Kamis, 31 Januari 2013

GITA SWARA FM

Kabupaten LOMBOK UTARA

Profil | Sejarah | Arti Logo | Nilai Budaya

Profil

Nama Resmi : Kabupaten Lombok Utara
Ibukota : Tanjung
Provinsi : Nusa Tenggara Barat


Utara      : Laut Jawa
Batas Wilayah : Selatan   : Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Tengah

Barat      : Selat Lombok

Timur      : Kabupaten Lombok Timur
Luas Wilayah : 776,25 Km2
Jumlah Penduduk : 224.768 Jiwa
Adminstrasi : Kecamatan : 5, Kelurahan : -, Desa : 33
Website : Http://www.lombokutarakab.go.id (offline )

(Permendagri No.66 Tahun 2011)

Sejarah

Kabupaten Lombok Utara pada awalnya merupakan bagian dari Kabupaten Lombok Barat Berdasarkan Undang-Undang Pemerintahan Negara Indonesia Timur (NIT) Nomor 44 Tahun 1950 pasal 1 ayat (1) Wilayah Administrasi Lombok Barat membawahi Wilayah Administratif Kedistrikan Ampenan Barat, Ampenan Timur, Tanjung, Bayan,Gerung, Asisten Kedistrikan Gondang dan Kepunggawaan Cakranegara.
Demikian juga halnya ketika lahir Undang-Undang No.69 tahun 1958 tantang Pembentukan Wilayah Wilayah Tk.II Dalam Wilayah Daerah Tk.I. Bali, NTB dan NTT. Wilayah Lombok Utara tetap menjadi bagian dari Kabupaten Lombok Barat. Seiring dengan terjadinya perkembangan yang menuntut pelayanan pemerintahan yang maksimaldi berbagai daerah, dengan Undang-Undang No.4 tahun 1993 Kabupaten Lombok Barat dimekarkan menjadi 2 (dua) daerah otonomi yaitu Kabupaten Lombok Barat sendiri sebagai daerah induk dan Kota Mataram sebagai Daerah pemekaran.
Sebagai konsekwensi dan terbentuknya Daerah Kota Mataram, maka pada tahun 2000 dengan Peraturan Pemerintah No.62 Tahun 2000 Ibu Kota Lombok Barat dipindahkan dari Mataram ke Gerung. Kenyataan ini semakin mengabaikan rentang kendali Pemerintahan Kabupaten Lombok Barat, terutama terhadap 5 (lima) Kecamatan yang berada di Lombok Barat bagian Utara.
Kondisi inilah yang menyentak kesadearan dan membangkitkan semangat masyarakat Lombok Utara untuk mewujudkan cita-citanya yang lama terpendam yaitu membentuk Kabupaten Lombok Utara dan untuk terwujudnya cita-cita dimaksud maka dibentuklah Komite Pemekaran Kabupaten Lombok Barat dengan Keputusan Bupati Lombok Barat No. 582/93/PEM/2003 yang bertugas mengkoordinasikan seluruh kegiatan dalam rangka mempersiapkan persyaratan pemekeran Kabupaten Lombok Barat.
Dalam perjalanan Komite tersebut tidak dapat menjalankan tugas sebagai mana mestinya sehingga atas dasar aspirasi berbagai komponen masyarakat Lombok Utara  termasuk Mahasiswa yang tergabung dalam Forum Komonikasi Mahasiswa Lombok Utara  (FKMLU) pada tahun 2005 kepengurusan Komite Kabupaten Lombok Barat tersebut disempurnakan melalui Keputusan Bupati Lombok Barat No. 04/03/Pem/2005 dengan Ketua Umum H. Djohan Sjamsju SH dan Datu Rahdin Djayawangsa SH sebagai Sekretaris Umum selain menetapkan Komite Pemekeran Kabupaten Lombok Barat dalam Keputusan Bupati tersebut ditetapkan juga Tim Pengkajian Pemekaran Kabupaten Lombok Barat yang diketuai oleh DR. Ridawan MS (Alm).
Dengan bermodal semangat yang tinggi dalam nuansa kebersamaan antara seluruh lapisan masyarakat Lombok Utara. Komite dan Tim Pengkajian Pemekaran Kabupaten Lombok Barat dengan dukungan penuh Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat, maka tersusunlah hasil kajian Pemekaran Kabupaten Lombok Barat yang menyimpulkan bahwa Lombok Utara dari sisi teknis kewilayahan dan administrative memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai daerah otonomi baru.
Berdasarkan hasil kajian tersebut maka langsung ditindaklanjuti dengan permohonan Rekomendasi dan persetujuan Pembentukan Komite Kabupaten Lombok Utara kepada Pemerintah Daerah secara berjenjang, Pemerintah Pusat, DPD RI dan DPR RI melalui penggunaan hak inisiatif DPR. Setelah melalui proses pembahasan yang cukup panjang di Komisi II DPR, Badan Legeslatif Nasional               ( Balegnas) , DPRD dan Panitia Musyawarah DPR RI akhirnya usul pemekaran Kabupaten Lombok Barat ditindak lanjuti dengan pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Pembnetukan Kabupaten Lombok Utara yang tertuang dalam surat Ketua DPR RI No. R.U.02/8231/DPR-RI/2007 dan mendapat persetujuan dari Presiden RI No. R.68/Pres/12/2007 tanggal 10 Desember 2007.
Rancangan Undang-Undang (RUU) disetujui oleh DPR RI melalui Sidang Paripurna Tanggal 24 Juni 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Lombok Utara di Propinsi Nusa Tenggara Barat menjadi Undang-Undang yang selanjutnya disyahkan oleh Presiden RI yaitu Undang-Undang No.26 Tahun 2008 pada tanggal 21 Juli 2008 dan menenpatkan dalam lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 99. Oleh karena secara yuridis Kabupaten Lombok Utara terbentuk pada tanggal  21 Juli 2008 dan diperingati setiap tahunnya oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Utara sebagai Hari Ulang Tahun Kabupaten Lombok Utara.

Arti Logo


Dasar Hukum Keputusan Bupati Lombok Utara No.8 Tahun 2009 tanggal 27 April 2009
Gunung Rinjani : Gunung Rinjani berwarna coklat memperentasikan simbul yang melekat pada masyarakat Lombok Utara (sasak) pada umumnya dengan menyebutnya sebagai DAYA atau pusat kekuatan magnit bumi dan pusat kekuatan spiritual, melambangkan keharmonisan kehidupan dalam kel;estarian lingkungan.
Bangunan Masjid Kuno : Berwarna merah menggambarkan integritas peradaban masyarakat Lombok Utara yang dibangun berdasarkan kesadaran kosmos,kesadaran sejarah,kesadaran adat dan spiritual dan merupakan situs cagar budaya.
Lingkaran : Berwarna merah dan hijau menggambarkan kondisi social ekonomi masyarakat Lombok Utara yang dibangun secara fungsional dan mengakomodir segenap kepentingan masyarakat secara proporsional.
Bintang bersegi lima : Melambangkan masyarakat Lombok Utara yang Relegius dalam bingkai idiologi Pancasila dalam Negara Kesatuan RI.
Padi dan Kapas : Menggambarkan kesejahtraan dan berkeadilan sebagai harapan masyarakat Kabupaten Lombok Utara.
Sesanti : “ TIOQ TATA TUNAQ “ merupakan cerminan kepribadian dan semangat kerja masyarakat Lombok Utara.
TIOQ : Berarti tumbuh bahwa masyarakat Lombok Utara menerima anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa sebagai dasar yang harus disyukuri dan dipertanggung jawabkan.
TATA : Berarti Atur dalam kontek ini bermakna mengelola kehidupan dan segala sumber daya yang dianiugrahkan oleh Tuhan bertanggung jawab kepada Tuhan dan generasi mendatang serta berorientasi untuk membangun bersama menuju kesejahtraan masyarakat Lombok Utara.
TUNAQ : Berarti Menyayangi, memelihara,mendayagunakan secara maksimal segala sumber daya baik budaya, social dan sumber daya alam.
Kesimpulan : Setiap Penduduk dan Pemimpin di Kabupaten Lombok Utara haruslah bertindak menurut hokum, bijaksana berbudi pekerti yang luhur dan tidak berlebih-lebihan, beresemangat dan berjuang untuk kemajuan pembangunan dan keeejahtraan masyarakat Lombok Utara. Disamping itu memeiliki kepribadian dan toleransi atar pemeluk agama satu dengan lainnya serta mendayagunakan segala sumber daya yang ada baik budaya,social dan sumber daya alam guna terwujudnya masyarakat Lombok utara yang relegius dan bermartabat.

Nilai Budaya

Nilai Budaya : Memuja Taon Umat Budha KLU yaitu kegiatan syukuran yang dilaksanakan oleh masyarakat Kabupaten Lombok Utara atas tercapainya peningkatan pangan dan kesejahtraan masyarakat, hal ini dilaksanakan setiap tahun dengan cara memuja Taon Bagi Umat Budha di Pawang Kuripan, Baro dan Bageq Bais Kecamatan Tanjung, hal ini meru[akan perwujudan ritual agama atau Luir Gama atau istilah lain yaitu memuja Balit/hujan yang dilaksanakan sekitar Bulan April setiap tahunnya.
Gawe Adat Lokoq Sumbur : Kegiatan pesta syukuran masyarakat Desa Sambik Bangkol Kecamatan Gangga, hal ini dilaksanakan setiap tahunnya oleh segenap masyarakat Lombok Utara. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin setiap Awal Bulan Agustus hingga akhir Oktober dan merupakan ritual warisan secara turun temurun sejak jaman dulu kala sebagai wujud syukur atas hasil panen yang melimpah dan terhindar dari berbagai macam penyakit.
Ritual Adat Memarek, Bebekeq : Kegiatan ritual masyarakat KLecamatan Gangga. Yaitu kegiatan mengajak untuk dating berziarah kesuatu tempat yang memiliki nilai kesejahtraan disebut MEMAREK sedangkan BEBEKEQ yaitu suatu kepercayaan masyarakat Dayen Gunung (Selelos - Gangga) sebagai Lokasi Kerajaan BEBENGKEQ yang Maksa/hilang bersama Raja dan Kawulanya pada masa dahulu.Kegiatan ini dlaksanakan juga di laksanakan di Kecamatan Bayan, Sesait dengan Maulid Adat.Disamping itu kegiatan ritual ini dlaksanakan oleh tiga pemeluk agama yaitu Islam, Hindu dan Budha dan bisanya dilaksanakan di dusun Selelos Desa Bentek Kec.Gangga Kabupaten Lombok Utara.
Kerajaan Bebekeq : Kerajaan Pamatan yaitu kerajaan yang ada di pulao Lombok jaman dulu kala dengan kondisi masyarakatnya yang hidup makmur dengan berladang atau pertanian, setelah beberapa lama Raja Pamatan turun tahta kemudian diganti dengan Raja Majapahit dari jawa denngan agama wratsari. Setlah Gunung Rinjani meletus maka Kerajaan Pametan Hilang/musnah kemudian diganti dengan Kerajaan Pejanggik, Kerajaan Langko, Kerajaan Bayan dan Kerajaan Sokong.Kerajaan Bebekeq dipimpin oleh Patih Bonang Kemudian pada masa itu terjadi peperangan dengan Kerajaan Karang Asem yang dipimpin oleh Patih Rangga Jowong dan mendarat di Gili Trawangan Pemenang.
Mandi Safar : Kegiatan Ritual untuk tolak Bala yang dilakukan oleh Masyarakat Desa Gili Indah setiap tahunnya atau dikenal dengan Istilah REBO BONTONG atau REBO terakhir pada bulan safar dalam penanggalan Islam antara bulan Januari s/d Pebruari.Konon waktu itu Nabi Muhammad meminta kepada para sahabatnya untuk keluar rumah atau hijrah untuk memperbanyak ibadah dan kebaikan antar sesame salah satunya yaitu Doa Tolak Bala hal itu diyakini oleh Masyarakat setempat. Sebelum dilaksanakannya kegiatan ritual dimaksud masyarakat terlebih dahulu mensucikan diri dengan cara mandidi laut atau sungai dan berpuasa terlebih dahulu.

GITA SWARA FM:

Pengalaman Luar Biasa Menjadi 

Pendamping LPTTG Malindo

31 Januari 13 | 05:58

Kayangan,(SK),-- Menjadi seorang pendamping LPTTG Malindo di Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan tidaklah semudah apa yang di bayangkan.

Bagi seorang Lukmanul Hakim, dengan pendidikan S1 pada Fakultas Ilmu Sosial Politik yang disandangnya, hal tersebut tidaklah sulit baginya sebagai duta atau wakil Kabupaten Lombok Utara dalam pendampingan pelatihan Trotila di Kabupaten Luwu Utara Sulawesi Selatan selama 10 hari, yang dimulai dari tanggal 19 hingga 28 Januari 2013 lalu.
Pengalaman menjadi pendamping dalam pelatihan Trotila tersebut, Lukmanul Hakim bersama 2 orang rekannya dari Mataram Nurhaerani,SS dan dari Bima Rohana di Luwu Sulsel itu, sungguh luar biasa.Karena disamping mendapatkan kesempatan menimba ilmu tentang berbagai produk unggulan daerah, juga bisa melihat dari dekat bagaimana tentang kehidupan masyarakat pedesaan yang tadinya tidak bisa bekerja maksimal dalam menngolah bahan baku siap pakai yang tersedia di sekitarnya, menjadi lebih berpenghasilan dalam memenuhi ekonomi keluarga.”Ini berkat adanya pelatihan Tortila,sebab bahan baku itu sudah ada disekitar mereka, hanya saja tidak memiliki ilmu untuk mengolahnya, sehingga dengan adanya pelatihan Tortila ini diharapkan masyarakat ditingkat bawah dapat merubah dan meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga,”tutur Lukmanul Hakim.
Lukmanul Hakim menceritakan, ketika di percaya sebagai pendamping sekaligus sebagai pelatih dalam pelatihan Tortila di Kabupaten Luwu Utara Sulawesi Selatan tersebut, diakuinya sangat luar biasa.Disamping dirinya belum pernah ke daerah tersebut, juga dipercaya sebagai pelatih para elit politik dalam mengembangkan Tortila sebagai salah satu produk unggulan daerah (PUD) yang mampu mendongkrak ekonomi keluarga dan memiliki prosfek yang cukup menjanjikan dimasa depan jika di kelola dengan baik.
Seperti misalnya, katanya, dari 100 orang peserta pelatihan Tortila di daerah Luwu Utara Sulsel tersebut, semua peserta di tempatkan di masing-masing rumah penduduk.Sehingga para peserta dapat berinteraksi luwes dan bebas dengan masyarakat setempat.Disamping itu, dengan ditempatkannya seluruh peserta tersebut, juga ekonomi keluarga ikut juga terbantu.
Ketika ditanya wartawan media ini seputar LPTTG, Lukmanul Hakim menjelaskan, LPTTG itu adalah wadah pelatihan focus teknologi tepat guna (TTG) menjadi produk unggulan daerah (PUD), bermitra dengan Pemerintah Daerah/Kota/Pemprov.Selain itu bermitra juga dengan Negara Sahabat,Perguruan Tinggi dalam dn luar negeri. Lembaga pelatihan ini berdiri sejak tahun 1986 dengan nama LPTTG Siranindi di Palu Sulawesi Tengah, yang kemudian berkembang menjadi LPTTG Malindo di Luwu Utara Sulawesi Selatan.Persemian berdirinya lembaga LPTTG Malindo ini di resmikan oleh Menteri Pendidikan Nasional Prof.Malik Fadjar bersama Menteri PU Soenarno pada tahun 2003.
Sedangkan focus yang dijalankan LPTTG Malindo ini bergerak di bidang makanan ringan kering, ber-merek,ber-HaKi,ber-SNI, serta layak pasar local/eksport dengan lebih 600 jenis keterampilan hasil pertanian/perikanan. Tujuan dari LPTTG ini adalah agar rakyat trampil skill dan cerdas mind sett untuk bekerja dan berpendapatan.(Eko)

GITA SWARA FM

Kemenag Lombok Utara Belum Bisa Terima Pendaftaran Haji Siskohat

Lombok Utara – Pembukaan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) didaerah Lombok Utara awal bulan lalu, mulai dirasakan manfaatnya terutama untuk urusan pelayanan dibidang keagamaan seperti pencatatan dan administrasi perkawinan, pembinaan lembaga Pondok Pesantren dan sekolah swasta hingga fasilitasi pendaftaran haji yang sebelumnya dilakukan masyarakat di Lombok Barat.
Masyarakat Lombok Utara, kini dengan mudah bisa mendaftar untuk menunaikan ibadah Haji di Kemenag setempat. Hanya saja adanya regulasi tentang pendaftaran Haji melalui Sistim komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) yang diterapkan pemerintah, belum dapat dilakukan oleh kemenag  Lombok Utara.
Pelaksana Tugas Kepala Kemenag Lombok Utara, Drs.HM.Amin, kepada media, Rabu (30/1) menyebutkan, kebijakan pendaftaran haji dengan Siskohat dilaksanakan melalui sistim komputerisasi Onlineyang tersambung secara nasional.
Akan tetapi Ia mengatakan pihaknya belum mampu mengakomodir pendaftaran dengan Siskohat, karena belum memiliki perangkat komputerisasi pendaftaran yang  terhubung langsung dengan database Kementerian Agama pusat.
Untuk itu bagi masyarakat yang berkeinginan untuk merebut kuota haji dengan cepat, warga dihimbau dan diarahkan untuk sementara mendaftar dikantor Kementerian Agama Lombok Barat, disamping dengan Siskohat tersebut Calon Jemaah Haji juga tidak Bisa diwakilkan, jelas M.Amin.
Namun demikian ditandaskan M.Amin, jika pemda Lombok Utara bersedia membantu meminjamkan perangkat pendukung Siskohat tersebut pada Kanwil Kemenag Provinsi NTB atau Lobar, maka pihak langsung bisa menerima pendaftaran Haji melalui Siskohat.
Kepala Kantor Kemenag, M.Amin menambahkan, jumlah jemaah haji asal Lombok Utara terbilang cukup besar dan terus meningkat setiap tahun.
Oleh karena itu diawal pembukaan pelayanan kantor Kemenag, pihak akan berupaya untuk segera membangun Kantor yang referesentatif dan dilengkapi berbagai fasilitas pendukung pendaftaran Haji secara Online, sehingga pada tahun depan mampu secara penuh melayani pendaftaran jemaah haji melalui Siskohat.(ntb7)

Panwaskab Mulai lakukan Penjaringan Calon Panwascam Pemilukada 2013

Panwaskab Mulai lakukan Penjaringan Calon Panwascam Pemilukada 2013

Lombok Utara – Sebanyak 52 peserta calon panitia Pengawas Pemilihan Umum Tingkat Kecamatan (Panwascam) Kabupaten Lombok Utara yang telah dinyatakan lolos administrasi, sejak dilakukan proses perekrutan pekan lalu.
Ketua Panitia Pengawas Kabupaten Lombok Utara, Andi Nursabandi, Rabu (30/1) mengatakan perekrutan Panwascam tersebut sesuai amanat Undang-Undang Nomor 5 tahun 2011, sebagai bagian dari alat kelengkapan penyelenggaraan Pemilukada.
Disebutkan Nursabandi, saat ini pihaknya tengah melakukan proses Fit And Profer Test terhadap keseluruhan peserta yang lulus administrasi guna memperoleh masing-masing tiga orang panwascam untuk ditugaskan di lima kecamatan yang ada.
Para peserta yang telah dinyatakan lulus uji kelayakan tersebut, akan ditetapkan sekaligus dilantik secar resmi pada awal Februari mendatang. Setelah itu akan dilakukan Bimbingan teknis mengenai sistim dan mekanisme pengawasan proses pemilukada Gubernur yang akan diselenggarakan tahun ini, ungkap Nursabandi..
Ketua Panwaskab Lombok Utara itu menambahkan, para petugas Panwascam itu nantinya akan membantu fungsi pengawasan terhadap semua tahapan pelaksanaan Pemilu (Pulbup, Pilgub dan Pileg) di tingkat Kecamatan, seperti proses pemutakhiran data, menerima laporan dugaan pelanggaran pemilu hingga ditetapkan nya pemenang pemilukada.
Disebutkan juga bahwa proses rekrutmen Panwascam di sejumlah Kabupaten dan Kota se-Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) jugatelah  digelar secara serentak pada awal Januari lalu, salah satunya Lombok Timur dan Lombok Barat. (ntb7)

GITA SWARA FM

Prosesi Ritual Maulid

Adat di Wet Sesait

30 Januari 13 | 05:29

Sesait, (SK) — Tiga minggu sebelum ada kepastian akan di gelarnya Maulid Adat pada tahun bersangkutan, maka Tau Loka Empat yang terdiri dari Mangkubumi,Pemusungan,Penghulu dan Jintaka mengadakan musyawarah bertempat di Kampu.Yang di bahas dalam pertemuan tersebut hanya satu yaitu tentang kesepakatan jadi atau tidaknya ritual Maulid Adat di gelar.
Setelah keputusan Tau Lokak Empat tersebut ditetapkan, maka sesuai dengan ranah masing-masing harus menyebarluaskan kepada kaula balanya bahwa Maulid Adat jadi dilaksanakan.

Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan Tau Lokak Empat itu, maka diadakanlah musyawarah yang kedua untuk membahas tentang penetapan waktu dimulainya ritual Maulid Adat, termasuk menentukan tanggal dimulainya. Setelah seluruh masyarakat adat wet Sesait mengetahuinya, maka mulailah saat itu harus mempersiapkan segala sesuatunya.
Pelaksanaan prosesi ritual Maulid Adat di wet Sesait di laksanakan selama empat hari dan rangkaian acaranya pada hari pertama dimulai dengan melakukan berbagai persiapan, termasuk membersihkan tempat-tempat yang dijadikan sebagai lokasi kegiatan ritual pendukung Maulid Adat. Diantaranya adalah membersihkan lingkungan Mesjid Kuno Sesait,membersihkan Sumur Lokok Kremean sebagai lokasi tujuan Bisok Menik (cuci beras),membersihkan Kampu termasuk alat-alat yang digunakan,membersihkan Sumur Lokok Paok yang airnya nanti diambil untuk membuat jaja pangan dan berbagai persiapan lainnya, seperti mencari dan mengundang para mangku (Mangku Lokok Kremean,Mangku Payung Agung,Mangku Lokok Paok,Mangku Ran,Mangku Air) yang terlibat dalam prosesi ritual Maulid Adat di wet Sesait.
Setelah itu, maka pada sore harinya para Mangku ini berkumpul di Kampu untuk kemudian pada prosesi ritual Maulid Adat bekerja sesuai dengan tugas masing-masing hingga selesai pelaksanaan Maulid Adat.Selain itu, para praja Mangku dan praja Penghulu (dua orang perempuan supuk yang sudah tua dan dua orang yang masih muda dan belum aqil baleq) di jemput dan seterusnya tinggal di Kampu.
Praja Nina atau Praja Mulud (anak perempuan yang belum aqil baliq sebagai simbol kesucian) yang sudah di jemput itu nantinya bertugas untuk Menutu Pare Bulu (menumbuk padi yang berbulu sampai menjadi beras).
Praja Nina ini ditempatkan dirumah yang sudah disiapkan disekitar Kampu, mulai tinggal sejak dijemput pada hari pertama sampai berakhirnya ritual prosesi Maulid Adat.
Setelah itu pada hari kedua dilanjutkan dengan Menguluh yaitu mengambil Pare Bulu (padi yang berbulu) dari Sambi (lumbung).Kemudian diteruskan dengan Menutu Pare dan unggun (kulit padi) dibuang ke Lokok kremean dirangkaikan dengan mandi Praja Mulud. Setelah itu dilanjutkan dengan Pembuatan Jaja Pangan (Jajan sejenis wajik) dan air untuk membuatnya diambilkan dari Lokok Paok oleh Toak Lokak Mangkubumi. Menjelang Magrib, Gong Gambelan (Gong Dua) diturunkan dari Bale Agung purusanya A.Siwadi.Dimana gong dua ini setelah diturunkan kemudian diarak menuju Kampu melalui sebelah utara Kampu dan ditempatkan di berugak depan Kampu sebelah timur sambil terus di bunyikan dan di inapkan satu malam.
Selanjutnya, pada hari ketiga pada pagi hari Gong Dua yang sudah nginap satu malam tersebut, lalu di bawa menuju Berugak Amak Kelap selatan Mesjid Kuno sambil terus dibunyikan hingga waktu Zuhur tiba.Setelah sholat Zuhur dilaksanakan, baru kemudian Gong Dua tadi di pindahkan lagi menuju Berugak Guram selatan Mesjid Kuno.Ditempat inilah Gong Dua ini diinapkan hingga selesainya pelaksanaan ritual prosesi Maulid Adat di gelar.

Sore harinya dilanjutkan dengan acara Merembun (mengumpulkan) beras bagi Ina Bapu (sebutan bagi kaum hawa/ibu-ibu dan nenek-nenek) sekaligus juga waktu untuk membuat jajan selain pangan. Menjelang sore hari akan dilakukan persiapan Memajang atau Ngengelat yang akan dilaksanakan setelah sholat Asyar berjamaah sampai menjelang waktu sholat Magrib dan Isya di Mesjid Kuno.
Ritual Memajang merupakan ritual pertama sebagai pembuka pelaksanaan ritual-ritual lainnya.Adapun makna dari ritual Memajang adalah sebagai simbol persamaan dan kesetaraan umat Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah Swt.
Setelah selesai Memajang yang dilakukan oleh Tau Lokok Empat (Mangkubumi, Penghulu, Pemusungan dan Jintaka), dilanjutkan dengan sholat Magrib dan Isya. Ini semua dilaksanakan di Mesjid Kuno.
Kegiatan berikutnya dilaksanakan di halaman Mesjid Kuno adalah Semetian (Perisian) yaitu saling pukul menggunakan Penjalin (rotan) yang masing-masing bertameng. Acara semetian harus diawali oleh Pepadu (Jagoan) Nina Sik Wah Supuk (perempuan uzur yang sudah monopaus), barulah Pepadu Mama boleh bertarung sampai tengah malam.
Adapun acara puncak prosesi ritual Maulid Nabi Besar Muhammad Saw yang dikemas secara adat dilaksanakan pada hari keempat yaitu keesokan harinya setelah Memajang dan Semetian dilakukan.
Rangkaian ritual pada acara puncak tersebut, diawali dengan ritual Bisok Menik (cuci beras) dipagi harinya ke Lokok Kremean (diyakini sebagai tempat pemandian bidadari dan orang-orang suci). Cuci beras ini dilakukan oleh kaum hawa (baik yang masih gadis maupun yang sudah berkeluarga), dengan di Abih (diapit) baris tiga oleh kaum laki-laki (barisan Nina ditengah diapit barisan Mama).
Ba’da Zhohor, acara dilanjutkan dengan berkurban dengan menyembelih binatang Kerbau (Sembeleh Kok) yang ukuran,umur dan bobot sudah menjadi ketentuan para leluhur (Kok Kembalik Pokon). Sementara di dalam Kampu, pada saat yang bersamaan, Nasi Aji (yang akan dibawa ke Mesjid Kuno) dan Payung Agung (nanti ditempatkan dipintu masuk Mesjid Kuno) juga dipersiapkan. Persiapan ini tidak sembarang orang yang mengerjakannya, harus berdasarkan Purusa (garis keturunan).
Setelah berkurban (Sembeleh Kok), dilanjutkan dengan Mbau Praja Mama dengan cara mengejar dan menangkap setiap laki-laki yang belum aqil baliq sebanyak tiga orang yang akan dijadikan putra Mahkota, untuk disandingkan dengan Praja Nina (yang sudah terpilih pada hari pertama saat menutu pare bulu) sebagai Praja Mulud (sepasang putra-putri mahkota).

Praja Mulud bertugas sebagai penjaga pintu Mesjid Kuno dengan membawa Payung Agung dan menjaganya dari sentuhan orang lain yang melewati pintu Mesjid Kuno. Jika Payung Praja Mulud (Payung Agung) disentuh orang lain, maka diberi sanksi yaitu dipukul menggunakan Pemecut (Penjalin yang diberi tali) oleh Praja Mulud. Sementara yang dua orang Praja itu ditempatkan di tempat imam sebagai penjaga abu dedeng (sebuah wadah untuk menaruh abu api/au yang biasa digunakan para ibu untuk memberikan kehangatan bagi bayinya ketika baru lahir).
Menjelang sore hari pada hari terakhir dari ritual Maulid Adat di wet Sesait ini, kemudian dilanjutkan dengan Naikang Dulang Nasi Aji dengan wadah dulang berjumlah tiga buah berkaki satu yang dikhususkan bagi Tau Lokak Empat; (Pemusungan, Mangkubumi,Penghulu dan Jintaka), dimana seluruh isinya terdiri dari apa saja yang ada di alam ini dan waktu membuatnya atau pada saat merakitnya ini dilakukan oleh Praja Mangku,Praja Penghulu dibantu Tau Lokak Empat (Mangkubumi, Penghulu,Pemusungan dan Jintaka) serta tidak boleh berbicara sepatah katapun. Jadi ketika butuh bantuan harus menggunakan kode isyarat satu sama lainnya.
Waktu Naikang Nasi Aji ke Mesjid Kuno ini, diyakini yaitu pada waktu Gugur Kembang Waru ( waktu menjelang Magrib). Prosesi ritualpun berakhir dan ditutup dengan Do’a Maulid oleh Penghulu Adat.(Eko).

GITA SWARA FM

Prosesi Ritual Maulid

Adat Ala Gumantar

30 Januari 13 | 05:40

Gumantar,(SK) –Prosesi ritual Maulid Adat Gumantar rutin untuk setiap tahun pelaksanaannya berlangsung selama tiga hari tiga malam. Prosesi ritual Maulid Adat Ala Gumantar ini terus dipertahankan hingga kini. Keberadaan komunitas Gumantar dalam pelaksanaan Maulid Adat masih menganut system tradisi secara turun temurun.
Untuk menyongsong pelaksanaan ritual Maulid Adat Gumantar, satu minggu sebelumnya sudah dilakukan berbagai persiapan. Seperti Meleah Bale Gubuq (membersihkan kampung), memperbaiki penyengker (pembatas/pagar) Mesjid Kuno dan gotong royong membersihkan lokasi sekitar pelaksanaan ritual Maulid Adat, termasuk membersihkan Lokok Bikuk.
Menurut A.Sukari, salah seorang tokoh adat Gumantar mengatakan bahwa, kegiatan pendahuluan meleah ini adalah merupakan Saur Sanga (Nasar) sebagai wujud syukur kepada Allah Swt, karena setiap tahun dapat bertemu lagi dengan bulan Maulid. Sehingga masyarakat komunitas Gumantar dapat melaksanakan ritual adat seperti yang dicontohkan oleh para leluhur.

“Ini adalah tradisi para leluhur, dimana kegiatan pendahuluan yang dilaksanakan sebelum pelaksanaan ritual Maulid adat di wet Gumantar ini adalah meleah atau Saur Sanga,”terang A.Sukari, yang dibenarkan juga oleh A.Rupidi yang juga tokoh adat setempat. Sementara itu, tokoh adat Gumantar yang lain, seperti Rinansah menjelaskan kepada penulis tentang rangkaian prosesi ritual Maulid Adat Gumantar, sejak awal persiapan hingga berakhirnya ritual tersebut.
Dikatakan, pada hari pertama yang dilakukan oleh masyarakat adat Gumantar menjelang pelaksanaan Maulid adatnya adalah seperti meleah disekitar Bale Gubuq (membersihkan kampung), memperbaiki penyengker (pembatas/pagar) Mesjid Kuno dan gotong royong membersihkan lokasi sekitar pelaksanaan ritual Maulid Adat, termasuk membersihkan Lokok Bikuk.

Disamping itu, yang perlu dipersiapkan pada hari pertama itu antara lain membuat Jojor (lampu yang terbuat dari kapas dan buah jarak pagar yang di racik jadi satu),menguluh (ambil padi bulu dari Sambi (Lumbung padi) untuk persiapan nasi ayat dan menentukan praja Mangku dan Praja Penghulu.Praja ini berjumlah 4 orang perempuan, yang terdiri dari 2 orang yang sudah tua (sudah menopause) dan 2 orang lagi yang masih belum aqil balik.Tugasnya adalah sebagai tokoh utama dalam pelaksanaan proses ritual Maulid Adat.Misalnya, praja inilah yang bertugas menumbuk padi bulu untuk dijadikan nasi ayat,praja ini pula yang berada paling depan dalam bisok beras maupun ketika naik ke Mesjid Kuno dalam puncak pelaksanaan Maulid Adat.Sedangkan Praja Maulidnya yang terdiri dari 2 orang berada di belakang dari praja itu.
Pada hari kedua, kegiatan adat yang dilakukan adalah mempersiapkan kayu bakar,gong dua di turunkan kemudian mencucinya di lokok Bikuk.Setelah selesai mencuci, gong dua itu kembali ke Bale Beleq untuk dilakukan ritual tabuh selama tiga kali, baru kemudian di bawa ke tempatnya di depan Mesjid Kuno untuk ditabuh selama berlangsungnya prosesi Maulid Adat.Namun sebelum mulai ditabuh, disembelihkan ayam terlebih dahulu diatas gong maupun kelentangnya. Setelah mulai ditabuh, maka pada saat ini, masyarakat adat Gumantar sudah boleh menari menggunakan tarian yang dikenal dengan sebutan Migel.
Siang harinya dilakukan kegiatan Merembun (mengumpulkan) segala hasil bumi (beras,dll) di Bale Beleq (rumah adat). Dalam acara merembun ini dilakukan oleh kaum hawa dengan menggunakan wadah Praras (bakul kecil) dan berpakaian adat. Pada sore harinya bisok beras pun dilakukan ke Lokok Bikuk oleh praja Mangku dan Praja Penghulu bersama dengan inan pawon dan diiringi oleh sedikitnya 10 hingga 12 orang perempuan dengan menggunakan pakaian adat khas Gumantar. Dalam acara bisok menik ini, menurut Rinansah, tidak berdasarkan Purusa.”Siapa saja boleh melakukannya,”kata Rudim.
Sementara menunggu segala sesuatunya siap, di alun-alun Mesjid Kuno Gumantar masih tetap berlangsung tarian yang menurut bahasa Gumantar disebutnya Migel. Bersamaan dengan itu, di bale beleq, Ancak untuk wadah membawa nasi ke Mesjid Kuno nantinya pun dipersiapkan, praja mulud juga sedang dipersiapkan.
Kemudian acara selanjutnya menurut Rudim (45) adalah Tau Lokak sudah siap diberugak bersama sama dengan Pengancang dan berpakaian adat.
“Kalau sudah Tau Lokak sudah siap di Berugak bersama dengan Pengancang, ini berarti prosesi ritual Maulid Adat, akan segera digelar,”terang Rudim.
Acara dilanjutkan dengan iring-iringan sepasang Praja Mulud menuju Mesjid Kuno, dengan 10 orang laki-laki membawa ancak (dulang terbuat dari bambu) dan 20 pasang wanita mengiring paling depan dengan menggunakan pakaian adat.
“10 laki-laki pembawa ancak ini, langsung naik ke Mesjid Kuno bersama dengan Praja Mulud, sedangkan 20 wanita sebagai pengiring tadi, hanya sampai diluar Mesjid,”kata Rudim. ‘Puncak akhir dari prosesi ritual Maulid adat Gumantar ini, sama dengan seperti di Bayan, yaitu puncaknya dengan naiknya Praja Mulud ke Mesjid Kuno. Sedangkan kalau di Sesait, puncak Maulid adatnya dengan di naikkannya Nasi Aji di Mesjid Kuno.(Eko).

Rabu, 30 Januari 2013

GITA SWARA FM

Menggapai Rinjani Lewat Jalur Terindah di Nusantara

Matahari mulai bersinar terik, namun angin gunung berhawa dingin mulai menerpa wajah kami. Di ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut (mdpl), kami merayakan torehan prestasi menggapai salah satu puncak api tertinggi di Indonesia, Rinjani. Selebrasi di antara kami bermacam rupa, menangis haru, bersujud mencium tanah, hingga mengibarkan bendera Indonesia.Sambil menahan pegangan Dwi Warna, seorang pendaki memandang jauh ke depan. Latar depan Danau Segara Anak, sementara Gunung Agung terlihat tinggi menjulang di latar belakang.
Rinjani yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat ini merupakan gunung api bertipe strato dengan kaldera berdanau ini diperkirakan memiliki tinggi 5.000 mdpl pada zaman tersier (lebih dari 600.000 tahun lalu). Aktivitas tektonik vulkanik dalam skala besar mengambil andil besar dalam perubahan bentuk Rinjani serta munculnya kerucut Gunung Baru Jari (2.376 mdpl). Aktivitas tektonik vulkanik Rinjani juga memunculkan kaldera luas menampung air, masyarakat lokal menamainya Danau Segara Anak. Luas Danau ini mencapai 2400×2800 meter, menjadikan salah satu danau vulkanik aktif terbesar di bumi.
Bagi para wisatawan yang datang, Rinjani ibarat magnet yang memanggil alam batin untuk merasakan pesona alam yang luar biasa. Lanskap berupa padang sabana, jalur perbukitan dipayungi cemara gunung, tanjakan batu menuju puncak ditumbuhi bunga edelweiss hingga Danau Segara Anak siap memanjakan para pendaki. Mendaki Rinjani pun semakin mudah dengan kehadiran para porter dan pemandu yang ada di bawah naungan Rinjani Trek Management Board (RTMB), sebuah organisasi yang digerakkan oleh masyarakat lokal. Di dua pintu pendakian, Jalur Senaru dan Jalur Sembalun, tersedia pula Rinjani Information Center untuk menambah wawasan para pendaki mengenai Gunung Rinjani.
Menggapai puncak Rinjani, kami memilih pintu masuk dari Desa Sembalun. Jalurnya dipenuhi padang sabana luas, keindahan alam yang luar biasa melihat rumput menguning dengan latar Gunung Rinjani di kejauhan menjadi pemandangan selama di perjalanan. Selepas dari Pos III, para pendaki akan frustrasi melewati Bukit Penyesalan. Di bukit ini, pameo penyesalan selalu datang belakangan, tidaklah tepat. Penyesalan yang dimaksud ternyata “penyesalan selalu datang lebih awal saat melihat bukit yang tak kunjung usai untuk didaki.”
Kami tiba di Plawangan Sembalun saat hari senja. Inilah lokasi pendirian tenda terakhir sebelum perjalanan ke puncak Rinjani. Pendaki yang ingin ke puncak Rinjani, biasanya akan memulai pendakian pukul 02.00 dinihari dengan estimasi waktu tiba di puncak saat matahari terbit. Namun tak jarang estimasi itu berubah, seperti kami yang baru tiba di puncak pukul 08.30. Puncak Rinjani menawarkan pesona keindahan. Dari ketinggian 3.726 mdpl saat cuaca cerah, pendaki bisa melihat puncak Gunung Agung di barat dan Puncak Tambora di timur.

Senin, 28 Januari 2013

GITA SWARA FM: GITA SWARA FM:

Kertamalip: Pembangunan Polindes

Proyek Siluman di Desanya

25 Januari 13 | 10:19

Karang Bajo, suarakomunitas - Kepala Desa (Kades) Karang Bajo, Kertamalip menilai, pembangunan Polindes yang dibangun di samping kantor desa setempat merupakan proyek siluman, karena total anggarannya tidak jelas.
“Kami sudah minta kepada pemenang tender berkali-kali agar membuat papan informasi, nama CV, ukuran pembangunan polindes dan biayanya dan dipasang di depan kantor desa, agar masyarakat tahu nama CV pemenang tender dan total anggarannya, namun tampaknya tidak dihiraukan”, kata Kertamalip, ketika ditemu distudio Primadona FM, 24/2/13.
Mengapa tidak ditolak? Menjawab pertanyaan tersebut, Kades Karang Bajo Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara mengaku, kalau keberadaan Polindes itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan sudah beberapa kali diusulkan ke pemerintah kabupaten.
“Bangunan Polindes ini memang dibutuhkan oleh masyarakat, tapi pemerintah daerah dan pemenang tender perlu transparan, berapa dan darimana anggaran yang digunakan untuk membangun harus jelas, sehingga masyarakat tidak bertanya lagi kepada kepala desa”, jelasnya.
Dikatakan, pemerintahan desa Karang Bajo beberapa tahun lalu, diminta oleh pemerintah daerah untuk menyiapkan tempat lokasi pembangunan Polindes. Namun setelah disiapkan, pembangunan Polindes tidak kunjung dilaksanakan. Dan secara tiba-tiba pada pertengahan tahun 2012 pembangunannya dimulai tanpa ada kejelasan sumber dana dan total anggarannya.
“Kalau saya ditanya berapa dan darimana anggaran pembangunan Polindes ini, tetap saya jawab tidak tahu, karena seharusnya proyek seperti ini perlu ada papan pengumumannya yang bisa dibaca oleh masyarakat luas.
Persoalan adanya istilah proyek siluman yang masuk di KLU, memang sejak beberapa tahun lalu sudah banyak dikeluhkan oleh pemerintah desa ke kepala BPM PPLKB Pemdes KLU, namun hingga saat ini belum bisa diatasi.
Agar tidak terjadi lagi proyek siluman masuk desa, sebaiknya pemerintah daerah terbuka dan meminta kepada CV pemenang tender untuk memasang papan pengumuman pada setiap proyek yang dikerjakan, dan jangan sampai Kades menjadi sasaran masyarakat, padahal dia sendiri tidak tahu asal sumber dana pembangunan yang ada didesanya. (ari)

GITA SWARA FM:

Prosesi Ritual Maulid Adat

 Gumantar, di Guyur Hujan

28 Januari 13 | 13:44
Gumantar,(SK) –“Prosesi ritual Maulid Adat Gumantar tahun ini berlangsung selama tiga hari tiga malam, dimulai dari sejak Jum’at hingga Minggu malam.
Namun prosesi ritual Maulid Adat yang sudah berlangsung pada hari ketiga tersebut di guyur hujan lebat yang turun sejak sore minggu,(27/01/2013), tidak membuat masyarakat adat Gumantar urung lakukan ritual itu, lebih-lebih seluruh masyarakat adat Gumantar,tua-muda turut ambil bagian dalam menari di halaman depan Mesjid Kuno.Ini menunjukkan tanda syukur mereka, maka seluruh masyarakat menunjukkannya dengan turun menarai, kaerna telah usai pelaksanaan ritual yang sekali setahun rutin dilaksanakan itu. Dimana tarian yang melegenda dikalangan masyarakat adat Gumantar ini secara turun-menurun dari nenek moyang mereka dikenal dengan sebutan Migel.
Tradisi maulid adat di Gumantar yang dimulai dari bersih-bersih lalu Merembun (mengumpulkan) segala hasil bumi (beras,dll) di Bale Beleq (rumah adat) itu, sudah berlangsung berabad-abad.Sejak agama Islam masuk di Gumantar sekitar abad ke 17 M bersamaan dengan wilayah Bayan, Sukadana, Batu Gembung,Salut dan Sesait, maka tradisi Maulid seperti yang kita saksikan saat ini, memang masyarakat adat Gumantar ini kuat memegang teguh pelaksanaan ritual adatnya. Ini terbukti dari setiap rentetan atau urutan pelaksanaan adatnya selalu rapi dan teliti.Karena setiap pekerjaan ritual adat dikerjakan oleh orang yang memang purusanya.”Jadi sudah tahu apa yang harus dikerjakan pada saatnya, tidak perlu di berikan aba-aba atau komando,”jelas Sukariah salah seorang tokoh adat yang juga Kepala Dusun Gumantar ini.
Kendati hujan lebat mengguyur di Gumantar, namun pelaksanaan ritual adatnya tidak tertunda.Para pelaku dalam prosesi pelaksanaan Maulid adat tersebut terus melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugasnya masing-masing.Ini terbukti ketika para pengiring praja Maulid sudah selesai melaksanakan tugasnya di Mesjid Kuno dan ketika mau turun untuk kembali ke Bale Beleq, maka para pengiring yang terdiri dari 10 orang kaum perempuan dengan menggunakan pakaian adat tersebut, kembali ke Mesjid Kuno untuk menjemputnya walau di guyur hujan lebat.
Sementara itu, masyarakat adat Gumantar di alun-alun Mesjid Kuno, pada saat praja Maulid turun dari Mesjid Kuno di jemput oleh para pengiringnya itu, dengan semangat terus saja menari sejadi-jadinya yang walaupun di guyur hujan lebat. Mereka menari semakin semangat dan semakin lama bertambah banyak yang turun menari, apalagi ketika mendengar bunyi gong gamblan ditabuh oleh para penabuh,seakan-akan ada magnetnya yang menarik setiap orang yang berada disekitar itu, untuk turun menari.”Kaki saya ini gatal-gatal mau ikut nari,”kata Husnul Hotimah, warga setempat.
Hingga berita ini dibuat, kegiatan menari dihalaman Mesjid Kuno itu terus berlangsung dan bahkan semakin lama semakin banyak yang ikut menari.Pola tarian mereka modelnya sama yang walaupun gendingnya berbeda. (Eko).

GITA SWARA FM:

Pusuk Kembali Longsor, Akibatnya Transportasi Macet Total

27 Januari 13 | 05:49
Pemenang,(SK),-- Setiap pengguna jalan yang saban hari melewat pusuk, selalu merasa khawatir terjadi longsor atau pohon tumbang. Di lokasi terjadinya longsor beberapa waktu lalu, kini terjadi lagi pohon tumbang di tempat yang sama,akibatnya terjadi antrean kendaraan panjang sehingga praktis di pusuk jalur transportasi Tanjung-Mataram, Kamis (24/01/2013) lumpuh.
Ketika wartawan media ini secara kebetulan mau ke Mataram siang itu, langsung ikut antri bersama puluhan kendaraan yang lainnya, sambil melihat dari dekat seunggukan pohon tumbang menghalangi jalan yang sedang di pindahkan oleh pekerja yang memang sudah berada di lokasi longsor untuk memperbaiki jalan itu agar normal kembali (diperlebar).
Dari bawah lokasi longsor, terlihat bongkahan tanah masih menggelinding jatuh menimpa jalan raya.Ini menandakan bahwa longsor yang mengakibatkan pohon tumbang pada hari itu masih labil.Jadi para pengguna jalan diharapkan agar selalu berhati-hati sambil melihat situasi sekeliling jalan yang di lalui.”Hati-hati mas jalannya licin,”kata salah seorang pengendara dari arah belakang yang nyeletuk pada wartawan media ini.

Memang, jika dilihat lokasi areal terjadinya longsor, tidak ada satupun pohon yang tumbuh. Hanya yang terlihat tumbuh adalah sejenis tanaman pardu dan ilalang yang ada di celah-celah batu cadas, yang ketika hujan deras dan tanah serta air yang ada diatas bukit akan tergerus ke bawah.Tanaman yang ada diatasnya ikut tergerus terbawa air karena tidak ada yang menahannya.Kemungkinan inilah yang mengakibatkan terjadinya banyak titik yang longsor, diamana tanah dengan mengandung air terjun bebas sehingga memenuhi badan jalan.Keadaan ini praktis membuat kemacetan jalan utama yang ada di pusuk.

Masyarakat pengguna jalan harus lebih berhati-hati ketika melewati jalur pusuk ini.Di samping itu, diharapkan ada tindakan nyata dari dinas terkait untuk mengantisipasi bencana yang setiap saat mengancam ini.(Eko)

GITA SWARA FM:Hari Pertama Masuk Kantor,Kades Dangiang Rombak Perangkat Desa 28 Januari 13 | 17:16 BERKAS PENYERTA (1) Dangiang,(SK),-- Hari Senin, tanggal 28 Januari 2013 adalah merupakan hari bersejarah bagi Desa Dangiang Kecamatan Kayangan KLU. Pasalnya,H.M.Edy Prayitno yang dilantik Bupati KLU H.Djohan Sjamsu,SH tanggal 23 Januari 2013 pekan lalu, sebagai Kepala Desa Dangiang terpilih yang diangkat berdasarkan SK.Bupati KLU Nomor 82/12/Pem/2013 tanggal 22 Januari 2013, dihari pertama masuk kantor langsung merombak perangkat desanya dan menggantinya dengan perangkat desa yang lain. Terang saja semua perangkat desa dangiang yang diberhentikan itu ramai-ramai mengadukan nasibnya tersebut ke Pemerintah Kecamatan Kayangan. Camat Kayangan Tresnahadi, begitu menerima pengaduan perangkat desa dangiang ini, langsung meresponnya.Terkait dengan persoalan tersebut, Tresnahadi mengatakan akan segera memanggil Kepala Desa Dangiang, Sekretaris Desa Dangiang dan Ketua BPD Desa Dangiang,Selasa (29/01/2013) untuk mengklarifikasi pemberhentian perangkat desanya dan menggantinya dengan perangkat desa yang baru. Dikatakan Tresnahadi, berdasarkan Perda KLU No.4 tahun 2012 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Perangkat Desa, memang di jelaskan bahwa pemberhentian dan pengangkatan perangkat desa adalah menjadi kewenangan Kepala Desa.Tetapi harus sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang ada. Terkait dengan perangkat desa dangiang yang di berhentikan itu, apakah sudah sesuai dengan aturan atau tidak, Tresnahadi mengatakan, akan mengundang Kades,Sekdes dan Ketua BPD Desa Dangiang untuk mendengarkan keterangannya, apakah pemberhentian dan pengangkatan perangkat desa di Desa Dangiang tersebut sudah sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang diatur dalam Perda 4/2012 atau menyimpang. ”Jika nanti tidak sesuai dengan aturan yang ada, maka SK.Pemberhentian dan Pengangkatan Perangkat Desa Dangiang yang sudah terlanjur di keluarkan itu harus di perbaiki agar sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang ada, ”tandas Tresnahadi. Lebih lanjut Tresnahadi mengatakan, sesuai dengan Perda KLU No.4 tahun 2012 memang pemberhentian dan pengangkatan perangkat desa itu adalah menjadi kewenangan Kepala Desa setelah mendapatkan persetujuan dari BPD.Kemudian BPD bersurat ke Camat untuk meminta nota persetujuan dan berdasarkan nota persetuan Camat tersebut baru kemudian Kepala Desa membuat Surat Keputusan tentang pengangkatan dan pemberhentian perangkat desanya. Dijelaskan juga bahwa,setelah 15 hari sejak BPD bersurat ke Camat dan selama itu pula Camat tidak mengeluarkan nota persetujuan, maka Camat dianggap sudah setuju.Dalam rentang waktu ini,Kepala Desa boleh menerbitkan SK Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa-nya. Tresnahadi selaku Camat Kayangan juga pernah menyarankan kepada Kades Dangiang untuk mengikuti prosedur dan mekanisme yang ada.”Kalau sudah sesuai dengan mekanisme, silahkan saja,”katanya. Sementara itu,Sekdes Dangiang Muhzar mengatakan, terkait pemberhentian dan pengangkatan Perangkat Desa Dangiang tersebut dirinya ikut andil didalammnya. Pasalnya, menurut Muhzar dirinya diperintah langsung oleh Kepala Desa untuk membuat SK Pemberhentian semua perangkat desa peninggalan pejabat lama dan menggantinya dengan perangkat desa yang baru.Terang saja katanya, karena itu perintah Kadesnya, maka Muhzar melaksanakannya. Dikatakan, dirinya membuat SK Pemberhentian Perangkat Desa Dangiang itu dikerjakannya pada malam hari sehari sebelum hari pertamanya masuk kantor.Hal tersebut dilakukan, kata Muhzar, karena memang Kepala Desa hawatir pada hari pertamanya masuk kantor nanti terdapat 12 perangkat desa, makanya perlu segera di berhentikan perangkat desa yang lama. “Malamnya saya buat SK, lalu mengantarkan kepada Kepala Desa untuk di tanda tangani dan malam itu juga saya antar langsung kepada semua perangkat desa yang diberhentikan itu, agar besoknya tidak masuk kantor, karena sudah diangkat perangkat desa yang baru dan akan memulai masuk kantor,”terang Muhzar. Sehari sebelum dilantik Bupati KLU sebagai Kepala Desa Dangiang terpilih, H.M.Edy Prayitno, pernah mengatakan kepada wartawan media ini bahwa akan merombak total perangkat desanya. Pernyataan tersebut ternyata terbukti, terhitung sejak hari Senin tanggal 28 Januari 2013 hari ini, Perangkat Desa yang baru diangkat itu semuanya mulai masuk kantor.(Eko)


28 Januari 13 | 17:16
Dangiang,(SK),-- Hari Senin, tanggal 28 Januari 2013 adalah merupakan hari bersejarah bagi Desa Dangiang Kecamatan Kayangan KLU.
Pasalnya,H.M.Edy Prayitno yang dilantik Bupati KLU H.Djohan Sjamsu,SH tanggal 23 Januari 2013 pekan lalu, sebagai Kepala Desa Dangiang terpilih yang diangkat berdasarkan SK.Bupati KLU Nomor 82/12/Pem/2013 tanggal 22 Januari 2013, dihari pertama masuk kantor langsung merombak perangkat desanya dan menggantinya dengan perangkat desa yang lain. Terang saja semua perangkat desa dangiang yang diberhentikan itu ramai-ramai mengadukan nasibnya tersebut ke Pemerintah Kecamatan Kayangan.
Camat Kayangan Tresnahadi, begitu menerima pengaduan perangkat desa dangiang ini, langsung meresponnya.Terkait dengan persoalan tersebut, Tresnahadi mengatakan akan segera memanggil Kepala Desa Dangiang, Sekretaris Desa Dangiang dan Ketua BPD Desa Dangiang,Selasa (29/01/2013) untuk mengklarifikasi pemberhentian perangkat desanya dan menggantinya dengan perangkat desa yang baru.

Dikatakan Tresnahadi, berdasarkan Perda KLU No.4 tahun 2012 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Perangkat Desa, memang di jelaskan bahwa pemberhentian dan pengangkatan perangkat desa adalah menjadi kewenangan Kepala Desa.Tetapi harus sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang ada.
Terkait dengan perangkat desa dangiang yang di berhentikan itu, apakah sudah sesuai dengan aturan atau tidak, Tresnahadi mengatakan, akan mengundang Kades,Sekdes dan Ketua BPD Desa Dangiang untuk mendengarkan keterangannya, apakah pemberhentian dan pengangkatan perangkat desa di Desa Dangiang tersebut sudah sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang diatur dalam Perda 4/2012 atau menyimpang. ”Jika nanti tidak sesuai dengan aturan yang ada, maka SK.Pemberhentian dan Pengangkatan Perangkat Desa Dangiang yang sudah terlanjur di keluarkan itu harus di perbaiki agar sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang ada, ”tandas Tresnahadi.
Lebih lanjut Tresnahadi mengatakan, sesuai dengan Perda KLU No.4 tahun 2012 memang pemberhentian dan pengangkatan perangkat desa itu adalah menjadi kewenangan Kepala Desa setelah mendapatkan persetujuan dari BPD.Kemudian BPD bersurat ke Camat untuk meminta nota persetujuan dan berdasarkan nota persetuan Camat tersebut baru kemudian Kepala Desa membuat Surat Keputusan tentang pengangkatan dan pemberhentian perangkat desanya. Dijelaskan juga bahwa,setelah 15 hari sejak BPD bersurat ke Camat dan selama itu pula Camat tidak mengeluarkan nota persetujuan, maka Camat dianggap sudah setuju.Dalam rentang waktu ini,Kepala Desa boleh menerbitkan SK Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa-nya.
Tresnahadi selaku Camat Kayangan juga pernah menyarankan kepada Kades Dangiang untuk mengikuti prosedur dan mekanisme yang ada.”Kalau sudah sesuai dengan mekanisme, silahkan saja,”katanya.
Sementara itu,Sekdes Dangiang Muhzar mengatakan, terkait pemberhentian dan pengangkatan Perangkat Desa Dangiang tersebut dirinya ikut andil didalammnya. Pasalnya, menurut Muhzar dirinya diperintah langsung oleh Kepala Desa untuk membuat SK Pemberhentian semua perangkat desa peninggalan pejabat lama dan menggantinya dengan perangkat desa yang baru.Terang saja katanya, karena itu perintah Kadesnya, maka Muhzar melaksanakannya.
Dikatakan, dirinya membuat SK Pemberhentian Perangkat Desa Dangiang itu dikerjakannya pada malam hari sehari sebelum hari pertamanya masuk kantor.Hal tersebut dilakukan, kata Muhzar, karena memang Kepala Desa hawatir pada hari pertamanya masuk kantor nanti terdapat 12 perangkat desa, makanya perlu segera di berhentikan perangkat desa yang lama.
“Malamnya saya buat SK, lalu mengantarkan kepada Kepala Desa untuk di tanda tangani dan malam itu juga saya antar langsung kepada semua perangkat desa yang diberhentikan itu, agar besoknya tidak masuk kantor, karena sudah diangkat perangkat desa yang baru dan akan memulai masuk kantor,”terang Muhzar.
Sehari sebelum dilantik Bupati KLU sebagai Kepala Desa Dangiang terpilih, H.M.Edy Prayitno, pernah mengatakan kepada wartawan media ini bahwa akan merombak total perangkat desanya. Pernyataan tersebut ternyata terbukti, terhitung sejak hari Senin tanggal 28 Januari 2013 hari ini, Perangkat Desa yang baru diangkat itu semuanya mulai masuk kantor.(Eko)

GITA SWARA FM:Hari Pertama Masuk Kantor,Kades Dangiang Rombak Perangkat Desa 28 Januari 13 | 17:16 BERKAS PENYERTA (1) Dangiang,(SK),-- Hari Senin, tanggal 28 Januari 2013 adalah merupakan hari bersejarah bagi Desa Dangiang Kecamatan Kayangan KLU. Pasalnya,H.M.Edy Prayitno yang dilantik Bupati KLU H.Djohan Sjamsu,SH tanggal 23 Januari 2013 pekan lalu, sebagai Kepala Desa Dangiang terpilih yang diangkat berdasarkan SK.Bupati KLU Nomor 82/12/Pem/2013 tanggal 22 Januari 2013, dihari pertama masuk kantor langsung merombak perangkat desanya dan menggantinya dengan perangkat desa yang lain. Terang saja semua perangkat desa dangiang yang diberhentikan itu ramai-ramai mengadukan nasibnya tersebut ke Pemerintah Kecamatan Kayangan. Camat Kayangan Tresnahadi, begitu menerima pengaduan perangkat desa dangiang ini, langsung meresponnya.Terkait dengan persoalan tersebut, Tresnahadi mengatakan akan segera memanggil Kepala Desa Dangiang, Sekretaris Desa Dangiang dan Ketua BPD Desa Dangiang,Selasa (29/01/2013) untuk mengklarifikasi pemberhentian perangkat desanya dan menggantinya dengan perangkat desa yang baru. Dikatakan Tresnahadi, berdasarkan Perda KLU No.4 tahun 2012 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Perangkat Desa, memang di jelaskan bahwa pemberhentian dan pengangkatan perangkat desa adalah menjadi kewenangan Kepala Desa.Tetapi harus sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang ada. Terkait dengan perangkat desa dangiang yang di berhentikan itu, apakah sudah sesuai dengan aturan atau tidak, Tresnahadi mengatakan, akan mengundang Kades,Sekdes dan Ketua BPD Desa Dangiang untuk mendengarkan keterangannya, apakah pemberhentian dan pengangkatan perangkat desa di Desa Dangiang tersebut sudah sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang diatur dalam Perda 4/2012 atau menyimpang. ”Jika nanti tidak sesuai dengan aturan yang ada, maka SK.Pemberhentian dan Pengangkatan Perangkat Desa Dangiang yang sudah terlanjur di keluarkan itu harus di perbaiki agar sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang ada, ”tandas Tresnahadi. Lebih lanjut Tresnahadi mengatakan, sesuai dengan Perda KLU No.4 tahun 2012 memang pemberhentian dan pengangkatan perangkat desa itu adalah menjadi kewenangan Kepala Desa setelah mendapatkan persetujuan dari BPD.Kemudian BPD bersurat ke Camat untuk meminta nota persetujuan dan berdasarkan nota persetuan Camat tersebut baru kemudian Kepala Desa membuat Surat Keputusan tentang pengangkatan dan pemberhentian perangkat desanya. Dijelaskan juga bahwa,setelah 15 hari sejak BPD bersurat ke Camat dan selama itu pula Camat tidak mengeluarkan nota persetujuan, maka Camat dianggap sudah setuju.Dalam rentang waktu ini,Kepala Desa boleh menerbitkan SK Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa-nya. Tresnahadi selaku Camat Kayangan juga pernah menyarankan kepada Kades Dangiang untuk mengikuti prosedur dan mekanisme yang ada.”Kalau sudah sesuai dengan mekanisme, silahkan saja,”katanya. Sementara itu,Sekdes Dangiang Muhzar mengatakan, terkait pemberhentian dan pengangkatan Perangkat Desa Dangiang tersebut dirinya ikut andil didalammnya. Pasalnya, menurut Muhzar dirinya diperintah langsung oleh Kepala Desa untuk membuat SK Pemberhentian semua perangkat desa peninggalan pejabat lama dan menggantinya dengan perangkat desa yang baru.Terang saja katanya, karena itu perintah Kadesnya, maka Muhzar melaksanakannya. Dikatakan, dirinya membuat SK Pemberhentian Perangkat Desa Dangiang itu dikerjakannya pada malam hari sehari sebelum hari pertamanya masuk kantor.Hal tersebut dilakukan, kata Muhzar, karena memang Kepala Desa hawatir pada hari pertamanya masuk kantor nanti terdapat 12 perangkat desa, makanya perlu segera di berhentikan perangkat desa yang lama. “Malamnya saya buat SK, lalu mengantarkan kepada Kepala Desa untuk di tanda tangani dan malam itu juga saya antar langsung kepada semua perangkat desa yang diberhentikan itu, agar besoknya tidak masuk kantor, karena sudah diangkat perangkat desa yang baru dan akan memulai masuk kantor,”terang Muhzar. Sehari sebelum dilantik Bupati KLU sebagai Kepala Desa Dangiang terpilih, H.M.Edy Prayitno, pernah mengatakan kepada wartawan media ini bahwa akan merombak total perangkat desanya. Pernyataan tersebut ternyata terbukti, terhitung sejak hari Senin tanggal 28 Januari 2013 hari ini, Perangkat Desa yang baru diangkat itu semuanya mulai masuk kantor.(Eko)


28 Januari 13 | 17:16
Dangiang,(SK),-- Hari Senin, tanggal 28 Januari 2013 adalah merupakan hari bersejarah bagi Desa Dangiang Kecamatan Kayangan KLU.
Pasalnya,H.M.Edy Prayitno yang dilantik Bupati KLU H.Djohan Sjamsu,SH tanggal 23 Januari 2013 pekan lalu, sebagai Kepala Desa Dangiang terpilih yang diangkat berdasarkan SK.Bupati KLU Nomor 82/12/Pem/2013 tanggal 22 Januari 2013, dihari pertama masuk kantor langsung merombak perangkat desanya dan menggantinya dengan perangkat desa yang lain. Terang saja semua perangkat desa dangiang yang diberhentikan itu ramai-ramai mengadukan nasibnya tersebut ke Pemerintah Kecamatan Kayangan.
Camat Kayangan Tresnahadi, begitu menerima pengaduan perangkat desa dangiang ini, langsung meresponnya.Terkait dengan persoalan tersebut, Tresnahadi mengatakan akan segera memanggil Kepala Desa Dangiang, Sekretaris Desa Dangiang dan Ketua BPD Desa Dangiang,Selasa (29/01/2013) untuk mengklarifikasi pemberhentian perangkat desanya dan menggantinya dengan perangkat desa yang baru.

Dikatakan Tresnahadi, berdasarkan Perda KLU No.4 tahun 2012 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Perangkat Desa, memang di jelaskan bahwa pemberhentian dan pengangkatan perangkat desa adalah menjadi kewenangan Kepala Desa.Tetapi harus sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang ada.
Terkait dengan perangkat desa dangiang yang di berhentikan itu, apakah sudah sesuai dengan aturan atau tidak, Tresnahadi mengatakan, akan mengundang Kades,Sekdes dan Ketua BPD Desa Dangiang untuk mendengarkan keterangannya, apakah pemberhentian dan pengangkatan perangkat desa di Desa Dangiang tersebut sudah sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang diatur dalam Perda 4/2012 atau menyimpang. ”Jika nanti tidak sesuai dengan aturan yang ada, maka SK.Pemberhentian dan Pengangkatan Perangkat Desa Dangiang yang sudah terlanjur di keluarkan itu harus di perbaiki agar sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang ada, ”tandas Tresnahadi.
Lebih lanjut Tresnahadi mengatakan, sesuai dengan Perda KLU No.4 tahun 2012 memang pemberhentian dan pengangkatan perangkat desa itu adalah menjadi kewenangan Kepala Desa setelah mendapatkan persetujuan dari BPD.Kemudian BPD bersurat ke Camat untuk meminta nota persetujuan dan berdasarkan nota persetuan Camat tersebut baru kemudian Kepala Desa membuat Surat Keputusan tentang pengangkatan dan pemberhentian perangkat desanya. Dijelaskan juga bahwa,setelah 15 hari sejak BPD bersurat ke Camat dan selama itu pula Camat tidak mengeluarkan nota persetujuan, maka Camat dianggap sudah setuju.Dalam rentang waktu ini,Kepala Desa boleh menerbitkan SK Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa-nya.
Tresnahadi selaku Camat Kayangan juga pernah menyarankan kepada Kades Dangiang untuk mengikuti prosedur dan mekanisme yang ada.”Kalau sudah sesuai dengan mekanisme, silahkan saja,”katanya.
Sementara itu,Sekdes Dangiang Muhzar mengatakan, terkait pemberhentian dan pengangkatan Perangkat Desa Dangiang tersebut dirinya ikut andil didalammnya. Pasalnya, menurut Muhzar dirinya diperintah langsung oleh Kepala Desa untuk membuat SK Pemberhentian semua perangkat desa peninggalan pejabat lama dan menggantinya dengan perangkat desa yang baru.Terang saja katanya, karena itu perintah Kadesnya, maka Muhzar melaksanakannya.
Dikatakan, dirinya membuat SK Pemberhentian Perangkat Desa Dangiang itu dikerjakannya pada malam hari sehari sebelum hari pertamanya masuk kantor.Hal tersebut dilakukan, kata Muhzar, karena memang Kepala Desa hawatir pada hari pertamanya masuk kantor nanti terdapat 12 perangkat desa, makanya perlu segera di berhentikan perangkat desa yang lama.
“Malamnya saya buat SK, lalu mengantarkan kepada Kepala Desa untuk di tanda tangani dan malam itu juga saya antar langsung kepada semua perangkat desa yang diberhentikan itu, agar besoknya tidak masuk kantor, karena sudah diangkat perangkat desa yang baru dan akan memulai masuk kantor,”terang Muhzar.
Sehari sebelum dilantik Bupati KLU sebagai Kepala Desa Dangiang terpilih, H.M.Edy Prayitno, pernah mengatakan kepada wartawan media ini bahwa akan merombak total perangkat desanya. Pernyataan tersebut ternyata terbukti, terhitung sejak hari Senin tanggal 28 Januari 2013 hari ini, Perangkat Desa yang baru diangkat itu semuanya mulai masuk kantor.(Eko)

Penyakit Malaria Mulai Meningkat Di Kecamatan Bayan


Lombok Utara – Musim penghujan tahun ini tidak berpengaruh signifikan terhadap kondisi kesehatan masyarakat Lombok Utara. Secara umum kondisi kesehatan masyarakat setempat dalam keadaan baik, tidak banyak yang menderita sakit.
Sejumlah penyakit yang dikhawatirkan menyerang masyarakat Lombok Utara seperti Diare, penyakit Kulit dan Inpeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) tidak terlalu banyak yang menjangkiti warga. Berbeda dengan musim hujan tahun lalu yang banyak menimbulkan penyakit musiman yang disebabkan perubahan kondisi lingkungan.
Hal itu berkat program Dinas Kesehatan setempat yang sejak awal melakukan upaya antisipasi dan kesiagaan petugas kesehatan ditiap desa hingga dusun. Selain terbangun nya kesadaraan warga yang banyak belajar dari pengalaman musim hujan tahun lalu, sehingga dimusim hujan Tahun ini lebih bersikap preventif terhadap serangan penyakit.
Hanya saja belakangan penyakit Malaria, mulai muncul dan menyerang sejumlah warga diwilayah yang justru tidak terindikasi Endemis. Seperti yang terjadi di Pondok pesantren Nurul Bayan, Kecamatan Bayan, dimana sejak dua pekan terakhir intensitas penyakit menular itu mulai menjangkiti santri dan warga Ponpes setempat. Informasi yang dihimpun RRI dari dalam Ponpes Nurul Bayan menyatakan, bahwa hampir sebagian santri sudah terserang secara sporadis hingga banyak yang dilarikan ke puskesmas Bayan.
Kepala Dinas Kesehatan Lombok Utara, dr.H.Benny Nugroho., yang dikonfirmasi media, Sabtu (26/1) tak membantah merebaknya penyakit malaria dikawasan tersebut. Munculnya malaria di Nurul Bayan menurut Benny, lebih disebabkan karena prilaku warga Ponpes yang tidak bersih dan sehat dimana keadaan lingkungan, sanitasi air dan pentaan ruangan asrama yang kotor sehingga banyak nyamuk bersarang dan akhirnya menggigit penghuni ponpes.
Dikatakan dr Benny, pengurangan resiko penyakit Malaria ditiapkecamata sudah dilakukan sejak setahun terakhir melalui sosialisasi dan penyuluhan, sehingga banyak wilayah yang sudah steril. Namun sikap kurang bersih warga setempat memicu munculnya Malaria.
Terhadap merebaknya penyakit malaria di Bayan itu, Kadikes Lombok Utara itu mengaku sudah mengirim petugas untuk melakukan pembersihan dan membasmi sarang nyamuk dengan melakukanFogging dan Abatesasi disamping memberi perawatan intensif kepada santri dan warga yang telah terserang Malaria. (ntb7)

Kabupaten Lombok Utara Berhasil Capai Target AKINO

  Lombok Utara – Kabupaten Lombok Utara berhasil memenuhi target program Angka Kematian Ibu Nol (AKINO) selama dua tahun terakhir. Indikator capaian tersebut dinilai dari tidak ditemukan adanya kasus kematian ibu hamil dan bayi saat proses persalinan selama rentang waktu antara tahun 2011 hingga awal tahun 2013 ini.  Selain memenuhi target AKINO, daerah otonom yang baru berusia empat tahun itu juga berhasil menekan angka Gizi kurang dan Buruk hingga dibawah Lima persen.

Berdasarkan data dinas Kesehatan setempat, pada tahun 2007-2009 jumlah kasus kematian ibu dan bayi saat persalinan relatif tinggi, yakni antara  3-8 orang ibu hamil disetiap kecamatan. Hal itu disebabkan pertolongan persalinan secara tradisional oleh dukun beranak yang kurang telaten dan tanpa alat medis, disamping minimnya pengetahuan tentang bagaimana menghadapi persalinan ditambah suami yang tidak Siaga.
Kepala Dinas Kesehatan Lombok Utara, dr.H.Benny Nugroho.,  Sabtu (26/1) mengatakan sebagai langkah prioritas pencegahan kasus kematian ibu pada tahun 2008, pihaknya banyak melakukan perombakan sistim dan inovasi untuk mengurangi bahkan pencegahan kematian ibu dan Bayi.
Diantaranya dengan meluncurkan Gerakan Sayang Ibu yang di implementasikan dalam bentuk sosialisasi dan penyuluhan kesehatan bagi para ibu hamil,  opimalisasi peran kader kesehatan, memperbanyak fasilitas berupa Ambulance di Puskesmas dan Pustu termasuk mengintensifkan pemeriksaan kesehatan hingga Sembilan kali selama kehamilan. Bahkan juga memberi pelayanan persalinan gratis melalui program Jaminan Persalinan (Jampersal) baik kaya atapun miskin, ungkap H.Benny Nugroho.
Hal itu ditandaskan drBenny dilaksanakan secara terkoordinasi hingga secara perlahan kasus kematian ibu menjadi Nol seiring dengan terbangun nya kesadaran masyarakat tentang pencegahan kematian ibu/bayi.
Atas kesuksesan mencapai target AKINO itu membuat Pihak Pemprov NTB memberikan apresiasi tinggi dan menjadikan Lombok Utara sebagai daerah percontohan di NTB termasuk secara Nasional, Sehingga banyak daerah lain di Indonesia belajar tentang pencegahan kematian ibu didaerah itu. (ntb7)

Sabtu, 26 Januari 2013

GITA SWARA FM

Pelaku Kesenian KLU Diakui Belum Mampu Penuhi Selera Hotel

Lombok Utara – Daerah Lombok Utara Dikenal memiliki khazanah budaya yang khas dengan berbagai keunikan yang masih kental, selain itu hidup juga beragam kesenian tradisional seperti belasan jenis Seni Tari, Gending dan Tembang hingga seni Drama yang bernilai kultural tinggi yang menarik untuk ditampilkan dihadapan tamu wisatawan.
Hanya saja hingga kini, kemitraan antara para pelaku seni budaya setempat dengan kalangan pengusaha hotel dan restauran belum terbangun kuat. Saat ini berbagai Kesenian tradisional asli Lombok Utara jarang  terlihat dipentaskan di setiap acara paket wisata pengelola hotel.
Anehnya pegusaha wisata dan hotel di kawasan Tiga Gili dan sekitarnya, malah menggunakan kesenian dari wilayah lain meski kesenian serupa terdapat di Lombok Utara. Fakta tersebut menimbulkan kesan bahwa para pengusaha wisata tidak berupaya mengakomodir kesenian yang ada.
Kepala bidang Kebudayaan Lombok Utara, Sahti,S.Pd.,  kamis (24/1) tidak membantah minimnya kerjasama antara hotel dengan pelaku seni itu. Ia mengaku memang itulah yang menjadi masalah dalam upaya pemberdayaan kesenian daerah sementara ini.
Kabid Kebudayaan itu mengaku, bahwa para pelaku kesenian setempat belum mampu mengadaptasi konsep dan kebutuhan pengelola hotel, selain aspek kedisiplinan yang belum bisa diterapkan oleh pelaku seni Lombok Utara.
Pihak hotel menginginkan penampilan kesenian yang lengkap, dimana semua jenis kesenian bisa ditampilkan oleh satu kelompok/sanggar seni. Namun tidak banyak sanggar seni lombok utara yang bisa melakukannya. Sedangkan soal kedisiplinan, para pengelola sanggar seni sering tidak tepat waktu saat pentas yang menyebakan banyak wisatawan kecewa, sehingga pihak hotel lebih memilih kesenian dari luar, ungkap Sahti.
Terhadap kendala itu, sahti menandaskan soal kemampuan dan disiplin adalah masalah teknis yang bisa dilatih. Untuk itu kini pihaknya tegah mencoba menyatukan sanggar-sanggar seni setempat yang bisa berkolaborasi dan mampu memenuhi keinginan pihak hotel. Selain itu juga berupaya men-support peralatan sanggar seni  disamping mengintensifkan promosi seni budaya bersama dinas Pariwisata agar lebih dikenal dan dapat dipakai oleh para pelaku pariwisata. (ntb7)

GITA SWARA FM

Kertamalip: Pembangunan Polindes, Proyek Siluman di Desanya

25 Januari 13 | 10:19
BERKAS PENYERTA (1)

Karang Bajo, suarakomunitas - Kepala Desa (Kades) Karang Bajo, Kertamalip menilai, pembangunan Polindes yang dibangun di samping kantor desa setempat merupakan proyek siluman, karena total anggarannya tidak jelas.
“Kami sudah minta kepada pemenang tender berkali-kali agar membuat papan informasi, nama CV, ukuran pembangunan polindes dan biayanya dan dipasang di depan kantor desa, agar masyarakat tahu nama CV pemenang tender dan total anggarannya, namun tampaknya tidak dihiraukan”, kata Kertamalip, ketika ditemu distudio Primadona FM, 24/2/13.
Mengapa tidak ditolak? Menjawab pertanyaan tersebut, Kades Karang Bajo Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara mengaku, kalau keberadaan Polindes itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan sudah beberapa kali diusulkan ke pemerintah kabupaten.
“Bangunan Polindes ini memang dibutuhkan oleh masyarakat, tapi pemerintah daerah dan pemenang tender perlu transparan, berapa dan darimana anggaran yang digunakan untuk membangun harus jelas, sehingga masyarakat tidak bertanya lagi kepada kepala desa”, jelasnya.
Dikatakan, pemerintahan desa Karang Bajo beberapa tahun lalu, diminta oleh pemerintah daerah untuk menyiapkan tempat lokasi pembangunan Polindes. Namun setelah disiapkan, pembangunan Polindes tidak kunjung dilaksanakan. Dan secara tiba-tiba pada pertengahan tahun 2012 pembangunannya dimulai tanpa ada kejelasan sumber dana dan total anggarannya.
“Kalau saya ditanya berapa dan darimana anggaran pembangunan Polindes ini, tetap saya jawab tidak tahu, karena seharusnya proyek seperti ini perlu ada papan pengumumannya yang bisa dibaca oleh masyarakat luas.
Persoalan adanya istilah proyek siluman yang masuk di KLU, memang sejak beberapa tahun lalu sudah banyak dikeluhkan oleh pemerintah desa ke kepala BPM PPLKB Pemdes KLU, namun hingga saat ini belum bisa diatasi.
Agar tidak terjadi lagi proyek siluman masuk desa, sebaiknya pemerintah daerah terbuka dan meminta kepada CV pemenang tender untuk memasang papan pengumuman pada setiap proyek yang dikerjakan, dan jangan sampai Kades menjadi sasaran masyarakat, padahal dia sendiri tidak tahu asal sumber dana pembangunan yang ada didesanya. (ari)

GITA SWARA FM

Karang Bajo, suarakomunitas - Bupati Kabupaten Lombok Utara (KLU), H. Djohan Sjamsu, SH, meminta Kepala BPM PPLKB Pemdes Lombok Utara untuk membantu radio komunitas Primadona FM.
Permintaan tersebut diungkapkan, dalam kunjungan kerjanya ke desa Karang Bajo Kecamatan Bayan, 21/01/13.
Menurut Bupati, radio Primadona merupakan salah satu alat komunikasi dan sosialisasi baik pembangunan ataupun program yang dilaksanakan pemerintah dan masyarakat.
Bagi dinas instansi yang mendampingi kunjungannya, diminta untuk mensosialisasikan programnya melalui media radio yang dimiliki oleh komunitas ini.
“Saya minta kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat KLU untuk membantu rakom primadona”, kata Djohan Sjamsu.
Sementara Kepala BPM PPLKB Pemdes KLU, Heriyanto, Sp berjanji akan mengusahakan bantuan untuk rakom Primadona, entah berupa peralatan atau lainnya.
Kades Karang Bajo, Kertamalip dalam kesempatan tersebut menyampaikan, bahwa bantuan yang dibutuhkan Primadona dari Pemda KLU bukan saja berupa alat tapi juga pembangunan studio agar rakom Primadona bisa mandiri.(ari)

GITA SWARA FM

Akses Jalan Pusuk Kembali Diterjang Tanah Longsor

longsor Akses Jalan Pusuk Kembali Diterjang Tanah Longsor
Kawasan Pusuk Longsor –
Lombok Utara – Akses jalan Pusuk Pass tepatnya di kilometer 15-700 menuju Lombok Utara, Selasa siang, (22/1) sekitar pukul 13.05 Wita kembali diterjang Tanah Longsor.  Kali Ini Dianggap Terparah, Akses Jalan Ditutup Selama Dua Hari
Material longsoran tanah yang disertai bebatuan gunung berukuran besar, kali ini terbilang paling parah dibanding longsoran pertama awal bulan Januari beberapa pekan lalu, dimana kini tumpukan tanah dan bebatuan menutup seluruh badan jalan hingga setinggi 2 meter lebih.
Beruntung Longsor dijalur utama penghubung daerah Lombok Utara dengan Kodya Mataram dan Lobar itu tidak memakan korban jiwa atau menimpa pengguna jalan, hanya saja akibatnya semua jenis kendaraan yang akan menyeberang jalan dari kedua arah terputus total karena ruas jalan tertimbun longsoran tanah.
Pihak dinas perhubungan Lombok Utara bersama BPBD dan aparat kepolisian saat itu langsung menutup jalan dari kedua arah, dan mengalihkan sementara jalur transportasi dari maupun menuju Lombok Utara kearah jalur Senggigi.
Kepala Bidang Perhubungan Darat, Dishubparkominfo Lombok Utara, Ahmad Suhadi,SH., kepada media  menyebutkan, tingginya longsoran tanah dan tumpukan batu diareal jalan sekitar lokasi kejadian, akan menyulitkan proses pembersihan meski pihak dinas PU Provinsi NTB telah membantu dengan mengerahkan dua unit alat berat Eksavator Dan Loader, karena alat tersebut hanya bisa membersihkan longsoran dari satu arah.
Belum lagi hujan masih terjadi diwilayah setempat yang bisa sangat membahayakan bagi petugas. Untuk itu ditegaskan Suhadi, pihaknya bersama Dinas PU NTB akan menutup akses kedua jalur jalan Pusuk jalan selama dua hari, hingga jalur tersebut bersih dan aman untuk dilalui kendaraan, ungkap Suhadi.
Terhadap kejadian tersebut, Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Utara beserta Tim Reaksi Cepat (TRC) dan para relawan Siaga Bencana Desa langsung melakukan pengamanan sekaligus monitoring disejumlah titik rawan longsor dibantaran bukit Pusuk terhadap potensi kejadian longsor susulan. Demikian halnya dengan aparat kepolisian melakukan pengamanan terhadap lalu lintas kendaraan dijalur pengalihan, arah Pemenang-Tiga gili menuju Senggigi-Mataram. (ntb7)

GITA SWARA FM

E-KTP Lombok Utara Akan Dibagi Serentak Pada 11 Februari 2013


070312 0840 FISIKEKTPBE1 E KTP Lombok Utara Akan Dibagi Serentak Pada 11 Februari 2013  
             E-KTP
Lombok Utara – Pemda Lombok Utara mulai mendistribusikan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (E-KTP) bagi ribuan masyarakat yang telah melakukan proses perekaman data.
Untuk mengawali Proses pembagian E-KTP tersebut, Pihak dinas Kependudukan Catatan Sipil (Dukcapil), Senin (21/1)  secara simbolis telah menyerahkan E-KTP milik Bupati, Wabup dan Ketua DPRD serta ketua TP PKK dan ketua GOW Lombok Utara.
Sekretaris Dinas Dukcapil, H.Rubain, S.Sos,  Selasa (22/1) mengatakan, pembagian keseluruhan E-KTP kepada masyarakat Lombok Utara akan dilaksanakan secara serentak mulai pada tanggal 11 februari mendatang yang di distribusi melalui masing-masing kantor camat, seperti saat melakukan proses perekaman dan entri data penduduk.
Menurut H.Rubain, saat ini pihaknya sudah selesai mensortir sebanyak 120 ribuan lebih atau 90 persen dari total jumlah E-KTP warga Lombok Utara yang sudah dikirim oleh pemerintah pusat berdasarkan nama dan alamat penduduk. Pihaknya juga saat ini telah mulai menyebar undangan pengambilan E-KTP kepada penduduk diseluruh wilayah.
H.Rubain menambahkan saat pembagian E-KTP tersebut nantinya warga pemilik E-KTP diwajibkan menukar dan menyerahkan KTP lama (Manual) kepada para petugas, agar penduduk tidak lagi memiliki kartu identitas ganda.
Sementara bagi masyarakat yang belum memiliki E-KTP, Sekdis Dukcapil itu menyatakan bahwa warga tidak perlu khawatir, mereka masih bisa membuat E-KTP karena pihaknya masih melayani perekaman data dikecamatan hingga akhir Oktober 2013, bertepatan dengan habisnya batas waktu penggunaan KTP Manual.
H.Rubain menjelaskan dari total sebanyak 151.152 orang penduduk wajib KTP  di Lombok Utara, dinas Dukcapil hanya mampu merekam data penduduk sebanyak 132 Ribuan penduduk atau 97 persen. Sedangkan dari total jumlah 132 ribu E-KTP yang sudah tercetak itu baru diterima dari pusat sebanyak 90 persen. (ntb7)

GITA SWARA FM

Komisi III DPRD KLU Pertanyakan Realisasi Pembangunan RSUD

RSUD KLU Komisi III DPRD KLU Pertanyakan Realisasi Pembangunan RSUD
RSUD KLU – Photo Rumah Alir
Lombok Utara – Komisi III DPRD Lombok Utara mempertanyakan kinerja Dinas kesehatan yang belum mampu mengawal penyelesaian pembangunan bahkan belum mengoperasikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
Pasalnya hingga memasuki akhir Januari 2013, pengerjaan proyek bernilai miliaran rupiah itu belum rampung. Padahal pembangunan RSUD tersebut ditargetkan harus sudah selesai pada akhir Desember 2012 sehingga bisa dimanfaatkan awal tahun ini.
Wakil Ketua Komisi III Bidang pembangunan dan Kesehatan DPRD Lombok Utara, Abdul Ghani. SH., Senin  (21/1) mengatakan, seharusnya pihak dikes sudah harus menyelesaikan pembangunan RSUD hingga batas pencairan anggaran, akhir desember tahun lalu.
Keterlambatan penyelesaian pembangunan RSUD itu Ditandaskan Politisi PKB itu, tentu sangat merugikan masyarakat, karena belum mampu terlayani masalah kesehatan mereka. Apalagi Dikes sejauh ini tidak memberikan kepastian kapan RSUD itu mulai beroperasi. Terhadap lamban nya realisasi fisik dan penyelesaian bangunan RSUD itu, wakil ketua Komisi III itu memastikan akan segera memanggil pihak Dikes, guna meminta penjelasan.
Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Lombok Utara, dr.H.Benny Nugroho menyatakan bahwa Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lombok Utara, dipastikan sudah dapat melayani masyarakat pada awal tahun 2013, karena proses pembangunan ditargetkan harus selesai pada tanggal 31 Desember 2012.
Meski demikian ia tidak menapik akan terjadi keterlambatan karena proses Finishing empat gedung Poli pelayanan yakni Poli Anak, Obgin, Bedah dan Poli Penyakit dalam serta penyelesaian areal parkir kendaraan termasuk lantai gedung A dan gedung B cukup rumit, ditambah masa pemeliharaan oleh pihak kontraktor yang memakan waktu tiga bulan. (ntb7)

GITA SWARA FM

Gubernur NTB Lakukan Penanaman 20 Ribu Bibit Pohon Di Malaka

Lombok Utara – Gubernur NTB, Dr.TGH.Zainul Majdi,MA., bersama Bupati Lombok Utara siang ini, Jumat (18/1) dijadwalkan akan melakukan penghijauan atau penanaman bibit pohon disejumlah kawasan hutan desa Malaka kecamatan Pemenang dan sepanjang jalur penghubung kawasan wisata Senggigi-Pemenang.
Kegiatan penghijauan itu di inisiasi oleh gerakan Pramuka Kwarcab Lombok Utara sebagai rangkaian perkemahan reguler yang melibatkan sebanyak 2500 lebih anggota Penggalang, Pendega Kwartir cabang gerakan Pramuka Lombok Utara.
Kepala Bagian Humas dan Protokol Setdakab Lombok Utara, Drs.Jumarep,  Kamis (17/1) menyebutkan, dalam kegiatan itu gubernur dan bupati bersama ribuan anggota pramuka akan menanam sebanyak 20 ribu lebih bibit pohon berbagai jenis dipinggir kawasan hutan dan lahan perkebunan serta dipinggir jalan raya.
Menurut Jumarep, aksi penanaman pohon itu dilakukan sebagai bentuk kepedulian Pramuka dan pemda terhadap kelestarian hutan diwilayah Malaka, guna mempertahankan kelestarian serta vegetasi hutan agar tidak mudah tergerus tanah longsor. Selain itu juga sebagai dukungan terhadap pencanangan gerakan penanaman satu juta pohon oleh pemprov NTB beberapa waktu lalu.
Dikatakan Kabag Humas, Jumarep, Selain memimpin aksi penghijauan didesa Malaka, Gubernur juga akan mengunjungi Ponpes As Syafiiyah, Menggala, Pemenang Barat sekaligus bersilaturrahmi dengan para korban Tanah Longsor dusun Krujuk yang tak jauh dari Ponpes Tersebut.
Setelah itu Gubernur juga akan membuka Open Turnamen Sepak Bola “TGB Cup” di Gelanggang Olahraga (GOR) Pemenang yang dilaksanakan oleh Pengcab PSSI Lombok Utara. (ntb7)

Kamis, 17 Januari 2013

GITA SWARA FM:

Bupati KLU Ajak Warga Salut 

Bersinergi Bangun Daerah

17 Januari 13 | 12:31
Kayangan,(SK),-- Bupati KLU H.Djohan Sjamsu,SH bersama para pimpinan SKPD lingkup Kabupaten Lombok Utara melakukan kunjungan kerja ke Kecamatan Kayangan,Selasa (15/01/2013) dalam rangka melihat dari dekat hasil-hasil pembangunan yang telah dilakukan selama tahun 2012.
Dalam kunjungan kerja Bupati KLU ke Kecamatan Kayangan ini adalah merupakan hari yang ke 4 setelah sebelumnya melakukan kunjungan kerja yang sama di Kecamatan Pemenang, Tanjung dan Gangga.Banyak temuan-temuan hasil pembangunan yang telah dilaksanakan Dinas PU KLU bekerja sama dengan pihak rekanan yang belum menunjukkan keseriusan dalam bekerja. Buktinya, ketika Bupati meninjau jalan Sesait-Pendua dan jalan Lembah Berora-Salut, terdapat kerusakan-kerusakan, bergelombang dan tonjolan di sana-sini dan bahkan baru di lalui kendaraan sekali saja, jalannya sudah rusak.
Kepala Desa Pendua Haerudin mengatakan, pengaspalan jalan Sesait-Pendua ini pihaknya pernah menyetop rekanan selaku yang bertanggung jawab dalam pengerjaan, karena tidak sesuai dengan harapan.”Bayangkan saja, malamnya di aspal,paginya sudah rusak kembali, ”kata Haerudin polos di hadapan Bupati.

Kejadian yang sama pula ketika Bupati meninjau jalan Lembah Berora-Salut.Ini lebih parah lagi.Oleh rekanan dalam kontrak sepakat untuk mengerjakan pengaspalan sepanjang 3 km pada tahun 2012 lalu, namun hingga memasuki tahun anggaran baru di tahun 2013 ini, pihak rekanan baru menyelesaikan 2 km dan tersisa 1 km yang belum diselesaikan.Ini menunjukkan pihak rekanan tidak serius menangani sebuah proyek yang di percayakan Pemda KLU dalam pengerjaannya.Sehingga Bupati H.Djohan Sjamsu,SH memerintahkan kepada Kadis PU H.Irman,ST untuk memanggil rekanan yang bertanggung jawab untuk itu. ”Jika tidak mampu bekerja, alihkan kepada orang lain saja dan jangan berikan lagi pekerjaan serupa pada tahun berikutnya,”pesan Bupati.
Dalam kunjungan kerja tersebut,Bupati KLU H.Djohan Sjamsu,SH mengunjungi Kelompok Ikan Air Tawar Montong Singgan Desa Salut. Di hadapan anggota kelompok tani ikan air tawar tersebut, Bupati Djohan Sjamsu mengajak untuk bersinergi membangun daerah dan selalu bersyukur kepada Allah Swt atas karunia yang telah di berikan.
”Ini merupakan wujud syukur kita dengan bekerja sungguh-sungguh dalam membangun daerah dan membangun diri kita dalam rangka meningkatkan amaliah dalam membangun daerah kita ini,”tandas Bupati.
Pemerintah Daerah KLU pada tahun 2012 lalu telah banyak mengeluarkan anggaran yang telah diberikan kepada masyarakat.Jadi perlu di manfaatkan dengan sebaik-baiknya. “Kalau masyarakat tidak mampu mengelola dengan baik, tentu seberapapun jumlah dana yang diterima tidak akan ada artinya,”ujar Bupati.
Acara panen raya ikan lele di Kelompok Tani Ingin Maju Montong Singgan Desa Salut Kecamatan Kayangan tersebut, boleh dibilang sangat luar biasa.Tidak biasanya Bupati KLU H.Djohan Sjamsu,SH yang di dampingi seluruh pimpinan SKPD lingkup Kabupaten Lombok Utara pada acara tersebut terselip berbau politik.
Selaku Bupati KLU yang sekaligus juga sebagai Ketua Partai Demokrat KLU,H.Djohan Sjamsu,SH secara terbuka dan berterus terang meminta kepada masyarakat Desa Salut untuk mendukung kembali Dr TGH M.Zainul Majdi,MA sebagai Gubernur NTB periode 2013-2018.Ajakan Bupati ini disambut baik oleh warga masyarakat Desa Salut.”Banyak keberhasilan yang di torehkan oleh TGB selama memimpin NTB ini.Jadi harus kita dukung kembali beliau,”ajak Djohan.
Pada moment kunjungan kerjanya kali ini, Djohan Sjamsu juga mengutarakan pengalamannya selama memimpin KLU dari sejak terbentuknya hingga saat ini. Dikatakannya, sejak awal kepemimpinannya sebagai Bupati terpilih Kabupaten Lombok Utara yang pertama ini, cukup berat, tetapi karena dukungan seluruh elemen masyarakat, akhirnya kondisi KLU hingga saat ini menjadi lebih baik.
Begitu pula yang di hadapi Gubernur NTB yang akrab di disapa TGB ini, perjuangannya juga sungguh berat. Sebelum memulai kepemimpinannya lima tahun lalu, kondisi daerah NTB sangat terpuruk,tetapi berkat kerja keras dan dukungan seluruh masyarakat,TGB mampu memimpin NTB kearah yang jauh lebih baik, sehingga berbagai program pembangunan telah berhasil diselesaikan.

Melihat keberhasilan TGB selama memimpin NTB lima tahun terakhir ini, Bupati KLU yang juga Ketua DPC Demokrat KLU ini mengajak seluruh warga masyarakat daerah Tioq Tata Tunaq ini untuk mendukung kembali pencalonan TGB pada Pemilu Gubernur yang di gelar KPU tanggal 13 Mei 2013 mendatang.”Pada Pemilu ulang nanti, mari kita sama-sama memilih kembali TGB,”ajaknya yang disambut tepuk tangan oleh warga masyarakat yang hadir.
Pengurus dan anggota Kelompok Tani Ingin Maju Montong Singgan Desa Salut saat kunjungan Bupati KLU tersebut, di gunakan momen yang tepat untuk panen perdana ikan lele milik mereka, yang awalnya tidak ada yang percaya bahwa di daerah pegunungan seperti di Salut itu bisa di sulap menjadi lokasi membudidayakan ikan lele.”Ini merupakan keajaiban kedua setelah Nabi Nuh.as,”puji Kartono salah seorang anggota Kelompok Tani Ingin Maju Montong Singgan.(Eko)

GITA SWARA FM:

Proyek Jalan Sesait-Pendua dan Lembah Berora-Salut Berkualitas Buruk 

17 Januari 13 | 17:46

Kayangan,(SK),--- Jalan Kabupaten yang menghubungkan Desa Sesait-Desa Pendua dan Desa Salut-Desa Selengen Kecamatan Kayangan yang dikerjakan Pemerintah Daerah KLU melalui pihak ketiga kondisinya tidak sesuai dengan harapan masyarakat.
Kualitas proyek jalan ini sangat buruk, sementara kontraktor yang bertanggung jawab dalam pekerjaan itu sudah meninggalkan sebelum proyek dituntaskan.Kondisi jalan yang baru dikerjakan akhir tahun 2012 itu, kini banyak yang rusak sehingga pengguna jalan banyak yang mengeluh.Ironisnya lagi, seperti pekerjaan Jalan Lembah Berora-Salut yang seharusnya tuntas sebelum tahun 2012 berakhir, malah tersisa 1 km lagi yang belum di kerjakan pihak rekanan.

Bupati KLU H.Djohan Sjamsu,SH ketika dalam kunjungan kerjanya,Selasa (15/01/2013) melihat langsung kondisi jalan tersebut meminta kepada Kadis PU KLU H.Irman,ST memanggil kontraktor yang bertanggung jawab dalam pekerjaan tersebut untuk dimintai pertanggung jawabannya. Bupati mengingatkan kepada Kadis PU, agar semua rekanan yang pekerjaannya belum tuntas dan tidak bagus hasilnya supaya di blacklist saja dan di alihkan ke orang lain.”Kalau tidak bisa mengerjakan pekerjaannya hingga tuntas, jangan diberikan pekerjaan lagi dan ini merupakan catatan kita,”kata Bupati.
Kondisi jalan Sesait-Pendua memang sangat memprihatinkan.Hasil pekerjaan kontraktor local yang di percaya Pemda KLU melalui Dinas PU-nya kurang maksimal.Kondisinya disana-sini terdapat benjolan serta bergelombang dan bahkan banyak bebatuan yang berserakan akibat kurang bagus kualitas pemasangannya.
Kepala Desa Pendua Haerudin mengatakan, pengaspalan jalan Sesait-Pendua ini pihaknya pernah menyetop rekanan selaku yang bertanggung jawab dalam pengerjaan, karena tidak sesuai dengan harapan.Sehingga dirinya mengaku sudah sering menghubungi Dinas PU untuk mengadukan masalah ini.”Bayangkan saja, malamnya di aspal,paginya sudah rusak kembali, ”kata Haerudin polos di hadapan Bupati.
Haerudin mengatakan, jalan dan jembatan yang menghubungkan Desa Sesait dengan Desa Pendua itu adalah satu paket. Ketika jembatan itu dibongkar sudah agak lama, baru kemudian materialnya menyusul. “Inipun prosesnya agak lama dan lamban,”kata Kades Pendua yang berpenampilan rapi ini.
Hal serupa juga terjadi pada pengaspalan jalan Lembah Berora – Salut, yang seharusnya panjang jalan yang mesti di aspal adalah 3 km, namun oleh pihak rekanan mengerjakannya hingga 2 km. Jadi tinggal 1 km lagi yang harus di selesaikan oleh pihak kontraktor yang bertanggung jawab dalam pengerjaan ini.
Terkait dengan kondisi kedua jalan yang belum tuntas pengerjaannya itu,Bupati KLU H.Djohan Sjamsu,SH meminta kepada masyarakat setempat ikut pula mengawasi proyek yang ada di wilayah mereka.Hal ini dibutuhkan karena memang nantinya masyarakatlah yang menikmati hasilnya.”Saya harapkan agar masyarakat juga ikut mengawasi,”tandas Bupati.(Eko)

GITA SWARA FM:

Pokja RBM KLU Akan Gelar Workshop

15 Januari 13 | 10:25
KLU, suarakomunitas.net - Pokja Ruang Belajar Masyarakat (RBM) PNPM Kabupaten Lombok Utara, 17 Januari mendatang akan menggelar workshop modul di Kecamatan Gangga.
Demikian dikatakan sekertaris Pokja RBM KLU, Rizal Bafadal, ketika ditemui 15/1/13.
Menurut Rizal, workshop modul ini dilakukan, untuk mengetahui sejauh mana kegiatan Pokja RBM dilaksanakan ditingkat masyarakat.
Selain itu masing-masing divisi di Pokja RBM akan menyusun modul hasil identifikasi yang sudah dilakukan di lapangan beberapa waktu lalu.
Workshop mudul ini diawali dengan pertemuan koordinasi antar pengurus Pokja RBM KLU pada 15/1/13 di sekretariat RBM di Gondang. (ari)

GITA SWARA FM:

Mengenang Pejuang Rakom Lombok 

15 Januari 13 | 10:07

Lombok Utara, suarakomunitas.net - Tulus, sederhana dan humoris, demikianlah yang masih terpatri diingatan, ketrika mengenang salah seorang sosok pejuang rakom di Lombok khususnya, dan NTB pada umumnya. Dialah Ihsan Husin yang telah meninggalkan kami semua, kembali menghadap keharib
aan Ilahi Yang Maha Kuasa, 29 Desember 2012 tahun lalu.
“Kemajuan dan berkembangnya Radio Komunitas (Rakom) khususnya di Pulau Lombok tidak lepas dari perjuangan Ihsan Husin. Beliau tak pernah kenal lelah untuk berkeliling dari satu rakom ke rakom lain untuk memberikan suport agar rakom terus mengudara menyuarakan komunitasnya.
Bahkan salah seorang pengurus Rakom menyebut, bahwa Bapak Ihsan Husin seringkali disebut sebagai Bapak dan pakar Rakom di Lombok. Karena setiap ada kesempatan beliau selalu mendatangi para pengurus rakom untuk memberikan suport moral agar tetap mengudara dengan prinsip: “Sekali di udara tetap di udara”.
Perjuangan beliau yang tak pernah kenal lelah kini mulai membuahkan hasil, puluhan Rakom di Lombok terus mengudara, kendati banyak aral melintang. Kini sang pejuang telah tiada, namun wejangan dan perjuangan serta hasil yang telah ditorehkan tetap kami kenang dan akan kami jalankan dengan satu harapan semoga apa yang diperjuangkan dicatat sebagai amal ibadah di sisi-Nya. Amiin.
Memang berat rasanya ditinggalkan oleh sosok pejuang yang ihlas dan sabar. Tetapi kami percaya semuanya akan kembali kepada Yang Maha Kuasa. Karena Dialah yang telah menciptakan kita semua dan akan kembali kepada-Nya. (ari)

GITA SWARA FM:

Lombok Utara Masuk Kategori Kabupaten Tuntas PAUD Nasional




paud Lombok Utara Masuk Kategori Kabupaten Tuntas PAUD Nasional
Photo Ilustrasi
Lombok Utara – Sektor pendidikan didaerah kabupaten Lombok Utara terus menunjukan capaian prestasi positif. Berbagai langkah pembenahan dilakukan disemua jenjang pendidikan dari menengah hingga mengoptimalisasi pendirian sektor pendidikan dasar usia dini.
Tahun 2012 lalu, kabupaten pecahan Lombok Barat ini berhasil menjadi salah satu daerah yang masuk kategori kabupaten tuntas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ditingkat Nasional dan menjadi satu-satunya daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) telah merampungkan fasilitasi gerakan PAUD Nasional yang dicanangkan presiden SBY pada 2011 lalu.
Predikat tuntas PAUD itu diperoleh karena sebagai kabupaten yang menyandang Terbelakang, Tertinggal dan Terpinggir (3T), daerah Lombok Utara selama beberapa tahun telah mampu memfasilitasi pendirian dan membina PAUD di seluruh wilayah kecamatan dengan masing-masing satu PAUD tiap desa.
Kepala Bidang Pendidikan Luar Sekolah (PLS), Dikbudpora Lombok Utara, Muhamad Najib, S.Pd.M Pd, Jumat (11/1) menyebutkan, atas capaian itu pemerintah pusat memberikan bantuan stimulan dari APBN dan APBNP 2012  berupa dana Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) untuk 3000 anak didik dengan masing-masing anak didik mendapat jatah Rp.120 Ribu.
Selain itu juga mendapat bantuan dana rintisan masing-masing sebesar Rp.35 Juta untuk sebagian besar lembaga PAUD yang ada disamping bantuan Alat Permainan Edukatif (APE) dari pemkab, ungkap Najib.
M.Najib menyatakan predikat tuntas PAUD Nasional itu menjadi motivasi pemkab Lombok Lombok Utara untuk terus meningkatkan kapasitas pendidikan anak usia dini. Saat ini pihak tetap mengoptimalisasi berdirinya PAUD baru diwilayah terpencil, bahkan ditahun 2013 pihak nya berkomitmen untuk mewujudkan adanya lembaga PAUD ditingkat Dusun.
Untuk itu pemda melalui dana APBD telah mengalokasikan bantuan dana untuk pembangunan Ruang Kelas Belajar (RKB) untuk 3 kecamatan, diantaranya Kecamatan Pemenang,kecamatan kecamatan Gangga dan Kecamatan Kayangan, dengan jatah masing-masing  satu unit RKB per PAUD.
Hal itu ditandaskan Najib dihajatkan agar anak-anak bisa memperoleh pendidikan dasaryang baik sehingga pada saat masuk SD mereka lebih siap dan mampu menadaptasi pendidikan. (ntb7)