1987 mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Hamzanwadi
  • Pada tahun 1990 mendirikan Sekolah Tinggi Ilamu Dakwah Hamzanwadi
  • Pada tahun 1994 mendirikan Madrasah Aliyah Keagamaan putra-putri
  • Pada tahun 1996 mendirikan Institut Agama Islam Hamzanwadi
Oleh karena jasa-jasa beliau itulah, maka pada tahun 1995 belau
dianugerahi Piagam Penghargaan dan medali Pejuang Pembangunan oleh
pemerintah. Disamping itu, al-Mukarram Maulana al-Syaikh TGKH. Muhammad
Zainuddin Abdul Madjid selaku seorang mujahid selalu berupaya mengadakan
inovasi dalam gerakan perjuangannya untuk meningkatkan kesejahteraan
ummat demi kebahagian di dunia maupun di akhirat.


Di antara inovasi/rintisa-rintisan beliau adalah menyelenggarakan
pendidikan dan pengajaran agama Islam di NTB dengan sistem madrasi,
membuka lembaga pendidikan khusus untuk wanita, mengadakan ziarah umum
Idul Fitri dan Idul Adha dengan mendatangai jamaah di samping didatangi,
meyelenggarakan pengajian umum secara bebas, mengadakan gerakan doa
dengan berhizib, mengadakan syafa’at al-kubro, menciptakan
tariqat, yakni tariqat Hizib Nahdlatul Wathan, membuka sekolah umum
disamping sekolah agama (madrasah), menyusun nazam berbahasa Arab
bercampur bahasa Indonesia, dan lain-alin.


Sebagai seorang Ulama’ mujahid beliau telah memberikan keteladanan
yang terpuji. Seluruh sisi kehidupan beliau, beliau isi dengan
perjuangan memajukan agama, nusa dan bangsa. Tegasnya, tiada hari tanpa
perjuangan. Itulah yang senantiasa terlihat dan terkesan dari seluruh
sisi kehidupan beliau yang patut dicontoh dan diteladani oleh seluruh
pengikut dan murid beliau.

GITA SWARA FM:

Perawatan Bale Adat Karang Bajo

Lombok Utara, SK -
Kepala Desa Karang Bajo Kecamatan Bayan Lombok Utara NTB Kertamalip,
menuturkan tentang bagaimana masyarakat adat menempati dan merawat rumah
adat yang di tempati oleh beberapa penunggu bale adat ( Perusa ) Wet
Kepembekelan Karang Bajo 05/09/14.
Rumah
adat yang di tempati oleh perusa adalah bale mak lokak gantungan
rombong dalam kampu, bale mak kiyai lebe, bale mak lokak karang bajo,
bale mak lokak Pande, bale mak lokak penguban, bale mak lokak,karang
tulis, bale mak lokak singgan, bale mak lokak walin gumi, bale mak lokak
lang-lang, bale mak lokak perumbak lauk dan bale mak lokak perumbak
daya.
Bale adat yang di tempati oleh mak lokak
terdiri dari bangunan bale menginga sebagai Tempat tinggal, amben belek
tempat barang kebutuhan rumah, Amben berik tempat perabot rumah tangga
dan tempat tidur di dalam rumah, berugak saka enam tempat acara dan
tempat menerima tamu, Sambi geleng tempat penyimpanan padi bulu, monjeng
tempat penyimpanan padi sehari hari sebelum di olah menjadi beras.
Bale Adat di pelihara dan di tempati
oleh para toak turun ini tetap terpelihara sepanjang masi menduduki
jabatan sebagai perusa, jabatan tertentu, apabila yang bersangkutan
sudah ujur di lanjutkan oleh anak keturunan yang lain dan rumah adat
tersebut tetap di tempati, sedangkan untuk pelaksanaan perbaikan rumah
di kerjakan secara gotong royong oleh masyarakat adat, dan semua
masyarakat adat mendukung baik dari biaya maupun dari segi waktu untuk
membantu mengerjakannya.
Bale adat akan tetap terawatt sampai
seterusnya jika ada kerusakan baik dari atap alang-alang, pagar bedek
dan tiang kayu, belandar dan usuk, baru di lakukan perbaikan, bahan
bamboo untuk kebutuhan adat tidak usah di beli karena masyarakat adat
mempunyai suku cadang bambu, begitu juga dengan kayu ada tempat husus
untuk menebang dengan cara adat, tinggal ongkos pulangkan bahan saja,
yang di beli itu adalah alang-alang.
Kendala kita dalam merawat peninggalan
Bale adat adalah sulitnya kita mencari alang- alang di Desa setempat.
Kita harus membeli lintas Kecamatan sampai lintas kabupaten. Sedangkan
rencana perawatan pada saat ini sudah ada bantuan dari kementrian
Kebudayaan RI untuk Merehab dan membangun ulang Rumah adat di karang
bajo, rencana kedepan Rumah tradisional ( Bale Adat ) di tata ulang
konstruktur lingkungannya, seperti Pondasi pagar kampu kita perbaiki
dengan memasang Batu Timbul, kalau pagarnya yang rusak dig anti dan jika
atap alang alang rusak kita ganti. Dan akan menjadi asset wesata Budaya
di Kecamatan Bayan KLU.
Tantangan rumah adat adalah, dari
struktur bangunan yang tinggi sedangkan pintunya yang pendek jadi kita
harus menunduk memberi hormat baru masu. Bale adat ini walau tidak
mempunyai ruang tetapi ada 2 pintu, yaitu pintu luar dan pintu inan bale
yang di atas. Sedabgkan busana pada saat basuk rumah adah itu kita
tidak boleh memakai baju kaos, harus baju yang ada kancing, begitu juga
kain yang di pakai harus kain batik panjang tidak boleh memakai kain
londong yang di jait dan tidak memakai alas kaki.
Bale adat tidak boleh di tambah bentuk
dan besar bangunan dan tidak boleh hilang atau di kosongkan jika isi
rumah lebih dari 2 KK maka orang tua yang menempati rumah adat dan
anaknya membuat rumah lain walaupun tidak mampu membuat bale adat. Rumah
biasa. Namun pada dasarnya di penunggu rumah adat itu punya rumah
permanen yang layak huni di tempat lain untuk mengikuti jaman sekarang
yang di tempati oleh anaknya atau keluarga lain, rumah adat itu sebagai
rumah dinas adat ketika dia menduduki jabatan tertentu jika dia sudah
pension maka dia kembali ke rumahnya yang semula.
Masyarakat adat memang benart rajin
merawat dan menempati rumah adat sebagai peninggalan leluhur sehingga
Pemeribtah Pusat melalui Kementrian Kebudayaan memberikan bantuan untuk
perehapan sedang dan rehab berat.
Pengaruh Bantuan Dari Pemerintah Pusat
Melalui Kementrian Kebudayaan kepada masyarakat tentu ada kelebihannya,
jadi bisa adil. Sebeb pada tahun 2013 dulu warga Desa Karang bajo
mendapat Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya dari Kementrian
Perumahan Rakyaat RI dari Jumlah KK 1.50 kita dapat sebanyak 452 Unit
dan itu husus rumah warga tidak boleh rumah adat. Sekarang tahun 2014
giliran rumah adat yang mendapat program.
Bale adat ini memang harus tetap ada
karena setiap waktu dalam setahun tetap melakukan ritual baik ritual
dalam kehidupan, ritual agama dan ritual kematian. Dalam setahun saja
ada beberapa rangkaian acara seperti, Roah Bubur petak bulan Muharam,
roah bubur abang bulan sapar, ngaji gubuk, roah jumat, acara Maulid adat
bulan rabiul awal , roah mbuang wau, menggawe mengkurisan, menggawe
mengkawinan ( Nikah ) dan menyunatan (khitanan ), menggawe mate, roah
ulan di bulan rajab, roah sampet jumat sebelum puasa, roah kunut-( balik
ayat ) bulan ramadhan, roah malaman ( Nuzul Qur’an ), lebaran tinggi (
Idul Fitri ), lebaran topat, lebaran pendek ( idul adha ) Selamet olor
untuk pertanian.

Wacana Pemerintah Desa Karang Bajo kedepan adalah :
1. Membuat dan membangun pagar keliling
gubuk adat sesuai tata ruang mari master Plaen. Membuat MCK Umum, Selain
bangunan yang telah kami buat seperti Balae Pusaka Sebaya Tanta Karang
Bajo yang bahan bangunannya adalah dari limbah batu apung dan bambu
petung. Berupa aula, begugak saka enam dan homsty yang bantuannya dari
Litbang PU Bali Nusa tenggara pada tahun 2010.
2. Melaksanakan program paket wisata
budaya yang ada di Karang Bajo dengan cara para tamu masuk dari bale
pusaka sebaya tanta, sewa pakaean adat di tempat, lalu di ajak melihat
prosesi masyarakat adat menenun kain, melihat rumah rumah ( bale adat )
di luar maupun di dalam kampu terus menuju Masjid Kuno baru balek
mencari oleh oleh berupa kain hasil tenun dan makanan khas bayan.
3. Membangun Lapak pedagang Kaki lima di
sekitar bangunan Balae pusaka sebaya tanta tempat masyarakat adat
menjual hasil tenun dan kerajinan miniature bangunan lainnya.
4. Mencari Donatur untuk membiayai
pelatihan seni budaya yang pada saat sekarang ini mau punah seperti
gerup kesenian suling Dewa dan gerup pemacan pujangga ( Pepaosan ),
melengkapi musik yang kurang peninggalan Drama Karya Timbul Jaya
seperti ( Gong 2 buah ) Gendang 2 buah ) petuk 1 buah, sementara
terompongnya masi ada.
5. Mencari donator untuk pengadaan alat
memasak seperti panci, piring, kocor dan rangseng akan di titip di rumah
pembekel adat akan dipakai untuk kebutuhan setiap acara ritual adat,
sebab kalau memakai bahan lokal semua prosesnya lambat dan tidak ada
yang menjual. ( Kertamalip)

GITA SWARA FM:

Pimpinan DPRD Devinitif KLU Dilantik

Tanjung,(SK),---
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lombok Utara resmi
memiliki pimpinan devinitif untuk masa bakti tahun 2014-2019, melalui
siding paripurna, Kamis,(04/09).
Sidang
paripurna pengambilan sumpah pimpinan devinitif DPRD KLU tersebut
dipandu langsung Ketua Pengadilan Negeri Mataram Suhartanto,SH,MH di
ruang sidang utama DPRD setempat. Berdasarkan Surat Keputusan (SK)
Gubernur NTB nomor 177-588 tahun 2014 tentang peresmian pimpinan
devinitif DPRD KLU masa bakti 2014-2019, tanggal 3 September 2014,
menetapkan tiga nama yakni,Dra Ni Wayan Sri Pradianti dari Partai
Demokrat sebagai Ketua, Mariadi,S.Ag dari Partai Golkar dan Sudirsah
Sujanto dari Partai Gerindra sebagai wakil ketua.
Pelantikan dan pengambilan sumpah
pimpinan devinitif DPRD KLU tersebut, selain dihadiri oleh sejumlah
pejabat Pemprov NTB, juga dihadiri sejumlah pejabat KLU, seperti Bupati
H.Djohan Sjamsu,SH, Wakil Bupati DR H.Najmul Akhyar, MH, Sekda Drs
H.Suardi,MH, para Staf Ahli, para Asisten,Ketua KPU, Panwaslu, pimpinan
ormas dan undangan lainnya.



Bupati KLU H.Djohan Sjamsu,SH dalam sambutannya berharap agar eksekutif
dan legislatif bisa bersinergi dan saling bekerja sama dengan baik
memajukan dan mensejahterakan masyarakat.
“DPRD bukan hanya merupakan mitra kerja
yang berkedudukan setara dengan pemerintah daerah, melainkan juga
memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar dalam memajukan dan
menyukseskan pembangunan.Untuk itu, Eksekutif dan Legislatif dituntut
untuk harus mampu bekerjasama dengan baik dan saling mendukung,”katanya.
Ditambahkannya, Pemerintah Daerah
berharap agar terwujud kerjasama yang sinergis antara Eksekutif dan
Legislatif, selalu membuka diri untuk menerima saran, masukan dan
kritikan yang membangun untuk kemajuan masyarakat Kabupaten Lombok
Utara. Begitu pula bagi anggota Dewan yang dipercaya oleh rakyat untuk
menduduki kursi Legislatif, teruslah berjuang dan berkarya untuk
kepentingan rakyat dalam mewujudkan Kabupaten Lombok Utara yang maju dan
beradab.
Melalui kesempatan tersebut, Bupati juga
menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pimpinan
DPRD Kabupaten Lombok Utara sebelumnya, atas kerjasamanya dalam
memajukan dan mensejahterakan kehidupan masyarakat di Kabupaten Lombok
Utara. (eko)