Selasa, 26 Agustus 2014

GITA SWARA FM:

Misteri Letusan Gunung Samalas di Lombok

Gunung Rinjani
Gunung Rinjani
Misteri Letusan Gunung Samalas di Lombok


Tidak banyak orang yang tahu, betapa gunung tertinggi nomer dua di
Indonesia, ternyata memiliki sejarah spektakuler yang mencengangkan
dunia. Sebelumnya terdapat beberapa cerita yang terdapat pada Babad
Lombok. Namun semuanya lebih dianggap dongeng semata, kecuali setelah
para ilmuan dunia membuka rahasia Gunung Samalas yang bertetangga dengan
Gunung Rinjani.


Berikut Petikan Tentang Kedahsyatan Letusan Gunung Samalas dalam Babad Lombok.


Gunung Rinjani Longsor, dan Gunung Samalas runtuh, banjir batu
gemuruh, menghancurkan Desa Pamatan, rumah2 rubuh dan hanyut terbawa
lumpur, terapung-apung di lautan, penduduknya banyak yang mati.


Tujuh hari lamanya, gempa dahsyat meruyak bumi, terdampar di Leneng
(lenek), diseret oleh batu gunung yang hanyut, manusia berlari semua,
sebahagian lagi naik ke bukit.


Bersembunyi di Jeringo, semua mengungsi sisa kerabat raja, berkumpul
mereka di situ, ada yang mengungsi ke Samulia, Borok, Bandar, Pepumba,
dan Pasalun, Serowok, Piling, dan Ranggi, Sembalun, Pajang, dan Sapit.


Di Nangan dan Palemoran, batu besar dan gelundungan tanah, duri, dan
batu menyan, batu apung dan pasir, batu sedimen granit, dan batu cangku,
jatuh di tengah daratan, mereka mengungsi ke Brang batun.


Ada ke Pundung, Buak, Bakang, Tana’ Bea, Lembuak, Bebidas, sebagian
ada mengungsi, ke bumi Kembang, Kekrang, Pengadangan dan Puka hate-hate
lungguh, sebagian ada yang sampai, datang ke Langko, Pejanggik.


Semua mengungsi dengan ratunya, berlindung mereka di situ, di Lombok
tempatnya diam, genap tujuh hari gempa itu, lalu membangun desa, di
tempatnya masing-masing.


(Babad Lombok)


Sementara itu artikel di bawah adalah saduran dari Majalah Online tentang Gunung Samalas.


Sumber : http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2013/10/131001_iptek_letusan_samala.shtml


Ilmuwan internasional menyimpulkan bahwa mereka berhasil menemukan
gunung api yang bertanggung jawab atas letusan besar yang terjadi di
abad ke-13.


Misteri letusan yang terjadi pada tahun 1257 itu masih menyisakan
sisa abu kimia yang terdapat di Arktik Kutub Utara dan Antartika.

Berita terkait


Catatan sejarah zaman pertengahan Eropa menulis bahwa kawasan
tersebut pada saat itu mengalami pendinginan mendadak, dan mengalami
kegagalan panen akibat letusan.


Dalam jurnal ilmiah PNAS, sebuah tim internasional menunjuk Gunung
Samalas di Pulau Lombok, Indonesia sebagai sumber letusan besar
tersebut.


Yang sedikit tersisa dari struktur awal gunung purba ini adalah kawah
besar yang kini lebih dikenal dengan nama Danau Segara Anak.


Dalam penelitiannya tim ini menemukan kemiripan kadar belerang dan
debu jejak es di kutub dengan balutan data yang dikumpulkan di wilayah
Lombok itu sendiri, termasuk tanggal radiokarbon, jenis dan penyebaran
batuan dan abu yang dikeluarkan, rangkaian pohon.


Penelitian ini juga menelusuri sejarah lokal yang menceritakan tentang kejatuhan Kerajaan Lombok di satu waktu pada abad ke-13.


“Buktinya sangat kuat dan menarik,” kata Profesor Clive Oppenheimer, dari Universitas Cambridge, Inggris, kepada BBC.


Rekannya, Prof Franck Lavigne, dari Universitas Pantheon-Sorbonne,
Prancis, menambahkan, “Kami melakukan penelitian mirip seperti
investigasi kriminalitas.”


“Kami tidak mengetahui pelakunya di awal, tetapi kami memiliki waktu
pembunuhan dan jejak dari geokimia dari dalam dasar es, dan itu membuat
kami bisa menelusuri kepada gunung api yang bertanggung jawab.”
‘Mengubah cuaca’


Letusan tahun 1257 beberapa kali dikaitkan dengan gunung di Meksiko, Ekuador dan Selandia Baru.


Tetapi kandidat dari negara ini gagal dalam pencocokan tanggal
geokimia, dan hanya Samalas yang bisa “memenuhi semua persyaratan”, kata
para peneliti.


Tim yang melakukan penelitian di Lombok mengindikasikan bahwa lebih
dari 40 kubik kilometer batu dan abu dimuntahkan dari gunung api ini,
dan materi letusan membumbung ke udara dengan ketinggian mencapai 40km
lebih.


Dengan muntahan yang sangat besar itu yang bisa membawa materi gunung
api menyebar ke seluruh dunia dalam jumlah yang bisa dilihat di lapisan
es Greenland dan Antartika.


Dampak bagi perubahan iklim juga sangat signifikan.


Sejarah zaman pertengahan menggambarkan cuaca sangat mengerikan
berlangsung di musim panas 1258. Saat itu suhu anjlok menjadi sangat
dingin dan hujan turun tak henti, menyebabkan bencana banjir.


Arkeolog baru-baru ini mencatat 1258 sebagai tahun untuk umur ribuan
kerangka manusia yang ditemukan terkubur dalam kuburan massal di London.


“Kami tidak bisa memastikan dua peristiwa ini saling terkait tetapi populasi saat itu sangat depresi,” kata Prof Lavigne kepada.


Dibandingkan dengan letusan dahsyat lainnya, para peneliti meyakini
letusan Samalas diperkirakan sama besarnya dengan Krakatau di tahun 1883
dan Tambora di tahun 1815.

0 komentar:

Posting Komentar