Minggu, 07 September 2014

GITA SWARA FM:

Perawatan Bale Adat Karang Bajo

Lombok Utara, SK -
Kepala Desa Karang Bajo Kecamatan Bayan Lombok Utara NTB Kertamalip,
menuturkan tentang bagaimana masyarakat adat menempati dan merawat rumah
adat yang di tempati oleh beberapa penunggu bale adat ( Perusa ) Wet
Kepembekelan Karang Bajo 05/09/14.
Rumah
adat yang di tempati oleh perusa adalah bale mak lokak gantungan
rombong dalam kampu, bale mak kiyai lebe, bale mak lokak karang bajo,
bale mak lokak Pande, bale mak lokak penguban, bale mak lokak,karang
tulis, bale mak lokak singgan, bale mak lokak walin gumi, bale mak lokak
lang-lang, bale mak lokak perumbak lauk dan bale mak lokak perumbak
daya.
Bale adat yang di tempati oleh mak lokak
terdiri dari bangunan bale menginga sebagai Tempat tinggal, amben belek
tempat barang kebutuhan rumah, Amben berik tempat perabot rumah tangga
dan tempat tidur di dalam rumah, berugak saka enam tempat acara dan
tempat menerima tamu, Sambi geleng tempat penyimpanan padi bulu, monjeng
tempat penyimpanan padi sehari hari sebelum di olah menjadi beras.
Bale Adat di pelihara dan di tempati
oleh para toak turun ini tetap terpelihara sepanjang masi menduduki
jabatan sebagai perusa, jabatan tertentu, apabila yang bersangkutan
sudah ujur di lanjutkan oleh anak keturunan yang lain dan rumah adat
tersebut tetap di tempati, sedangkan untuk pelaksanaan perbaikan rumah
di kerjakan secara gotong royong oleh masyarakat adat, dan semua
masyarakat adat mendukung baik dari biaya maupun dari segi waktu untuk
membantu mengerjakannya.
Bale adat akan tetap terawatt sampai
seterusnya jika ada kerusakan baik dari atap alang-alang, pagar bedek
dan tiang kayu, belandar dan usuk, baru di lakukan perbaikan, bahan
bamboo untuk kebutuhan adat tidak usah di beli karena masyarakat adat
mempunyai suku cadang bambu, begitu juga dengan kayu ada tempat husus
untuk menebang dengan cara adat, tinggal ongkos pulangkan bahan saja,
yang di beli itu adalah alang-alang.
Kendala kita dalam merawat peninggalan
Bale adat adalah sulitnya kita mencari alang- alang di Desa setempat.
Kita harus membeli lintas Kecamatan sampai lintas kabupaten. Sedangkan
rencana perawatan pada saat ini sudah ada bantuan dari kementrian
Kebudayaan RI untuk Merehab dan membangun ulang Rumah adat di karang
bajo, rencana kedepan Rumah tradisional ( Bale Adat ) di tata ulang
konstruktur lingkungannya, seperti Pondasi pagar kampu kita perbaiki
dengan memasang Batu Timbul, kalau pagarnya yang rusak dig anti dan jika
atap alang alang rusak kita ganti. Dan akan menjadi asset wesata Budaya
di Kecamatan Bayan KLU.
Tantangan rumah adat adalah, dari
struktur bangunan yang tinggi sedangkan pintunya yang pendek jadi kita
harus menunduk memberi hormat baru masu. Bale adat ini walau tidak
mempunyai ruang tetapi ada 2 pintu, yaitu pintu luar dan pintu inan bale
yang di atas. Sedabgkan busana pada saat basuk rumah adah itu kita
tidak boleh memakai baju kaos, harus baju yang ada kancing, begitu juga
kain yang di pakai harus kain batik panjang tidak boleh memakai kain
londong yang di jait dan tidak memakai alas kaki.
Bale adat tidak boleh di tambah bentuk
dan besar bangunan dan tidak boleh hilang atau di kosongkan jika isi
rumah lebih dari 2 KK maka orang tua yang menempati rumah adat dan
anaknya membuat rumah lain walaupun tidak mampu membuat bale adat. Rumah
biasa. Namun pada dasarnya di penunggu rumah adat itu punya rumah
permanen yang layak huni di tempat lain untuk mengikuti jaman sekarang
yang di tempati oleh anaknya atau keluarga lain, rumah adat itu sebagai
rumah dinas adat ketika dia menduduki jabatan tertentu jika dia sudah
pension maka dia kembali ke rumahnya yang semula.
Masyarakat adat memang benart rajin
merawat dan menempati rumah adat sebagai peninggalan leluhur sehingga
Pemeribtah Pusat melalui Kementrian Kebudayaan memberikan bantuan untuk
perehapan sedang dan rehab berat.
Pengaruh Bantuan Dari Pemerintah Pusat
Melalui Kementrian Kebudayaan kepada masyarakat tentu ada kelebihannya,
jadi bisa adil. Sebeb pada tahun 2013 dulu warga Desa Karang bajo
mendapat Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya dari Kementrian
Perumahan Rakyaat RI dari Jumlah KK 1.50 kita dapat sebanyak 452 Unit
dan itu husus rumah warga tidak boleh rumah adat. Sekarang tahun 2014
giliran rumah adat yang mendapat program.
Bale adat ini memang harus tetap ada
karena setiap waktu dalam setahun tetap melakukan ritual baik ritual
dalam kehidupan, ritual agama dan ritual kematian. Dalam setahun saja
ada beberapa rangkaian acara seperti, Roah Bubur petak bulan Muharam,
roah bubur abang bulan sapar, ngaji gubuk, roah jumat, acara Maulid adat
bulan rabiul awal , roah mbuang wau, menggawe mengkurisan, menggawe
mengkawinan ( Nikah ) dan menyunatan (khitanan ), menggawe mate, roah
ulan di bulan rajab, roah sampet jumat sebelum puasa, roah kunut-( balik
ayat ) bulan ramadhan, roah malaman ( Nuzul Qur’an ), lebaran tinggi (
Idul Fitri ), lebaran topat, lebaran pendek ( idul adha ) Selamet olor
untuk pertanian.

Wacana Pemerintah Desa Karang Bajo kedepan adalah :
1. Membuat dan membangun pagar keliling
gubuk adat sesuai tata ruang mari master Plaen. Membuat MCK Umum, Selain
bangunan yang telah kami buat seperti Balae Pusaka Sebaya Tanta Karang
Bajo yang bahan bangunannya adalah dari limbah batu apung dan bambu
petung. Berupa aula, begugak saka enam dan homsty yang bantuannya dari
Litbang PU Bali Nusa tenggara pada tahun 2010.
2. Melaksanakan program paket wisata
budaya yang ada di Karang Bajo dengan cara para tamu masuk dari bale
pusaka sebaya tanta, sewa pakaean adat di tempat, lalu di ajak melihat
prosesi masyarakat adat menenun kain, melihat rumah rumah ( bale adat )
di luar maupun di dalam kampu terus menuju Masjid Kuno baru balek
mencari oleh oleh berupa kain hasil tenun dan makanan khas bayan.
3. Membangun Lapak pedagang Kaki lima di
sekitar bangunan Balae pusaka sebaya tanta tempat masyarakat adat
menjual hasil tenun dan kerajinan miniature bangunan lainnya.
4. Mencari Donatur untuk membiayai
pelatihan seni budaya yang pada saat sekarang ini mau punah seperti
gerup kesenian suling Dewa dan gerup pemacan pujangga ( Pepaosan ),
melengkapi musik yang kurang peninggalan Drama Karya Timbul Jaya
seperti ( Gong 2 buah ) Gendang 2 buah ) petuk 1 buah, sementara
terompongnya masi ada.
5. Mencari donator untuk pengadaan alat
memasak seperti panci, piring, kocor dan rangseng akan di titip di rumah
pembekel adat akan dipakai untuk kebutuhan setiap acara ritual adat,
sebab kalau memakai bahan lokal semua prosesnya lambat dan tidak ada
yang menjual. ( Kertamalip)

0 komentar:

Posting Komentar