Sabtu, 29 Desember 2012

GITA SWARA FM:

Pemda Lombok Utara Rintis Jalur Alternatif “JalinKra”



Lombok Utara – Pemda Lombok Utara tahun ini mulai merancang pembukaan jalan lingkar utara sepanjang 7-10 Kilometer yang menghubungkan Kota Tanjung, ibukota kabupaten dengan kawasan ekonomi pertanian kecamatan Gangga dan dua wilayah kecamatan lain nya yaitu kecamatan Kayangan dan Bayan.
Pembukaan jalan itu sebagai bagian dari rencana strtegis penataan kawasan perkotaan dan sebagai jalur alternatif guna mengantisipasi kemacetan kendaraan dan mengurangi kerawanan kecelakaan dijalur protokol jalan provinsi diruas jalan itu yang kerap teradi hampir setiap saat.
Sebagai upaya awal realisasi pembukaan Lingkar Utara (JalinKara) itu pemda setempat mengelontorkan anggaran pembebasan lahan masyarakat sebesar Rp.16 Miliar Rupiah pada APBD 2012 serta anggaran perintisan nya sebesar Rp.11 Miliar yang akan dimulai awal tahun 2013 mendatang.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pertambanagn Dan Energi Lombok Utara, H.Irman.ST.MT., Jumat (28/12)  disela pembayaran lahan masyarakat yang terkena JalinKra di Tanjung mengatakan,  pengerjaan JalinKra akan dimulai awal tahun depan dengan konstruksi awal berupa Burda, Lapen dan aspal kasar termasuk pembuatan beberapa Deker serta Jembatan. Sementara untuk peningkatan konstruksi ruas Jalan Hotmix dan Drainase air diaharapkan dapat dibantu oleh pemprov NTB, ungkap Irman.
Soal pembebasan tanah untuk kepentingan JalinKra itu sendiri menurut Irman, hingga akhir masa anggaran 2012 sudah sudah rampung tanpa kendala yang berarti, karena dukungan masyarakat disamping harga tanah yang disesuaikan dengan NJOP. Demikian juga dengan kesiapan anggaran pengerjaan yang disetujui dan diprioritaskan oleh DPRD.
Selain untuk dihajatkan guna memperlancar arus transportasi dan mobilitas masyarakat, Pembukaan JalinKra itu juga disinergikan dengan konsep penataan destinasi wisata dan pengembangan ekonomi, dimana jalur tersebut kedepannya juga akan menjadi pusat kuliner dan pengolahan produk hasil laut. (ntb7)

GITA SWARA FM:

Kemendiknas Gulirkan Bantuan Dana Fisik Untuk Sekolah Terpencil Di KLU



Lombok Utara – Kementerian Pendidikan Nasional selama beberapa tahun kedepan akan banyak membantu revitalisasi pembangunan dan operasional lembaga pendidikan dan sekolah yang berada didaerah terpencil.
Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) Kabupaten Lombok Utara, Drs.Suhrawardi,MPd.,  Rabu (26/12) menyebutkan, Daerah Lombok Utara merupakan salah satunya yang akan mendapat bantuan revitalisasi sekolah terpencil tersebut.
Hal itu menyusul temuan Kemendiknas, dimana faktor geografis setempat mengakibatkan banyak sekolah yang berada cukup jauh terpencil dan belum tersentuh bantuan secara maksimal oleh pemda. Seperti yang ditemukan diwilayah kecamatan Pemenang, Gangga dan kecamatan Bayan.
Untuk itu ditegaskan Suhraward, guna memenuhi kuota bantuan yang akan terealisasi awal tahun 2013 mendatang itu, dalam waktu dekat pihaknya akan mengumumkan sekaligus meng-Entry data jumlah Riil Sekolah yang berada didaerah terpencil. Dikatakan Suhrawardi, Data jumlah sekolah terpencil itu akan langsung dikirim bahkan rencana nya akan dibawa langsung oleh Bupati ke Kemendiknas guna mendapat veriifikasi sebagai acuan realisasi bantuan.
Kadisbudpora itu tidak merinci jenis bantuan itu, namun disebutkan bantuan itu lebih banyak berupa reahabilitasi fisik gedung, penambahan jumlah alokasi Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), pembangunan jalan rintisan termasuk tunjangan bagi guru yang mengajar disekolah terpencil tersebut. (ntb7)

Rabu, 26 Desember 2012

GITA SWARA FM:


“LPM” Akankah Menjadi Pajangan?

26 Desember 12 | 11:57
BERKAS PENYERTA (1)
Oleh : M. Syairi - suarakomunitas
 
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) yang dirumuskan dalam Tap MPR NO.IV /MPR/1999 tentang GBHN dan UU no.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Desa, tampaknya hanya menjadi sebuah pajangan belaka di setiap kantor desa, karena kesejahteraan para pengurus pemberdaya ini tidak pernah mendapat perhatian dari pemerintah, baik kabupaten, provinsi ataupun pemerintah pusat.
Padahal landasan hukum dibentuknya LPM sudah jelas yaitu ndang-undang no.22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Desa, Undang-undang no.25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah, Keputusan Presiden Republik Indonesia no.49 tahun 2001 tentang Penataan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa atau sebutan lain. Keputusan Menteri Dalam Negeri no.64 tahun 1999 tentang Pedoman Pengaturan Mengenai Desa.
Tujuan dibentuknya LPM, meningkatnya kesadaran masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di dalam wadah negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945; Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendali pembangunan; Meningkatnya kemampuan masyarakat sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mengolah dan memanfaatkan potensi Sumber Daya Alam (SDA) terutama dalam bidang Agrobisnis dan Pariwisata; Meningkatnya ekonomi kerakyatan dalam upaya pengentasan kemiskinan.
Jika dilihat tugas dan fungsi LPM secara umum yaitu membina Kader Pembangunan Masyarakat (KPM) sebagai tenaga penggerak pembangunan yang dinamis yang difungsikan dalam kepengurusan LPM. Dari tufoksi ini, selayaknya Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Lombok Utara, memberikan perhatian khusus kepada LPM yang sudah dibentuk di setiap desa, yang bukan saja peningkatan sumber daya pengurusnya, tapi juga kesejahteraannya.
Selama ini, LPM yang ada di KLU seolah-olah dianaktirikan, baik dalam soal pembinaan ataupun kesejahteraannya. Ini sangat jauh berbeda bila kita bandingkan perhatian pemerintah terhadap lembaga-lembaga lain yang ada di di desa, seperti BPD, PKK dan lembaga lainnya yang memiliki dana oprasional yang dianggarkan dari Dana Alokasi Desa (ADD). Sementara LPM hanya diberikan dana pelatihan yang kisarannya hanya tidak lebih Rp. 1,5 juta.
Tak heran, bila ada pengurus LPM ditingkat desa minta agar lembaga yang bertugas melakukan pemberdayaan dan perencanaan pembangunan ditingkat desa itu “dibubarkan saja”. Sebab sehebat apapun seseorang melakukan pemberdayaan dan perencanaan, bila kesejahteraannya tidak diperhatikan, maka tentu hasilnya tidak akan maksimal. Intinya: “Kesejahteraan LPM di KLU Perlu di Perhatikan dan jangan dianaktirikan”.

GITA SWARA FM:


Dinas Pariwisata KLU Kembali Gelar Even Promosi Gili Fiesta


Lombok Utara – Pemda Lombok Utara melalui Dinas Perhubungan Pariwisata Dan Kominfo hari ini, Rabu (26/12) kembali menggelar Even Promosi destinasi wisata tahunan, Gili Begawe (Gili Fiesta) dikawasan wisata Tiga Gili. Acara Gili Begawe itu kali ini dipusatkan di Gili Trawangan Harbor, setelah tahun-tahun sebelum dilaksanakan di Gili Meno dan Air.
Seperti tahun lalu agenda akhir tahunan itu di isi dengan berbagai kegiatan diantaranya, Lomba Marathon (10 K), Voley Pantai, lomba Perahu Hias dan pertunjukan seni budaya Lokal hingga kegiatan penghijauan disepanjang pesir pantai melibatkan masyarakat setempat, para pelaku wisata dan turis asing.
Kepala dinas Pariwisata Lombok Utara, Sinar Wugiyarno,SH. mengatakan, kegiatan Gili Begawe itu dihajatkan menjadi media promosi sekaligus memperkenal Tiga Gili sebagai destinasi wisata unggulan dengan keindahan panorama alam bawah laut dan pesona kearifan lokal yang tetap lestari.
Sinar menandaskan, Gili Begawe juga ditujukan untuk berbagai kegembiraan sekaligus memeriahkan momentum pergantian tahun bersama masyarakat dan wisatawan yang saat ini begitu padat mengunjungi Trawangan. Acara itu merupakan upaya pencitraan positif tentang Tiga Gili yang tidak hanya memiliki keindahan alam, namun juga ada kebersamaan dengan masyarakat dan pemerintah, ungkap Sinar Wugiyarno.
Sementara itu Mathew Somerton, salah seorang investor pemilik Hotel  diGili Trawangan asal Australia mengapresiasi, Even Gili Fiesta yang diadakan pemda itu. Mathew berharap acara itu semakin ditingkatan untuk menambah daya tarik pulau bagi wisatawan.
“pulau Gili sudah sangat terkenal didunia, even itu sangat bagus dimana para turis dan warga lokal bisa berbagi kesenangan dan melakukan aktivitas bersama. Diharapkan tahun depan acaranya lebih meriah dan banyak turis dan orang lokal”
Kawasan Tiga Gili memang menjadi sebuah Magnet tujuan wisata yang begitu menarik bagi kalangan wisatawan mancanegara (Wisman) dan wisatawan Nusantara (Wisnu).
Berdasarkan catatan dinas Pariwisata Lombok Utara, hingga pertengahan tahun 2012 kunjungan wisatawan ke Tiga Gili menembus angka 350 Ribu orang bahkan sampai awal pertengahan Desember ini bertambah menjadi total 400 ribu orang wisman dan wisnu. (ntb7) 

GITA SWARA FM:


Pemda KLU Lakukan Uji Visibility Bandar Internasional Kayangan

Lombok Utara – Pemda Lombok Utara menyambut positif Rencana Pengembangan kecamatan Kayangan dan Bayan menjadi kawasan kota pelabuhan Bandar Internasional Kayangan (BIK) oleh Bappenas.
Kendati masih dalam tahapan perencanaan pemerintah pusat, namun sebagai tindak lanjut pembangunan prestisius diwilayah itu, pemda Lombok Utaratahun 2013 mendatang juga akan melakukan Uji Kelayakan (Visibility) atas sejumlah lokasi yang akan menjadi bagian dari Bandar Internasional Kayangan tersebut.
Untuk itu pemda Lombok Utara melalui APBD 2013 telah menganggarkan dana sebesar Rp 250 Juta untuk kepentingan uji kelayakan yang yang akan dilaksanakan Badan Perencanaan pembangunan Daerah (Bappeda).
Kepala Bappeda Lombok Utara, Ir.H.Nanang Matalata,  (24/12) mengatakan, uji kelayakan itu sebagai wujud dukungan pemda atas rencana pembembangan Bandar Kayangan disamping guna mensinkronkan tata letak perencanaan pembangunan diwilayah tersebut setelah nantinya ditetapkan menjadi Alur Laut Kepulauan Indonesia II (ALKI-II) secara definitif.
Nanang Matalata menyebutkan, dalam proses Uji kelayakan yang akan dilakukannya itu pihaknya akan menggandeng dan melibatkan kalangan akademisi (Universitas), praktisi dan sejumlah lembaga dan para pihak yang berkompeten yang hasilnya akan dipresentasikan di provinsi dan pemerintah pusat sebagai acuan atas penetapan lokasi Bandar Internasional Kayangan. (ntb7)

GITA SWARA FM:


Camat Bayan Buka Pelatihan jurnalis Pewarta Warga

22 Desember 12 | 17:02
Lombok Utara, suarakomunitas - Camat Bayan Kabupaten Lombok Utara Fahri, S.Pd, yang diwakili Sekcam Bayan, R. Kertamono, 22/12 membuka pelatihan jurnalistik pewarta warga suara komunitas yang berlangsung di di aula kantor desa Karang Bajo.
Kertamono dalam sambutannya mengingatkan kepada para peserta untuk betul-betul mengikuti kegiatan pelatihan jurnalis ini.
“Sebagai jurnalis harus menguasai bahasa yang baik, karena tulisan yang ditampilkan baik di media cetak ataupun di media online dibaca banyak orang.
Diminta kepada para peserta untuk mengikuti pelatihan ini dengan seksama, sehingga hasilnya dapat dirasakan mamfaatnya oleh masyarakat secara umum.
Sementara Panitia Penyelenggara, Kertamalip dalam pengantarnya mengatakan, pelatihan ini terselenggara kerjasama pewarta suarakomunitas dengan Radio Komunitas Primadona FM.
Pelatihan jurnalis pewarta warga diikuti 30 peserta dari dua kecamatan yaitu Bayan dan Kecamatan Kayangan, dengan dua nara sumber yaitu Lalu Supriadi Suminggah dari repoter RRI Cabang Mataram dengan wartawan senior Harian Suara NTB, Samsudin Karim.
 (ari)

Selasa, 25 Desember 2012

GITA SWARA FM:

Siswa SDN 3 Sukadana, Juara I Dai Muda Tingkat KLU

23 Desember 12 | 17:27

Sukadana, Suarakomunitas - Rabiatun, siswi kelas V SDN 3 Sukadana keluar sebagai juara I pada audisi da'i muda tingkat Kabupaten Lombok Utara. Audisi yang digelar sejak 16-21 Desember tersebut diikuti oleh 28 siswa.
Nurgedewati, S.Pd, guru pembimbingnya mengatakan, perisiapan menghadapi audisi da'i muda KLU ini dilakukan bersama orang tua Rabiatun. Selain itu, pihak UPTD Dikbudpora Kecamatan Bayan terus memberi motivasi dan bimbingan khusus.
Sementara Rabiatun yang ditemui dirumahnya di Dusun Teluk desa Sukadana mengaku rutin belajar setiap hari. Berkat ketekunannya, putri pasangan pasangan H.Hasan Basri (Alm) dengan Mardiah, keluar sebagai juara. Prestasi lainnya yang pernah dirah adalah juara I lomba pembayun adat Bayan tingkat KLU tahun 2012.
Rabiatun yang memiliki cita-cita menjadi guru agama ini, disamping mendalami bidang pengetahuan agama Islam sejak dini, juga mendalami bidang IPA. Dan ketika di tanya akan melanjutkan sekolah kemana jika tamat SD 3 Sukadana nantinya? Rabiatun dengan tegas mengatakan akan melanjutkan ke Ponpes Nurul Bayan, karena ketiga saudaranya alumni Ponpes tersebut.Sehingga dirinya pun akan meneruskan jejak kakak-kakaknya.
”Barang siapa menginginkan kebahagiaan di dunia, di akherat dan keduanya, tentu harus dengan ilmu,”katanya dengan lantang ketika dirinya tampil menyampaikan taushiyahnya dengan judul ’Jihad Ilmu’ di hadapan Wakil Bupati KLU H.Najmul Akhyar,SH.MH,Ketua FKSPP/MUI KLU TGH.Abdul Karim,Ketua Lembaga Insan Cemerlang KLU Ust.H.Hambali,S.Pd.M.Pd, TGH.Sukarman Azhar Ali, para undangan dan ratusan siswa-siswi SD/MI,SMP/MTs dan SMA/MA.
Sebagai Dai muda, lanjutnya, dirinya siap menyinari daerah Tioq Tata Tunaq ini dengan cahaya dari timur (Bayan).”Mudah-mudahan saya bisa memberikan ilmu dan mengabdi kepada Kabupaten Lombok Utara ini", pungkasnya.(Eko)

GITA SWARA FM:

“LPM” Akankah Menjadi Pajangan?

24 Desember 12 | 06:14
Oleh : M. Syairi - suarakomunitas

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) yang dirumuskan dalam Tap MPR NO.IV /MPR/1999 tentang GBHN dan UU no.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Desa, tampaknya hanya menjadi sebuah pajangan belaka di setiap kantor desa, karena kesejahteraan para pengurus pemberdaya ini tidak pernah mendapat perhatian dari pemerintah, baik kabupaten, provinsi ataupun pemerintah pusat.
Padahal landasan hukum dibentuknya LPM sudah jelas yaitu ndang-undang no.22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Desa, Undang-undang no.25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah, Keputusan Presiden Republik Indonesia no.49 tahun 2001 tentang Penataan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa atau sebutan lain. Keputusan Menteri Dalam Negeri no.64 tahun 1999 tentang Pedoman Pengaturan Mengenai Desa.
Tujuan dibentuknya LPM, meningkatnya kesadaran masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di dalam wadah negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945; Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendali pembangunan; Meningkatnya kemampuan masyarakat sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mengolah dan memanfaatkan potensi Sumber Daya Alam (SDA) terutama dalam bidang Agrobisnis dan Pariwisata; Meningkatnya ekonomi kerakyatan dalam upaya pengentasan kemiskinan.
Jika dilihat tugas dan fungsi LPM secara umum yaitu membina Kader Pembangunan Masyarakat (KPM) sebagai tenaga penggerak pembangunan yang dinamis yang difungsikan dalam kepengurusan LPM. Dari tufoksi ini, selayaknya Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Lombok Utara, memberikan perhatian khusus kepada LPM yang sudah dibentuk di setiap desa, yang bukan saja peningkatan sumber daya pengurusnya, tapi juga kesejahteraannya.
Selama ini, LPM yang ada di KLU seolah-olah dianaktirikan, baik dalam soal pembinaan ataupun kesejahteraannya. Ini sangat jauh berbeda bila kita bandingkan perhatian pemerintah terhadap lembaga-lembaga lain yang ada di di desa, seperti BPD, PKK dan lembaga lainnya yang memiliki dana oprasional yang dianggarkan dari Dana Alokasi Desa (ADD). Sementara LPM hanya diberikan dana pelatihan yang kisarannya hanya tidak lebih Rp. 1,5 juta.
Tak heran, bila ada pengurus LPM ditingkat desa minta agar lembaga yang bertugas melakukan pemberdayaan dan perencanaan pembangunan ditingkat desa itu “dibubarkan saja”. Sebab sehebat apapun seseorang melakukan pemberdayaan dan perencanaan, bila kesejahteraannya tidak diperhatikan, maka tentu hasilnya tidak akan maksimal. Intinya: “Kesejahteraan LPM di KLU Perlu di Perhatikan dan jangan dianaktirikan”.

GITA SWARA FM:

KLU – 12 Ribu KK Masuk Program Keluarga Harapan


Lombok Utara – Pemerintah Daerah Lombok Utara mendapat jatah sekitar 12 ribu Kepala Keluarga – KK yang masuk dalam Program Keluarga Harapan – PKH tahun anggaran 2013 mendatang.  Kuota itu berkurang hingga 1000 KK dari 13 Ribu KK jumlah total warga calon penerima PKH dari Lima kecamatan yang diusulkan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Lombok Utara kepada pemerintah pusat beberapa waktu lalu.
Kepala Dinsosnakertrans Lombok Utara, Intiha, SIP menyebutkan, program Nasional Keluarga Harapan itu merupakan salah satu langkah pemerintah melalui Departemen Sosial untuk mengentaskan kemiskinan, mengurangi kesenjangan sosial serta pemberdayaan masyarakat.
Kadis Dinsosnakertrans itu menyebutkan, penerima PKH disyaratkan harus berasal dari golongan keluarga tidak mampu secara ekonomi, tidak mampu memenuhi kebutuhan standar kesehatan, tidak mampu memenuhi pendidikan dasar serta diantara keluarga itu berstatus ibu hamil atau sedang dalam keadaan nifas.
Program Keluarga Harapan itu diharapkan dapat meringankan beban kewajiban pemda Lombok Utara dalam upaya menurunkan angka kemiskinan yang mencapai 43,14 persen dari total penduduk sekitar 239 ribu jiwa. (ntb7)

GITA SWARA FM:

KPUD KLU Umumkan Hasil Verifikasi 16 Parpol, 14 Lolos 2 TMS


Lombok Utara – Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Lombok Utara menggelar Rapat Pleno terbuka untuk mengumumkan hasil verifikasi atas 16 Partai Politik (Parpol) calon peserta pemilu legislatif tahun 2014 mendatang. Pleno digelar, Rabu (19/12) di Tanjung, melibatkan simpatisan dan kader serta seluruh pengurus parpol yang diverifikasi.
Dari rapat pleno itu, belakangan diketahui dari total 16 parpol yang diverifikasi KPUD dan 8 parpol diantaranya yang telah melakukan perbaikan hingga akhir November 2012, sebanyak 14 Parpol yang dinyatakan lolos verifikasi karena telah Memenuhi Syarat (MS). Sementara 2 parpol pendaftar baru yakni, Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB) dan Partai Persatuan Nasional (PPN) yang dicoret karena Tidak Memenuhi Syarat (TMS) verifikasi.
Ketua KPUD Lombok Utara melalui, ketua Divisi Teknik dan Logistik, Burhan Ekwanto kepada RRI usai rapat Pleno itu menyebutkan, kedua partai yang dinyatakan TMS itu terganjal karena tidak mampu memenuhi persyaratan menyerahkan kuota keanggotan (Kartu Tanda Anggota) yang telah ditentukan hingga sebanyak 1/seribu atau 10 persen dari total penduduk Lombok Utara. Kedua partai itu ditegaskan Burhan, hanya mampu menyerahkan kurang dari 230 lembar KTA, sebagai referensi dari jumlah penduduk Lombok Utara yang mencapai 230 ribu jiwa.
Meski demikian Ketua Divisi Teknik dan Logistik, KPUD Lombok Utara itu menyatakan, hasil verifikasi ditingkat kabupaten itu tidak menentukan lolos tidaknya partai kedua partai yang TMS itu ditingkat provinsi, sebab kemungkinan didelapan kabupaten/kota lainnya di NTB, partai bersangkutan mampu memenuhi syarat keanggotaan 75 persen yang telah ditentukan. Demikian pula dengan ke-16 partai yang sudah MS di KLU, juga berpotensi TMS jika tak mampu memenuhi kuota keanggotan 100 persen ditingkat provinsi, ungkap Burhan Ekwanto.
Lebih lanjut dikatakan Burhan Ekwanto, hasil pleno dan pengumuman verifikasi itu akan kembali diplenokan di KPUD Provinsi tanggal 23 desember besok untuk merekapitulasi data keseluruhan ke-16 parpol ditiap kabupaten. Sementara itu saat ini, KPUD Lombok Utara sedang mempersiapkan proses verifikasi atas 18 parpol yang sebelumnya tak memenuhi ambang batas parlemen, sebagaimana keputusan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). (ntb7)

GITA SWARA FM:

Jelang Tahun Baru dan Natal, Hunian Hotel 3 Gili “Fully Book”

Lombok Utara – Sejak sepekan terakhir tingkat kunjungan di Tiga Gili mulai meningkat cukup tinggi, hal itu terlihat dari mobilitas angkutan laut (Fast Boat, Bali-Lombok) yang cukup padat dan aktivitas para wisatawan yang begitu ramai terkonsentrasi dipesisir pantai.
Dalam beberapa hari terakhir, tingkat hunian (Occupancy) sejumlah Hotel berbintang, Boutique Resort dan belasan penginapan di kawasan itu mulai melonjak tajam hingga rata-rata diatas 75 persen.
Manager Human Resourch Development (HRD) Hotel Vila Ombak, Cecillia Putri, yang dikonfirmasi, Ahad (23/12) menyebutkan, siklus kunjungan wisatawan di Gili khusus pada saat libur Natal, pluktuatuf dan cenderung naik karena memang banyak orang yang merayakan Natal dirumah berkumpul dengan keluarga.
“Namun untuk momentum pergantian tahun, tanggal 31 Desember 2012 hingga beberapa pekan setelah tahun baru 2013, seluruh kamar yang ada dihotelnya sudah terpesan/terjual habis (Fully Book),” ungkap Cecilla.
Perayaan Natal yang dibarengi dengan libur Tahun Baru dikawasan wisata Gili setiap tahun dipadati ribuan wisatawan, para pengelola jasa usaha wisata diwilayah itu saling berlomba menyuguhkan atraksi hiburan dan pelayanan terbaik  untuk memikat tamu mulai dari, pesta keluarga, atraksi hiburan pergantian tahun hingga diskon besar-besaran untuk memanjakan tamu. (ntb7)

GITA SWARA FM:

Polres KLU Siagakan Kekuatan Penuh Untuk Natal Dan Pergantian Tahun Baru



Lombok Utara – Jajaran Kepolisian Resort Lombok Utara menyiagakan kekuatan penuh untuk pengamanan Natal hingga perayaan Tahun Baru 2013. Kendati diwilayah Lombok Utara tidak banyak konsentrasi umat kristiani yang menjalankan Misa Natal, namun pihak Polres setempat tetap menerjunkan puluhan personil pengamanan keberbagai lokasi.
Demikian pula jelang pergantian tahun pekan depan, Polres yang baru kali pertama mengawal pengamanan hari-hari besar sejak diresmikan pertengahan tahun 2012 lalu itu, tetap mengerahkan total sebanyak 235 orang personil yang dimiliki dan telah disebar dibeberapa titik terutama di kawasan wisata Tiga Gili, kecamatan Pemenang, guna mengantisipasi Gangguan Kamtibmas dan memberi rasa aman bagi masyarakat.
Kapolres Lombok Utara, AKBP.Ronny Azwawi,SH.SIK., yang dikonfirmasi media, Minggu (23/12) melalui Kabag Ops. AKP.I Nyoman Adi Kurniawan menyebutkan, libur Natal dan tahun baru diprediksi akan membuat arus kunjungan wisatawan ke Lombok Utara meningkat khususnya ke Tiga Gili.
Untuk itu pengamanan kepolisian akan di fokuskan diwilayah tersebut disamping beberapa lokasi keramaian sekitar lainnya dikecamatan Pemenang dan Tanjung. Dikatakan Nyoman Adi, konsentrasi penuh pengamanan Polres terletak di pelabuhan Bangsal, pelabuhan Telok kodeq dan Tiga Gili khususnya Gili Trawangan.
Untuk pengamanan di tiap Gili dilakukan patroli laut setiap saat dan dirikan Posko yang dijaga 5-10 orang personil, dan khusus untuk Gili trawangan yang memiliki tingkat mobilitas dan keramaian yang lebih besar, ditempatkan 10-20 personil yang dibantu oleh 5 personil Pos Polisi Sektor Trawangan.
Nyoman Adi menambahkan, hingga sejauh ini suasana Kamtibmas diseluruh wilayah Lombok Utara relatif aman dan kondusif. Masyarakat tetap menjalankan aktivitas dengan normal, hanya saja menjelang perayaan puncak pergantian tahun tanggal 31 Desember 2012, diperkirakan beberapa lokasi pantai akan ramai dan arus kendaraan akan lebih padat serta rawan kecelakaan.
Untuk itu pihaknya juga telah membangun kerjasama pengamanan dengan sejumlah dinas instansi terkait termasuk berbagai elemen masyarakat di Lombok Utara pengamanan bersama. (ntb7)

GITA SWARA FM:

Sejarah Berdirinya Ponpes Bayyinul Ulum Santong

25 Desember 12 | 09:31

Santong,(SK),-- Berdirinya suatu lembaga atau sebuah organisasi tentu tidak terlepas dari peran orang-orang penting yang melingkarinya.
Sebut saja, misalnya lembaga-lembaga pendidikan yang bernaung di bawah Yayasan Pondok Pesantren Bayyinul Ulum Santong Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara, dibawah asuhan TGH.Sukarman Azhar Ali yang saat ini berkembang pesat di lereng sebelah utara Gunung Rinjani.
Menurut Sabidi,S.Pd, salah seorang tokoh yang merintis awal berdirinya lembaga-lembaga yang ada di bawah naungan Yayasan Bayyinul Ulum Santong ini, menceritakan kepada penulis ketika bertandang ke Ponpes tersebut Sabtu (22/12/2012) lalu.
Diceritakan, berawal pada tahun 1984-1985 silam, sebelum berdiri Madrasah Ibtidaiyah (MI), proses belajar mengajar memang sudah dimulai.Namun pada saat itu, namanya bukan MI tetapi masih berstatus Diniyah.Pada tahun 1986 saat itu siswa-siswi Diniyah ini sudah ada yang kelas I s/d VI dan pertamakali menamatkan, padahal proses KBM-nya baru di mulai tahun 1984-1985.Sehingga secara historis,menurut Sabidi, Madrasah Ibtidaiyah yang tadinya berstatus Diniyah, karena menamatkan siswa-siswinya dan untuk memperoleh pengakuan pada saat itu, Diniyah ini berubah menjadi Madrasah Ibtidaiyah (MI). Akte pendiriannya pun berlaku surut menjadi tahun 1981.

Pada tahun 1986, lanjut Sabidi, Diniyah yang sudah berubah menjadi MI ini pun menamatkan siswa-siswinya untuk pertamakali. Kemudian, para sesepuh sekaligus perintis berdirinya lembaga ini bingung, siapa yang harus menanda tangani lapor bulan maupun STTB di lembaga tersebut. Karena pada saat itu yang boleh menanda tangani berkas itu harus orang yang ber-NIP.Sementara di lembaga tersebut tidak ada yang ber-NIP.
Oleh pihak Yayasan di musyawarahkan untuk menentukan siapa yang diangkat untuk menjadi Kepala MI BUS Santong pertama ini.Musyawarahpun di gelar dan disepakati mengangkat salah seorang PNS yang ber-NIP bernama Buda (Penjaga SDN 2 Santong), yang secara kebetulan tinggal di Santong Asli dekat dengan Madrasah.Jadilah Buda sebagai Kepala Sekolah yang pertama MI Bayyinul Ulum Santong (BUS) yang akan menanda tangani lapor bulan dan STTB tamatan yang pertama tahun 1986 itu. ”Kepala MI BUS Santong ini terbentuk secara alami, karena pada saat itu kewalahan masalah lapor bulan dan yang akan menanda tangani STTB,”tandas Sabidi.
Kepala Sekolah yang diangkat inipun tidak berjalan dengan mulus. Di tingkat Kabupaten Lombok Barat, khususnya di Dinas P dan K jaman itu, mempertanyakan status Kepala Sekolah yang bernama Buda. Padahal ini sekolah agama Islam, kenapa Kepala Sekolahnya bernama Buda.Oleh pihak Yayasan dibantu Dinas P dan K Kecamatan Gangga waktu itu menegaskan bahwa memang benar Kepala Sekolah MI BUS Santong itu bernama Buda. ”Namanya memang Buda, tetapi bukan berarti dia beragama Budha,”cerita Sabidi.
Lebih lanjut Sabidi menceritakan, pada tahun 1986 itu, siswa-siswi yang baru tamat MI ini mau di tampung dan sekolah kemana, semua bingung.Akhirnya, di musyawarahkan lagi untuk membentuk lembaga yang lebih tinggi yaitu Madrasah Tsanawiyah (MTs).Sehingga jadilah lembaga MTs BUS Santong berdiri bersamaan dengan penerimaan siswa baru pada tahun 1986-1987 dengan Kepala Sekolah yang pertama Ma’ali.
MI yang sudah aktif KBM-nya sejak tahun 1981 itu, berkembang terus di bawah kepemimpinan Buda hingga tahun 1987. Tampuk pimpinan pun berganti, dari Buda ke Ma’ali pada tahun 1987 hingga tahun 2000.Kemudian pada tahun 2000, Ma’ali di ganti oleh Ust.L.Syarifudin hingga tahun 2004, lalu pada tahun 2004 hingga sekarang tampuk pimpinan di MI ini di pegang Ust.Abdul Rauf.
Kemudian ditingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) inipun perkembangannya hampir senasib dengan MI ketika baru mulai berdiri. Bersamaan dengan penerimaan siswa baru pada tahun 1986, gedung MTs pun baru mulai di bangun sebanyak 3 lokal. Dengan berdirinya fasilitas gedung tersebut, maka proses belajar mengajar dapat berjalan sebagaimana mestinya, yang walaupun tenaga pengajar maupun fasilitas pendukung lainnya di MTs ini masih minim.

Walau demikian, dalam perkembangan selanjutnya, di lembaga inipun masih terbentur dengan siapa yang harus menanda tangani pada setiap lapor bulan dan yang mennda tangani STTB. Maka untuk menyikapi hal tersebut, pihak Yayasan Bayyinul Ulum Santong, secara berturut-turut diangkatlah Tajudin pada tahun 1986 sebagai Kepala Sekolah yang pertama di MTs itu. Kepemimpinan Tajudin inipun cukup singkat hanya 4 tahun yaitu sejak tahun 1986 hingga tahun 1990.
Kemudian pada tahun 1990 tampuk pimpinan berikutnya di percayakan kepada Abdul Gaib Annas hingga tahun 1996. Abdul Gaib Annas pun bertahan hanya 6 tahun dan di ganti oleh Sabidi,S.Pd pada tahun 1996. Dibawah kepemimpinan Sabidi,S.Pd inilah banyak prestasi yang di toreh lembaga ini hingga kepemimpinannya berakhir pada tahun 2004.
Pada tahun 2004, Sabidi,S.Pd juga di ganti oleh Ust.L.Syarifudin hingga tahun 2008. Lalu pada tahun 2008 tampuk pimpinan di MTs BUS inipun berganti dari Ust.L.Syarifudin ke Nurul Watoni,S.Pd hingga tahun 2011 dan terakhir, Saefudin,S.Si sejak tahun 2011 hingga sekarang dipercaya pihak Yayasan BUS Santong untuk memegang tampuk pimpinan di MTs ini.
Ditingkat MA inipun perkembangannya timbul tenggelam.Sebagai perintis awal berdirinya MA Bayyinul Ulum Santong ini, Sabidi,S.Pd juga menceritakan sekilas tentang keberadaannya hingga perkembangannya pesat seperti keadaan sekarang ini.
Diceritakan oleh Sabidi, cikal bakal terbentuknya Madrasah Aliyah (MA) Bayyinul Ulum Santong ini memang sudah ada sejak tahun 1989, yang pada waktu itu untuk pertama kalinya dibentuk oleh Ust.Muh.Turmuzi,BA yang masih aktif di Depag Kabupaten Lombok Barat.Inipun hanya berlangsung selama satu tahun pembelajaran.Begitu pensiun sebagai PNS di Depag Kabupaten Lombok Barat, Ust. Muhamad Turmuzi,BA pindah ke Dangiang dan mendirikan Madrasah di sana. Namun karena Ust.Muh. Turmuzi,BA ini menginginkan mendirikan Madrasah itu harus independen, artinya tidak berkiblat ke salah satu organisasi besar di NTB ini. Oleh masyarakat Dangiang kala itu, tidak mau kalau Madrasah yang di dirikan itu di luar dari organisasi NW.Akhirnya Ust.Muh.Turmuzi,BA yang sekarang menjadi politisi partai Kedaulatan di DPRD KLU ini, kemudian pindah ke Empak Mayong Desa Kayangan dan mendirikan Pondok Pesantren Nurul Islam, dimana di dalamnya mengelola Madrasah baru yang bernama Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Kayangan (MTs Nika).
Bagaimana nasib MA BUS yang ditinggal Ust. Muhamad Turmuzi,BA tersebut? Inilah yang menjadi pemikiran para sesepuh di Yayasan Ponpes Bayyinul Ulum Santong kala itu di bawah asuhan TGH.Sukarman Azhar Ali.Akhirnya untuk mempertahankan keberadaan MA ini, diangkatlah Aludi AR (Algas AR) sebagai Kepala Sekolah baru menggantikan Ust.Muh.Turmuzi,BA. Sejak tahun 1989 hingga 1991, jadilah Algas AR yang melanjutkan tampuk pimpinan di MA Bayyinul Ulum Santong.

Namun perjalanan MA BUS dibawah kepemimpinan Algas AR waktu itu timbul tenggelam, yang akhirnya vakum selama 21 tahun. Jadi selama kurun waktu 21 tahun itu tidak ada kegiatan belajar-mengajar (KBM). Baru pada tahun 1999, keberadaan MA Bayyinul Ulum Santong yang sudah lama vakum itu, kemudian di hidupkan kembali pada jaman Kepala Sekolahnya Suhaemi,SE asal Gondang.
Proses kegiatan belajar mengajar di MA BUS dibawah asuhan Suhaemi,SE inipun bisa berjalan hanya beberapa tahun, kemudian pada tahun 2003 Suhaemi,SE di ganti oleh H.Artim,SH untuk memegang tampuk pimpinan berikutnya hingga sekarang.
Pondok Pesantren Bayyinul Ulum Santong yang secara historis keberadaannya cukup panjang tersebut, di bawah asuhan TGH.Sukarman Azhar Ali, kini sudah maju dengan pesat, sehingga pada tahun 2012 ini mengelola 4 lembaga yang keberadaannya juga patut diperhitungkan.Keempat lembaga itu antara lain, Diniyah memiliki 155 santri dengan tenaga pendidik 12 orang, MI memiliki 119 orang santri dengan tenaga pendidik 15 orang, MTs memiliki 315 orang santri dengan tenaga pendidik 34 orang dan MA memiliki 316 orang santri dengan tenaga pendidik 30 orang.(Eko)

GITA SWARA FM: GITA SWARA FM:

Drumb Band Pelajar dan Latsitardanus 33 Meriahkan HUT PGRI

23 Desember 12 | 12:05

TANJUNG(SK),-- . Dalam rangka memriahkan hari Ulang tahun PGRI yang ke 67 dan hari Korpri yang ke 41 pada hari Sabtu di adakan Devile drum band yang di ikuti oleh semua pelajar mulai dari SD sampai dengan SMA dan juga diramaikan devile drumband anggota Latsitardanus ke 33.
Penampilan atraksi drumb band Latsitardanus membuat kagum semua undangan yang antara lain di hadiri oleh Bupati dan Wakil Bupati KLU,Sekda,Kapolres KLU,Danyon Latsitardanus dan ratusan undangan dan penonton yang menyaksikan di lapangan Tanjung.
“Di harapkan dengan deville drumb band ini akan menjadi motipasi untuk masyarakat KLU dan diharapkan kegiatan ini bukan yang terakhir kalinya serta diharapkan dimasa yang akan datang banyak anak-anak dayan gunung yang masuk Akbari maupun IPDN,” kata Bupati KLU,H.Djohan Sjamsu SH.
Kegiatan memeriahkan HUT PGRI ini menjadi sebuah momentum untuk meningkatkan propesionalisme guru sehingga penididikan bagi anak didik sesuai dengan harapan yaitu kembali ke khittah pendidikan. Panampilan drumb band anggota Latsitardanus 33 juga menjadi pengalaman menarik bagi pelajar-pelajar KLU yang mempunyai dumb band,karena kemampuan dan kemahiran memainkan alat drumb band yang di sertai berbagai atraksi sangat mengagumkan.
Danyon Latsitadanus Letkol Laut Sugeng Priyono mengatakan,atraksi ini sebenarnya di rencanakan pada saat memperingati HUT PGRI dan korpri pada tanggal 29 Nopemeber 2102,tetapi karena secara bersamaan mengisi acara yang sama di Lombok Tengah. “Apa yang di tampilkan ini sebagai bagian dari kegiatan Latsitardanus 33 di KLU semoga ini menjadi sebuah pendekatan antara para taruna dan masyarakat KLU,” katanya.
Hampir semua sekolah yang ada di Tanjung dan mempunyai group drumb band ikut memerihakan depile ini dan menampilkan bebrapa atraksi sesuai dengan kemampuannya masing-masing.(Aan)

GITA SWARA FM:

Bupati lakukan penanaman perdana pohon kakao

23 Desember 12 | 12:05

Tanjung,KLU,(SK),--  selama 3 tahun terus melakukan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan komoditi di bidang perkebunan.Pada tahun 2013 Dinas P2KKP memberikan bantuan untuk penanaman pohon kakao yang diharapkan menjadi salah satu komoditi unggulan dimasa yang akan datang.
KLU selama ini dikenal sebagai salah satu daerah yang menghasilkan berbagai komoditi di bidang perkebunan.Beberapa komditi yang cukup terkenal dari KLU dan banyak di jual ke luar daerah yaitu kopi,cengkeh,coklat,kelapa,pisang dan termasuk Kakao. Untuk memberikan konstribusi besar setiap tahun maka sejak tahun 2008 sampai dengan 2012 sudah dikucurkan anggaran sebesar 3,2 milyar di bidang perkebunan. Kepala Dinas P2KKP KLU,Ir Hermanto mengatakan, pada tahun 2012 anggaran yang dikucurkan untuk pemberdayaan komoditi perkebunan sebesar 1,3 milyar lebih yang tersebar di Kecamatan Tanjung dan Gangga. “Jumlah lahan perkebunan di KLU yang mendapatkan bantuan seluas 325 hektar yang di kelola oleh 13 Kelompok,” katanya.
Sumber anggaran yang dikucurkan mulai dari APBD II dan I serta APBN. Untuk Program tahun 2012 yang sudah dilaksanakan antara lain rehab jalan produksi sebanyak 30 paket dan pembangunan embung. Bupati KLU H.Djohan Sjamsu SH ketika melakukan penanaman perdana pohon kakao di Dusun Tebanyak Desa Tegal Maja pada hari Rabu(19/12) mengatakan,Kegiatan pembangunan di KLU akan terus dilakukan semua bidang. Hanya dengan kemandirian dan keberanian maka percepatan pembangunan di KLU akan dapat terwujud. Pembangunan di bidang perkebunan merupakan hal yang harus terus dilakukan mengingat KLU banyak mempunyai lahan perkebunan. Hasil perkebunan dari KLU seperti Kopi, cengkeh, coklat, kelapa, kakao dan beberapa jenis komoditi lainnya sudah lama di kirim ke luar daerah. Bidang perkebunan yang di sinergikan dengan bidang peternakan akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Kotoran dari ternak akan menjadi pupuk bagi usaha perkebunan.
Di KLU ada sekitar 280 kelompok ternak dengan jumlah ternak sebanyak 77 ribu ekor sapi,” kata Djohan. Kegiatan penanaman perdana pohon kakao di lakukan dilahan seluas 50 hektar yang di kelola oleh dua kelompok yaitu kelompok tani Karya Jati dan Kelompok tani karya Bersama. Ketua kelompk tani Karya jati, Jatmika mengatakan bantuan yang diberikan oleh Dinas P2KKP sebanyak 250 juta yang di pergunakan untuk membuat embung,membeli hewan ternak sapi,bibit kako sebanyak 50 ribu pohon.
“Apa yang diberikan pada kelompok tani ini merupakan bentuk menjadi sebuah harapan lama dari masyarakat yang selama ini tidak pernah mendapatkan perhatian, lebih-lebih saat masih bergabung dengan Lombok Barat,” katanya. Setelah KLU berdiri perhatian pemerintah terhadap semua kegiatan yang ada di masyarakat begitu baik sehingga diharapkan percepatan tingkat kesejahteraan di KLU semakin lebih baik.(Aan)

Rabu, 19 Desember 2012

GITA SWARA FM: GITA SWARA FM: GITA SWARA FM:

Gerakan Pramuka Gudep Samba, Gelar Kemah Bakti Sosial

18 Desember 12 | 05:49
BERKAS PENYERTA (1)

Gangga,(SK),-- Menghadapi libur panjang usai pelaksanaan ujian semester ganjil pada tahun ini, seluruh jajaran pendidikan yang tergabung dalam gerakan Pramuka Gugus Depan (Gudep) Sambik Bangkol (Samba) menggelar perkemahan perjusami, Jum’at-Minggu (14 s/d 16 Desember 2012) yang di pusatkan di Lapangan Umum Sambik Bangkol di Luk.
Gugus Depan Sambik Bangkol adalah satu -satunya Gudep yang ada di Kwartir Ranting Gangga yang menyelenggarakan Kemah Bakti Sosial yang pertama menjelang libur panjang akhir tahun ini.Dimana kemah bakti social ini diikuti oleh 157 orang anggota pramuka pengalang (putri 83 orang dan putra 74 orang) dari seluruh sekolah tingkat SD/MI,SMP/MTs se Desa Sambik Bangkol serta ada beberapa regu dari wilayah Desa Rempek sebagai peninjau.

Ketua panitia penyelenggara Muhtadin,S.Pd dalam laporannya mengatakan, kegiatan yang bertajuk kemah bakti social ini memang berawal dari rencana yang sudah dipersiapkan jauh-jauh sebelumnya yaitu sejak tahun 2011 lalu, namun karena terbatasnya para Pembina dan guru yang memahami pengetahuan bidang kepramukaan, maka rencana tersebut terganjal. Sehingga pada akhir tahun inilah rencana yang memang sudah lama terpendam itu terlaksana.
Dikatakan, pada awal tahun ajaran 2012-2013, Muhtadin selaku Ketua Gugus Depan Samba, mengaku telah membicarakan kembali dengan seluruh Kepala Sekolah yang ada di daerah ini untuk bagaimana memusyawarahkan tentang kegiatan ini.”Alhamdulillah dari semua Kepala Sekolah yang ada di Gudep Samba ini mendukung kegiatan tersebut,”katanya.
Tujuan penyelenggaraan Kemah Bakti Sosial ini adalah karena gerakan kepramukaan di gugus depan Samba ini mengalami pasang surut, sehingga bagaimana upaya dan usaha untuk menggairahkan serta inisiatif dari para andalan di gudep ini bisa di bangkitkan semangatnya kembali. Sebagai wujud kerja sama dan upaya itulah sehingga kegiatan kemah bakti yang digelar di daerah ini bisa terlaksana. “Ini berkat dukungan dan peran serta yang luar biasa dari seluruh Pembina dan para andalan ditingkat Gugus depan di Samba ini,”kata Muhtadin yang juga Kepala Sekolah SDN Luk ini.
Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Lombok Utara Ahmad Abdul Gani,M.Pd dalam sambutannya mengatakan, kegiatan kepramukaan ini adalah satu-satunya kegiatan yang dipilih oleh peserta didik, karena didalam kepramukaan kegiatannya merupakan yang paling sempurna dibandingkan dengan kegiatan organisasi lainnya.
Banyak organisasi yang melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan kegiatan-kegiatan generasi muda, seperti kegiatan mapala,pecinta alam,pores trekking, mendaki gunung,memanjat tebing dan lain sebagainya. Tetapi kalau diperhatikan dalam organisasi kepramukaan khususnya kegiatan yang ada di dalamnya, maka kegiatan kepramukaan inilah yang paling lengkap.
“Kalau kita mau masuk TNI, ada di pramuka, mau ikut pecinta alam, itu ada di pramuka, mau mendaki gunung ada di pramuka, mau taat kepada ajaran agama, ada di pramuka dan lain sebagainya, ”jelas Kak Gani.
Kegiatan-kegiatan yang seperti itu, khusus di kepramukaan, ada penghargaannya, berupa tanda kecakapan khusus maupun tanda kecakapan umum.Jadi setiap keahlian yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik akan diberikan penghargaan, berupa TKK (Tanda Kecakapan Khusus), dan TKU (Tanda Kecakapan Umum). Untuk mendapatkan tanda-tanda ini para peserta didik nantinya akan di uji terlebih dahulu oleh pembinanya masing-masing.Setelah lulus baru diberikan tanda-tanda tersebut.

“Oleh karena itu para peserta didik yang ingin bergabung di kegiatan kepramukaan itu tidak akan rugi,”jelas Ahmad Abdul Gani,M.Pd yang akhir Desember 2012 ini memasuki masa purnabakti ini.
Terkait dengan hal bagaimana mengaktifkan kembali kegiatan latihan kepramukaan, Ketua Kwarcab KLU sekaligus andalan senior ini menghimbau kepada masing-masing sekolah atau pangkalan dan Gugus Depan (Gudep) untuk menghidupkan kembali suasana kegiatan kepramukaan agar lebih semarak.
Diakui Ahmad Abdul Gani, dewasa ini guru-guru PNS maupun non PNS tidak tertarik lagi dengan kegiatan kepramukaan, ini karena memang tidak memiliki pengetahuan tentang pramuka ataukah karena tidak ada imbalan jika menggeluti bidang ini.Padahal,katanya, beberpa waktu lalu pihaknya pernah menggelar KMD yang diharapkan untuk mengikuti adalah guru-guru yang PNS maupun non PNS.Tetapi kenyataannya, lebih banyak guru-guru maupun non guru (DKR/Penegak) yang masih semangat dan aktif membantu membina di pangkalannya. ”Ini yang lebih dominan mengikuti, sementara guru-guru yang sudah mumpuni di sekolah itu tidak ambil bagian dalam hal ini,”katanya menyayangkan.
Oleh karena itu, Pemerintah pusat telah mencanangkan Kurikulum baru yang mulai diberlakukan pada tahun ajaran 2013 mendatang, dimana di dalamnya tercantum kegiatan kepramukaan.”Jadi kegiatan kepramukaan di Kurikulum baru itu, sudah dimasukkan,”tandasnya.
Pendidikan kepramukaan yang selama ini adalah termasuk pendidikan luar sekolah yang mendukung pendidikan di sekolah maupun pendidikan dalam keluarga.Tetapi dengan berlakunya kurikulum baru itu, kegiatan pendidikan kepramukaan bukan lagi termasuk pendidikan luar sekolah, tetapi sudah menjadi bagian dari pendidikan dalam sekolah.Dengan demikian, ini merupakan tantangan bagi setiap guru untuk mau tidak mau harus memperdalam ilmu dalam bidang kepramukaan. Karena semua materi tentang pramuka itu nantinya akan di ajarkan dalam kurikulum yang akan diberlakukan pada tahun 2013 mendatang.
Ketua Kwarcab Lombok Utara asal Gondang ini mengajak seluruh Pembina (S/G/T) dan para andalan ranting untuk mempersiapkan diri untuk menyongsong diberlakukannya kurikulum baru tersebut.Dimana pihak Kwarcab KLU pada awal tahun 2013 mendatang akan menggelar KMD yang natinya akan diikuti oleh 80 orang calon Pembina. “Ini adalah suatu kegiatan langkah awal Kwarcab KLU mempersiapkan calon Pembina untuk menyongsong diberlakukannya Kurikulum baru pada tahun 2013 mendatang, ”terang Ahmad Abdul Gani,M.Pd.

GITA SWARA FM: GITA SWARA FM:

Hasil Pilkades Selengen Menampilkan Wajah Baru

19 Desember 12 | 06:01
BERKAS PENYERTA (1)

Selengen,(SK),-- Satu lagi Desa yang sukses melaksanakan Pemilihan Kepala Desa-nya dengan menampilkan wajah baru dari daerah pedalaman Sangiang Kecamatan Kayangan KLU,Senin (17/12/2012) lalu.
Setelah sukses dua desa lainnya (Desa Sesait dan Desa Dangiang) dalam Pilkadesnya,dimana hasil dari Pilkades tersebut semuanya wajah baru, kini giliran Desa Selengen menyusul kesuksesan tersebut yang juga menampilkan wajah baru.
Dalam pemilihan Kepala Desa Selengen yang digelar Panitia Pilkades,Senin (17/12/2012) lalu, sedikitnya ada enam calon yang memperebutkan kursi nomor satu di desa itu.Keenam calon itu diantaranya,Sudiarti asal Selengen di nomor urut 01,Sadirman asal Sangiang di nomor urut 02,Mahrip asal Sambik Jengkel Barat di nomor urut 03, Saidi,S.Pd asal Sambik Jengkel Barat di nomor urut 04,M.Maliki asal Dompo Indah di nomor urut 05 dan Suardin asal Sangiang di nomor urut 06.

Dari hasil penghitungan suara yang dilakukan KPPS di masing-masing TPS, menempatkan Sadirman yang merupakan tokoh muda potensial asal Sangiang di posisi paling puncak dalam perolehan suara sementara dari calon lainnya. Dengan kondisi ini setidaknya seluruh warga masyarakat Desa Selengen sudah bisa memastikan siapa calon pemimpin desanya untuk masa enam tahun kedepan.
Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Selengen Lalu Jalaludin mengatakan, dari hasil rekapan penghitungan suara dari masing-masing TPS yang sudah di plenokan di Kantor Desa Selengen, menempatkan Sadirman paling tinggi dalam perolehan suara dengan 1.201 (0,29 %) dari 4.133 jumlah wajib pilih. Kemudian di posisi kedua disusul Saidi,S.Pd dengan raihan 824 (0,19 %) suara, lalu di posisi ketiga ditempati Mahrip dengan raihan 485 (0,12 %) suara, Sudiarti di posisi keempat dengan raihan 373 (0,09 %) suara dan M.Maliki di posisi kelima dengan raihan 248 (0,06 %) suara serta di posisi keenam Suardin dengan raihan 228 (0,06 %) suara.

Dikatakan, dari seluruh hasil penghitungan suara, sedikitnya ada 4 TPS yang memberikan suara terbanyak pada Sadirman nomor urut 02, yaitu TPS 1 Tangga (155),TPS 2 Sangiang (275),TPS 3 Lokok Mandi (147) dan TPS 4 Sambik Jengkel Timur (154).Sementara di TPS 5 hingga TPS 13 raihan suaranya di bawah 100.
Calon nomor urut 04 Saidi,S.Pd, yang mengharuskan dirinya menempati posisi kedua dalam perolehan suara, juga di dongkrak oleh 4 TPS, diantaranya; TPS 6 Sambik Jengkel Perigi (187),TPS 10 Tampes (122),TPS 11 Lembah Berora (112) dan TPS 12 Panggung Barat (114).Sedangkan di TPS lainnya dibawah 100.
Kemudian calon di posisi ketiga Mahrip hanya menang di 2 TPS, yaitu TPS 7 Sambik Jengkel Barat (135) dan TPS 8 Gubuk Baru (51).Sedangkan di TPS lainnya hanya mampu raih suara dibawah 70.
Di posisi keempat ditempati Sudiarti asal Selengen yang unggul di 2 TPS, yaitu TPS 9 Selengen (160) dan TPS 13 Panggung Timur (62).Sedangkan di TPS lainnya hanya mampu raih suara dibawah 50.
Calon nomor urut 05 M.Maliki asal Dompo Indah hanya mampu raih suara tertinggi di daerah asalnya Dompo Indah (TPS 5) yaitu 119 suara.Sedangkan di TPS lainnya hanya mampu raih suara dibawah 45.
Calon di posisi akhir dalam perolehan suara yaitu Suardin yang memperoleh suara di semua TPS dibawah 100. Sehingga menempatkan dirinya di posisi paling akhir dalam perolehan suara pada pilkades Selengen tahun 2012 ini.
Lalu Jalaludin dalam himbauannya sesaat sebelum rapat pleno penetapan rekapan penghitungan suara di Kantor Desa Selengen mengatakan, ini merupakan pesta demokrasi rakyat Desa Selengen untuk memilih calon pemimpin nomor satu di desa ini.Siapa pun yang terpilih dalam Pilkades ini, maka itulah yang terbaik bagi desa ini untuk masa enam tahun kedepan.
”Ini patut kita syukuri karena proses pemilihan Kepala Desa Selengen ini dapat berjalan dengan baik,aman,tertib,lancar dan terkendali.Tentu semua itu tidak mungkin bisa terlaksana tanpa bantuan dan partisipasi seluruh elemen masyarakat Desa Selengen ini,” katanya.
Hal senada juga disampaikan Ketua BPD Desa Selengen Sudarmin dalam sambutannya mengatakan, dari seluruh rangkaian proses pada Pilkades Selengen ini bisa berjalan dengan baik tidak terlepas dari keterlibatan semua pihak, baik Panitia tingkat Desa/ Dusun/KPPS, petugas keamanan, maupun peninjau dari Kecamatan Kayangan dan Kabupaten Lombok Utara serta masyarakat Desa Selengen secara keseluruhan. Semua elemen dalam proses Pilkades ini saling bersinergi dalam mendukung demi lancar dan suksesnya pesta demokrasi di desa ini.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Desa Selengen atas kesuksesan mendukung proses pelaksanaan pemilihan Kepala Desa Selengen periode 2013-2019 ini,”katanya.
Sudarmin menyatakan, oleh karena bersyukur dan lancarnya Pilkades Selengen ini sukses, aman,lancar dan terkendali, atas nama BPD dan Pemerintah Desa Selengen mengucapkan terima kasih atas bantuan dukungan dan partisipasi semua pihak sehingga Pilkades ini berhasil dilaksanakan dengan menampilkan wajah baru.”Mudah-mudahan pemimpin yang terpilih dalam Pilkades ini bisa membawa dan memimpin Desa Selengen menuju perubahan kearah yang lebih baik dalam masa enam tahun kedepan,”harap Sudarmin.

Sabtu, 15 Desember 2012

GITA SWARA FM:



[Enter Post Title Here]


Berkembang & Berkelanjutan dengan Dukungan Tim Fundraising
13th December 2012 by habidin979 under News Telah di baca 89 kali 

LOMBOK – “Agar radio bisa terus mengudara dan program siarannya bermutu serta bervarisasi, minimal kita harus mendapatkan dukungan pendanaan Rp.2,5 juta per bulan.”
Target pendanaan ini disampaikan oleh Marjadi Spd, Direktur Radio Komunitas (Rakom) Gita Swara. Radio yang berlokasi di desa Jenggala, Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Timur ini memang berusaha keras untuk terus eksis dan menyapa komunitas yang menjadi pendengarnya. Karenanya, pengelola rakom yang berdiri November 2002 berusaha untuk mencari peluang pendanaan, memperluas jaringan dan menjalin kemitraan dengan banyak pihak.
“Program siaran yang bermutu dan bervariasi memang menuntut adanya dukungan pendanaan dari semua pihak.”
Untuk mengalang dukungan pendanaan dan kemitraan dari berbagai pihak, pengelola Rakom Gita Swara membentuk divisi dana dan ILM yang ditugaskan secara khusus untuk mencari dan menciptakan peluang-peluang pendanaan. Divisi yang berperan sebagai tim fundraising ini terdiri dari 2 orang dan bertugas mengidentifikasi pihak-pihak yang bisa diajak sebagai mitra atau donatur untuk mendukung keberlanjutan radio.
“Kami dibekali trik-trik khusus bagaimana melakukan pendekatan kepada calon mitra atau donatur. Misalnya, bagaimana mendekati tokoh atau pimpinan di instansi atau perusanaan tertentu agar mereka mau menerima tawaran kerja sama atau kemitraan dari kami,” kata Suhaerudin, ketua divisi dana dan ILM Rakom Gita Swara.
Meski divisi dana dan ILM secara khusus ditugaskan untuk menggalang dukungan pendanaan, mereka tidak bekerja sendiri. Direktur, manajer dan divisi yang lain juga ikut menopang kerja atau program-program yang mereka tawarkan. Misalnya, direktur dan manajer Gita Swara yang memiliki jaringan luas serta dikenal banyak pihak berperan sebagai “pembuka pintu” untuk melakukan fundraising. Merekalah yang memberikan rekomendasi pihak-pihak mana saja yang bisa didekati dan dikirimkan tawaran kerja sama. Mereka juga yang melakukan pembicaraan awal untuk menjajaki kerja sama tersebut.
Divisi dana dan ILM kemudian menindaklanjutinya dengan mengirimkan proposal penawaran dan melakukan presentasi jika diperlukan. Divisi program juga membantu merancang program-program yang berpotensi untuk ditawarkan dan menjadi minat perusahaan atau instansi yang didekati. Beberapa skema dukungan dan kemitraan yang ditawarkan adalah memasang ILM (Iklan Layanan masyarakat), talk show, pembelian airtime, ucapan selamat atau duka cita, liputan live, sampai support event yang diselenggarakan oleh Rakom Gita Swara.
Untuk meningkatkan dan menggairahkan kerja tim dana dan ILM ini, pengelola rakom juga memberikan insentif bagi setiap kerja sama atau dukungan pendanaan yang mereka dapat. “Kami memberikan insentif 10% sampai 20% dari total dana yang berhasil mereka dapat dari mitra atau donatur,” kata Baron Araruna, manajer Rakom Gita Swara. Insentif ini tidak hanya diberikan kepada personil dari divisi dana dan ILM, tapi juga kepada staf divisi lainnya yang punya inisiatif, ide tau program yang bisa ditawarkan kepada calon mitra atau donatur.
“Kami juga memberikan tunjangan kesehatan jika mereka sakit atau tunjangan kesejahteraan yang diberikan menjelang hari araya atau akhir tahun. Meski jumlahnya tidak terlalu besar, namun itu cukup berarti bagi staf yang sebagian besar bekerja secara part time atau volunteer,” kata Baron.
Marjadi menambahkan, bahwa pembuatan tim fundraising ini sangat berdampak pada kegiatan penggalangan dana yang dilakukan rakom gita swara serta menjamin keberlangsungan oparasional radio dan program-program siaran dan non siara yang mereka jalankan. Dari segi kuantitas, misalnya, jumlah dukungan pendanaan yang didapat rakom ini terus meningkat dari tahun ke tahun.
Kalau tahun-tahun sebelumnya mereka hanya bisa mendapatkan dana Rp.2 juta per tahun, dalam dua tahun terakhir mereka sudah bisa menjaring dana Rp.4 juta per tahun. Jumlah mitra dan donatur radio juga terus bertambah dan bervariasi karena divisi dana dan ILM secara intens mencari dan memperluas kemitraan dengan instansi dan perusahaan baru, serta melakukan perawatan kepada mitra yang sudah ada dengan menjaga komunikasi dan relasi dengan mereka. Bahkan, tahun ini mereka bisa menjalin kerja sama jangka panjang dengan beberapa instansi pemerintah dan perusahaan.
“Yang lebih penting, kami bisa bersiaran secara konsisten dan berkelanjutan, memiliki perangkat siaran yang memadai, serta merancang program-program siaran yang bervariasi dan bermutu bagi komunitas. Karena, ujung dari fundraising yang kita lakukan adalah untuk menjamin keberlanjutan siaran dan melayani komunitas dengan memberikan informasi dan hiburan,” kata Marjadi. (Hamid Abidin, Sekolah Fundraising PIRAC)

GITA SWARA FM: GITA SWARA FM:



“Sekali di Udara, Setahun di darat…”
12th December 2012 by habidin979 under News Telah di baca 130 kali     
Rasidi, Ketua JRK Lombok
LOMBOK – Judul di atas merupakan plesetan dari semboyan sebuah radio nasional yang sangat populer di kalangan pengelola rakom (radio komunitas) anggota JRK (Jaringan Radio Komunitas) NTB. Motto ini menjadi potret kondisi sebagian rakom di NTB sekaligus pelecut semangat mereka untuk terus berjuang keras agar tetap eksis dan mengudara.
“Kami malu kalau dibilang masuk dalam katagori rakom yang sekali di udara setahun di darat. Kami terus berusaha untuk sekali di udara, tetap di udara..,” kata Drs Rasidi, ketua JRK NTB.
Radio komunitas mulai berkembang di NTB pada tahun 2001 yang diawali oleh berdirinya sebuah radio di Kabupaten Lombok Barat. Meski berdiri secara illegal, radio ini dianggap memiliki peran yang baik dalam menyuarakan aspirasi komunitas setempat. Perkembangan rakom di NTB mencapai puncaknya pada tahun 2005 – 2006 dan mulai mengalami penurunan pada tahun 2007.
“Saat itu pengelola rakom mulai gelisah karena sulitnya mendapatkan ijin, sementara balmon (balai monitoring) aktif merazia. Akibatnya, radio yang muncul bagai jamur di musim hujan menjadi musnah akibat panas di musim kemarau” ujar Rasidi.
Rasidi menjelaskan bahwa sampai saat ini di NTB terdapat lebih dari 55 radio komunintas dan 40 diantaranya merupakan anggota JRK NTB. Rakom tersebut umumnya tersebar di kabupaten Lombok dengan rata-rata 4 – 6 radio di masing-masing kabupaten. “Hanya di Pulau Sumbawa yang jumlah radio komunitasnya masih minim, “ katanya.
Sementara dari keseluruhan radio komunitas anggota JRK NTB, yang masih aktif bersiaran hanya 24 radio. Sebagian besar rakom berhenti siaran karena faktor teknis, seperti  peralatan rusak akibat listrik yang sering padam atau disambar petir. Kendala teknis ini menjadi tantangan terbesar bagi radio komunitas di NTB. Salah satu karakter atau kekhasan dari rakom NTB adalah bahasa yang digunakan dalam bersiaran yang umumnya menggunakan bahasa Sasak dan musik atau lagu-lagu yang diputar di radio sebagian besar merupakan musik Sasak.
Jika dilihat dari inisiatif pendiriannya, sebagian besar rakom di NTB diinisiasi oleh para hobiis atau orang yang memang hobi atau senang bersiaran di radio. Tak banyak radio yang pendiriannya diinisiasi oleh komunitas. Ada juga radio yang didirikan karena adanya proyek pemerintah atau donor tertentu, atau didirikan hanya untuk coba-coba atau ikut-ikutan saja. Misal, radio yang didirikan hanya karena desa tetangga mendirikan dan mengelola radio.
“Radio yang dikelola hobiis umumnya lebih banyak bertahan karena didanai dan diupayakan untuk terus hidup oleh pendirinya yang memang hobi dan mencintai radio “ jelas Rasidi.
Rasidi menambahkan, keberlanjutan Rakom NTB dipengaruhi oleh dua faktor. Pertama,  keaktifan dari komunitasnya itu sendiri yang merasa memiliki rakom dan berusaha agar rakom tetap hidup. Sumber pendanaan rakom ini sebagian besar berasal dari komunitas, meski bentuk dukungan tidak dalam bentuk uang  tunai dan pemberiannya tidak rutin.
Kedua, keaktifan dari pengurus rakom yang selalu berusaha untuk memperluas jaringan dan menggalang dukungan dan pendanaan bagi keberlajutan rakomnya. Sumber pendanaan utama rakom ini berasal dari pengurus rakom,  baik dari kantongnya sendiri maupun dari keaktifan mereka dalam mencari sumber pendanaan. Mereka juga  getol mencari peluang dan dukungan dengan menawarkan ILM atau talkshow, kerja sama dengan pemerintah, LSM maupun perusahaan swasta, manawarkan talkshow, bekerja sama dengan perusahaan, dan sebagainya.
Rakom yang masih eksis umumnya dikelola oleh pengurus yang aktif berjejaring dengan banyak pihak sehingga dia tahu peluang-peluang yang ada dan memanfaatkannya. Missal, mereka aktif berhubungan dengan pemda setempat, aktif di berbagai forum, melakukan liputan, dll.
“Kalau pengurusnya tidak aktif dan ogah-ogahan, meski komunitasnya menuntut tetap bersiaran, radio tak akan terus eksis..”
Rasidi menjelaskan bahwa sebagian besar rakom di NTB bertahan dan berkelanjutan dengan strategi fundraising On Air atau kegiatan fundraising yang dikaitkan dengan kegiatan siaran. Misal, membuat  dan menayangkan ILM, menayangkan talkshow, siaran langsung, atau menawarkan waktu jadwal siaran untuk program tertentu, seperti sandiwara radio, dll. Strategi ini banyak dipilih karena relevan dengan kapasitas yang dimiliki oleh pengelola radio dan tidak membutuhkan SDM yang besar.
“Belum banyak yang mencari dana untuk operasional siaran melalui Off air, seperti membuat event atau mengelola usaha yang memang membutuhkan SDM yang banyak dan kapasitas khusus,” jelasnya.
Sementara kendala yang dihadapi dalam melakukan fundraising adalah kemampuan meyakinkan donator atau mitra, baik pada saat ketemu ataupun setelah mendapatkan dana. Pada saat menjajaki dukungan atau kerja sama mereka sudah kesulitan untuk meyakinkan calon mitra atau donatur bahwa mereka bisa menyiarkan iklan atau programnya sesuai dengan jumlah atau frekuensi yang dijanjikan. Hal ini disebabkan Karena radionya sering tidak bisa beroperasi karena perangkat rusak, tersambar petir atau mati lampu. Sementara tantangan yang dihadapi pasca kerja sama adalah menyampaikan laporan atau pertanggungjawaban program atau keuangan. Selain itu, Mereka tidak bisa memelihara hubungan dan melaporkan manfaat atau dampak dari program.
“fakta  di lapangan menunjukkan bahwa program itu bermanfaat besar bagi masyarakat, tapi mereka sendiri tidak bisa menyajikan laporannya atau menyampaikan manfaat yang didapat dari program,” jelas Rasidi. Selain itu, sulitnya mendapatkan ijin siaran juga berpengaruh terhadap kegiatan  siaran dan fundraising. “Mereka takut dan ragu-ragu untuk bekerja sama dalam jangka panjang khawatir di tengah jalan radionya ditutup. Gimana dengan kelanjutan kerja samanya kalau rakomnya ditutup atau dirazia”. (Hamid Abidin/ Sekolah Fundraising PIRAC)JRK Lombok, JRKI, PIrac, Raddio Komunitas, Rakom, Sekali di udara, Sekolah Fundraising Pirac

Warning: mkdir() [function.mkdir]: Permission denied in /home/pirac/public_html/wp-content/plugins/facebook-like-and-comment/comments.php on line 12

Warning: file_get_contents() [function.file-get-contents]: Unable to find the wrapper "https" - did you forget to enable it when you configured PHP? in /home/pirac/public_html/wp-content/plugins/facebook-like-and-comment/comments.php on line 17

Warning: file_get_contents(https://graph.facebook.com/comments/?ids=http://fundraisingmedia.info/blog/2012/12/12/sekali-di-udara-setahun-di-darat/) [function.file-get-contents]: failed to open stream: No such file or directory in /home/pirac/public_html/wp-content/plugins/facebook-like-and-comment/comments.php on line 17

Warning: Invalid argument supplied for foreach() in /home/pirac/public_html/wp-content/plugins/facebook-like-and-comment/comments.php on line 19

Warning: file_put_contents(/home/pirac/public_html/wp-content/fb-comment-cache/wp_268) [function.file-put-contents]: failed to open stream: No such file or directory in /home/pirac/public_html/wp-content/plugins/facebook-like-and-comment/comments.php on line 34